Selasa, 22 Mei 2012

TEKNIK YANG DAPAT DILAKUKAN GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN DALAM PROSES PEMBELAJRAN


A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Pengertian lain dari pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
Melihat dari gambaran di atas dapat kita ketahui bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan. Untuk membelajarkan peserta didik, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
B. Hambatan Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan pedoman yang digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan dan menyajikan bahan pembelajaran, atau aktivitas kerja guru dan siswanya. Guru diharapkan merencanakan dan menyampaikan pengajaran, karena semua itu memudahkan siswa dalam belajar.
Hadari Nawawi berpendapat bahwa :Perencanaan berarti menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.
Kaufman mengatakan bahwa “Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai”. Perencanaan berkaitan dengan penentuan dengan apa yang akan dilakukan, perencanaan mendahului pelaksanaan karena perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membantu, membimbing, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
Dari pengertian di atas, maka perencanaan pengajaran dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, menggunakan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan pembelajaran merupakan proses yang sebaiknya dikembangkan oleh guru meliputi :
  1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran pada umumnya dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan dan kemampuan intelektual. Domain afektif mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan dan minat. Domain psikomotor mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak (motor).
Merumuskan tujuan pembelajaran bukan sekedar membuat suatu tujuan. Tetapi harus dirumuskan berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu, tujuan pembelajaran dijabarkan dari kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum.
2.      Pengorganisasian Materi
Pengorganisasian materi pengajaran bertujuan untuk menetapkan pokok-pokok materi yang akan diajarkan dengan membuat ringkasan. Setiap pokok materi harus selalu disesuaikan dengan tujuan instruksional. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan atau perkembangan siswa pada umumnya, terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan, serta mencakup hal-hal yang bersifat faktual ataupun konseptual.
Untuk mendapat kemudahan dalam mengajarkan materi, sebaiknya guru mengidentifikasi jenis-jenis mater yang harus dipelajari siswa. Hal ini disebabkan karena setiap jenis materi apakah termasuk fakta, konsep, prinsip dan prosedur, memerlukan strategi, metode dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
3.      Pemilihan Metode
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan metode secara akurat guru akan mampu mencapai tujuan instruksional.
Tardif berpendapat bahwa:
Metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi kepada siswa.
Dalam pemilihan metode mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu anak didik, tujuan, situasi, fasilitas dan guru. Karena itu, guru harus kreatif dalam pemilihan metode yang tepat dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
4.      Pemilihan Media/ Sumber Belajar
Media/sumber belajar merupakan sarana untuk membantu proses belajar siswa. Pendidikan yang berkualitas menuntut dukungan pemilihan sumber belajar serta alat bantu yang memadai berupa buku yang memungkinkan siswa memperoleh bahan yang luas untuk mempermudah dalam penerimaan pelajaran.
Sarana dan sumber belajar yang memadai akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk menunjang efektivitas dan kreativitas belajar siswa.
5.      Menentukan Bentuk Prosedur Penilaian Hasil Belajar
Upaya untuk menentukan bentuk prosedur penilaian hasil belajar adalah dengan pengukuran kemajuan belajar siswa. Mengukur dan menilai sampai seberapa dalam penguasaan siswa terhadap pelajaran. Dalam hal ini melakukan evaluasi kepada siswa yang meliputi beberapa tes diantaranya tes lisan, tes tulis dan tes perbuatan. Dari hasil evaluasi inilah dapat dilakukan pengukuran terhadap tujuan pembelajaran yang telah dibuat, apakah tujuan tersebut telah dicapai atau tidak.
6.      Menentukan Langkah-Langkah Pembelajaran
Peningkatan kualitas pendidikan erat kaitannya dengan penentuan langkah-langkah pembelajaran sesuai kurikulum serta proses belajar yang akan dilaksanakan. Hal tersebut meliputi pengelolaan Lembaga Penyelenggaraan Pendidikan, mengembangkan program pendidikan dan pengajaran dalam bentuk penetapan kurikulum serta proses kegiatan belajar, proses pembelajaran yang memperhatikan unsur keterampilan, pengadaan dan pengembangan tenaga pengajar, pendidikan dan pengarahan kepada peserta didik di bidang keterampilan, pengadaan dan penataan sarana serta fasilitas pendidikan, proses sistem penilaian program dari unsur keterampilan siswa.
7.      Menetapkan Alokasi Waktu dalam Penyampaian Pokok Bahasan Kepada Siswa
Sebelum seorang guru mengajar, maka sebaiknya guru membuat jadwal untuk menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan pada jam pelajaran di kelas. Kesesuaian waktu yang ditetapkan dengan baik akan turut menentukan tercapainya tujuan pembelajaran.
Dalam hal menetapkan alokasi waktu harus memperhatikan kesukaran materi, luas, ruang lingkup atau cakupan materi serta tingkat pentingnya materi yang dipelajari.
8.      Penyajian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Secara Tertulis
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan persiapan guru mengajar untuk tiap pertemuan-pertemuan. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar lebih efektif dan efisien.
Sebelum melaksanakan pengajaran, guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP berfungsi sebagai skenario proses pembelajaran agar lebih mempermudah, dan menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih terarah  pada tujuan pembelajaran.
C. Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran erat kaitannya dengan penciptaan lingkungan yang memungkinkan siswa belajar secara aktif, pengembangan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa, penyesuaian dengan rencana kegiatan dan pengelolaan kelas. Proses belajar mengajar harus berorientasi kepada lingkungan tanpa mengabaikan prinsip-prinsip kepribadian, dan hasil pendidikan harus bermanfaat dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil dari proses apabila peserta didik terlibat secara aktif baik fisik maupun mental dalam proses belajar mengajar.
Adapun beberapa kemampuan yang harus dimiliki seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu:
  1. Kemampuan Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari sehingga usaha tersebut memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar.
Kegiatan ini dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Pra pembelajaran ini juga dapat dilakukan oleh guru dengan memperhatikan kehadiran, kerapian, ketertiban dan perlengkapan pelajaran siswa.
2.      Kemampuan Menguasai Pelajaran
Guru harus mampu menguasai bahan atau materi yang akan diajarkan kepada siswa agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Rincian materi harus memperjelas dan relevan dengan tema atau pokok bahasan yang akan diajarkan dan harus mempunyai nilai aplikasi yang tinggi.
3.      Kemampuan Memberi Penjelasan
Kemampuan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematika untuk menunjukkan hubungan yang satu dengan yang lain. Tujuan memberikan penjelasan yaitu membimbing murid untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
4.      Kemampuan Menggunakan Metode Pengajaran
Dalam menggunakan metode pengajaran, guru sebaiknya menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas juga jumlah siswa yang ada di dalam kelas. Metode yang direncanakan harus melibatkan aktivitas siswa dalam proses berupa observasi keterampilan kegiatan keahlian siswa proses belajar mengajar secara terkombinasi.
Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, simulasi, kerja kelompok, karya wisata dan sosio drama.
5.      Kemampuan Memanfaatkan Media Pengajaran
Dalam proses belajar mengajar media sangat dibutuhkan karena bila dalam kegiatan pengajaran, ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu yang dapat disajikan sebagai penyalur pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa sembarangan menurut kehendak hati guru tetapi harus memperhatikan dan menyesuaikan antara media yang digunakan dengan tujuan pembelajaran.
Dalam menggunakan media pengajaran guru hendaknya memperhatikan syarat umum di bawah ini :
1.      Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
2.      Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
3.      Media pengajaran harus sesuai dengan kondisi individu siswa.
4.      Kemampuan Bertanya dan Menanggapi Respon Siswa
Dalam proses belajar mengajar, bertanya merupakan keterampilan yang sangat penting dimiliki. Sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak yang positif terhadap siswa.
Pertanyaan yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa yang penyampaiannya sedapat mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami. Usahakan agar tidak menimbulkan rasa takut atau segan kepada siswa yang dapat mempengaruhi jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Sebaiknya pertanyaan yang diberikan berkesan agar siswa tidak merasa tertekan dan berani untuk menjawab pertanyaannya.
6.      Kemampuan Melibatkan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Peran aktif dari siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai tujuan instruksional. Guru diharapkan mampu untuk menyiapkan kondisi psikologis siswa dalam pembelajaran agar dapat tenang dalam menerima pelajaran yang diberikan.
7.      Kemampuan Menggunakan Waktu yang Efisien
Salah satu hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah soal waktu. Seringkali seseorang mengajar tidak dapat mengendalikan waktu. Akibatnya bisa terjadi bahan pelajaran sudah selesai, namun waktu masih panjang. Atau sebaliknya, waktu sudah habis, bahan belum tuntas. Hal ini membawa pengaruh terhadap proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Sebab itu, diperlukan tenaga pengajar yang mampu untuk membuat pengaturan waktu yang akurat dan efektif.
Pengaturan waktu dikatakan baik apabila ada kesesuaian antara waktu yang digunakan sebagai materi pelajaran. Materi yang cukup sulit tentu membutuhkan waktu yang lebih lama daripada materi yang cukup mudah,  begitu pun dengan materi pelajaran yang membutuhkan praktek di laboratorium dan yang tidak membutuhkan praktek.
8.      Kemampuan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Usaha guru dalam mengakhiri kegiatan pelajaran dapat dilakukan guru dengan meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan. Selain itu, mengakhiri pelajaran ini dapat berupa saran-saran misalnya meminta siswa untuk mempelajari kembali di rumah tentang bahan yang baru saja dipelajari.
D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
1.      Pengertian Kurikulum
Istilah Kurikulum berasal dari bahasa Latin “Curriculum”, sedang menurut bahasa Perancis “Cuurier” artinya “to run” berlari. Istilah kurikulum awalnya dipakai dalam dunia olahraga dengan istilah “Curriculae”, yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal sampai akhir. Dari dunia olahraga, istilah kurikulum masuk ke dunia pendidikan yang berarti sejumlah mata kuliah di perguruan tinggi.[21]
Sedangkan menurut Hafni Lajid dalam bukunya: “Pengembangan Kurikulum” (2005) memberikan definisi sebagai berikut :
  1. Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah dan harus dilaksanakan dari tahun ke tahun.
2.      Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis untuk digunakan para guru dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik.
3.      Kurikulum adalah suatu usaha yang menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah.
4.      Kurikulum dapat diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran, dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan.
5.      Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
Dari beberapa sumber, dapat kita temukan bahwa kurikulum dapat dimaknai dalam tiga konteks, yaitu :
  1. Kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran, sering dihubungkan dengan usaha untuk memperoleh ijazah.
  2. Kurikulum sebagai pengalaman belajar, mengandung makna bahwa kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah, asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah).
  3. Kurikulum sebagai perencanaan program belajar, yang nampaknya diikuti pula oleh para ahli kurikulum dewasa ini, seperti Donald E. Orlosky dan B. Othanel Smith dan Peter F. Oliva, yang menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adalah sebuah perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah.
  4. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing tingkat satuan pendidikan. KTSP dikembangkan oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/ madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan/ kantor Depag Kab/Kota untuk pendidikan dasar dan dinas pendidikan/ kantor Depag untuk pendidikan menengah dan pendidikan khusus.
Jadi, KTSP merupakan suatu kurikulum yang disusun oleh masing-masing satuan pendidikan dan guru diberikan otonomi dalam menjabarkan kurikulum yang tetap mengacu pada Standar Isi Dan Standar Kompetensi Lulusan produk Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
2.      Perbedaan KBK dan KTSP
Puskur menyatakan bahwa KBK merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan. Batasan tersebut menyiratkan bahwa KBK dikembangkan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh kompetensi dan kecerdasan yang mampu dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Dalam arti, melalui penerapan KBK, tamatan diharapkan memiliki kompetensi atau kemampuan akademik yang baik, keterampilan untuk menunjang hidup yang memadai, pengembangan moral yang terpuji, pembentukan karakter yang kuat, kebiasaan hidup yang sehat, semangat bekerjasama yang kompak, dan apresiasi estetika yang tinggi terhadap dunia sekitar. Berbagai kompetensi tersebut harus berkembang secara harmonis dan berimbang.
Sementara itu, KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/ sekolah. Terkait dengan penyusunan KTSP ini, BSNP telah  membuat panduan penyusunan KTSP. Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/ MI/ SDLB, SMP/ MTs./ SMPLB, SMA/ MA/ SMALB, dan SMK/ MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
Berdasarkan pengertian tersebut, perbedaan esensial antara KBK dan KTSP tidak ada. Keduanya sama-sama seperangkat rencana pendidikan yang berorientasi pada kompetensi dan hasil belajar peserta didik. Perbedaannya nampak pada teknis pelaksanaan. Jika KBK disusun oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Depdiknas, KTSP disusun oleh tingkat satuan pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah yang bersangkutan, walaupun masih tetap mengacu pada rambu-rambu nasional panduan KTSP yang disusun badan independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Jadi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu hanya saja Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) disusun oleh Depdiknas sedangkan KTSP disusun oleh satuan pendidikan/sekolah masing-masing.
E. Teknik Guru Mengatasi Hambatan dalam Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, seorang guru sebagai tenaga profesional dituntut untuk mempunyai kompetensi dalam memahami kurikulum dan mampu menjabarkannya dalam implementasi di lapangan melalui pengembangan silabus dan rencana pembelajaran.
Rencana pembelajaran merupakan kegiatan yang harus disiapkan oleh guru dalam proses pembelajaran, karena pengalaman belajar merupakan jabaran dari silabus dan rencana pembelajaran. Guru yang tidak mempunyai kompetensi dalam memahami kurikulum akan dihadapkan pada kesulitan untuk menjabarkan dan mengembangkan kompetensi dasar menjadi silabus, yang selanjutnya dijabarkan lagi dalam bentuk rencana pembelajaran.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam rencana pembelajaran yaitu:
  1. Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta mater dan sub materi pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan di dalam silabus.
  2. Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi
  3. Menggunakan metode dan media yang sesuai dan dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran.
Sedangkan dalam melaksanakan pembelajaran guru harus memiliki beberapa kompetensi yaitu: keterampilan membuka pelajaran, menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan mengelola kelas, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan dan memberi variasi. Penguasaan kompetensi-kompetensi ini sangat membantu guru dalam mengajar.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:
  1. Sebelum guru tampil di depan kelas untuk mengelola interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa yang dikontakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat mendukung proses belajar mengajar. Dengan modal penguasaan bahan, guru dapat menyampaikan materi pelajaran secara dinamis.
  2. Guru harus mengenal, memahami dan menguasai berbagai metode mengajar serta kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
  3. Guru harus mengenal, memahami dan menguasai media yang akan digunakan sebagai alat bantu dalam mengajar
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa teknik yang harus dilakukan guru untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam perencanaan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran adalah dengan memilih kompetensi dalam memahami kurikulum, tingkah laku anak didik, ilmu pengetahuan, dan terampil dalam membelajarkan siswa. Kompetensi tersebut merupakan pengetahuan yang harus dikuasai guru agar tidak terjadi spekulasi dalam mengajar dan sekedar pemberian tugas untuk mencatat materi saja tanpa ada penjelasan lebih lanjut.

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses Sertifikasi Guru, (Cet. I; Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), h. 287.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2003),   h. 57.
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Cet. III; Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 16.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 2.
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Cet. III; Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 2.
Abdul Majid, op.cit., h. 17.
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Cet. XX; Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 34.
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 2.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Cet. XII; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 201.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. II; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 5.
Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Cet. II; Yogyakarta : Pustaka P

Senin, 21 Mei 2012

Merancang Media Pembelajaran Bahasa Inggris


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pembelajaran  merupakan sebuah proses menuju  tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hal ini,  proses pembelajaran sangatlah menentukan hendak kemana anak didik itu akan dibawa. Berbagai macam model pembelajaranpun dilaksanakan untuk meraih tujuan yang ideal. Karena proses pembelajaran merupakan bagian yang integral dari pendidikan.
Akan menjadi sebuah kesulitan bagi guru apabila kurang memahami teori pembelajaran dan penggunaan media, proses belajar mengajar yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan. Disinilah sejatinya peran seorang pendidik untuk memilih peran-peran penting yang sekiranya akan ketika mengajar didepan peserta didik.
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media Pembelajaran digunakan sebagai bahan ajar dalam rangka memudahkan siswa – siswi dalam menangkap materi peajaran. Hal ini tentu membutuhkan sebuah keuletan seorang pengajar / guru dalam membimbing murid di dalam kelas, supaya siswa lebih mudah untuk cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan - permasalahan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran dapat berjalan baik jika didukung oleh berbagai komponen pembelajaran yang berjalan sinegis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu komponen pembelajaran yaitu media pembelajaran.
Dalam Kegiatan Belajar mengajar di dalam kelas, setiap siswa tentu memiliki intelegensi yang berbeda – beda baik laki – laki maupun perempuan, itulah sebabnya mengapa media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan penggunaan media, tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan dengan baik. Media yang dapat mengubah perilaku siswa (behaviour change) dan meningkatkan hasil belajar siswa tertentu, tidak dapat berlangsung secara spontanitas, namun diperlukan analisis yang komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Aspek-aspek tersebut diantaranya tujuan, kondisi siswa, fasilitas pendukung, waktu yang tersedia dan kemampuan guru untuk menggunakannya dengan tepat. Semua aspek tersebut perlu dituangkan dalam sebuah perencanaan pembuatan media.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang “Merancang Media Pembelajaran Bahasa Inggris”
B. Perumusan Masalah
Dari Uraian Latar Belakang diatas dapat kita rumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana sistematika perencanaan Media Pembelajaran Bahasa Inggris?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Teori Belajar
A.1.  Pengertian Pembelajaran
Suatu proses belajar harus ad interaksi anatara siswa dan guru. Hal ini harus terjadi agar dalam suatu PBM (proses belajar mengajarar) tidak terasa monoton dan hanya bisa berinterksi satu arah. Interaksi siswa dan guru yang baik akan dapat meningkatakan atau memajukan proses belajar mengajar yamg baik.
Interaksi ini mencakup segala hal yang terjadi dalam proses pembelajaran Saat guru menerangkan suatu pelajaran dan siswa dapat menanggapi dengan baik memperhatikan guru, ini yang disebut interaksi yang tidak monoton. Dalam hal interksi seperti ini jika guru bertanya dan murid bisa menjawab ini juga interaksi yang tidak monoton.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam tulisan ini dimaksud dengan interaksi dalam proses pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa sehingga mendapatkan suasana yang kondusif dalam upaya memajukan suatu proses pembelajaran.
Sedangkan belajar merupakan proses memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap. Gagne (1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman.
Menurut Gagne dalam Yamin, 2005: 17, belajar merupakan kegiatan yang kompleks dimana setelah belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikirannya karena belajar merupakan proses kognitif. Lingkungan sekitar banyak mempengaruhi sikap dan perilaku masing-masing individu, seperti pola berfikir, bertindak, berbicara, sikap, gaya bahasa, watak dan lain sebagainya. Lingkungan pendidikan terdiri dari rumah tangga, sekolah, dan lingkungan lainnya.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar suatu adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (apektif).

A.2. Pembelajaran Bahasa Inggris SMA
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan dan tulis yang direalisasikan dalam 4 keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat Literasi mencakup performative, fungsional, infomational dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan kedalam bahasa sasaran.
Pembelajaran bahasa Inggris ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional, yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi. Tinggi literasi epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik karena bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing.
Adapun tujuan dan ruang lingkup pembelajaran bahasa inggris bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.       Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional.
b.      Memiliki kesadaran tentang hakekat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
c.       Mengembangkan peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Inggris :
a.       Mengembangkan kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris, baik dalam bentuk lisan atau tertulis. Kemampuan berkomunikasi meliputi mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).
b.      Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa baik bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu melalui perbandingan kedua bahasa tersebut.
c.    Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian siswa dapat melintasi budaya dan melibatkan diri dalam keragaman.

B.       Media
1.      Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

2.      Fungsi Media Pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar.
Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

b. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal.
Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa

3.      Macam-macam Media

Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a.       Media auditif
Media yang hanya mengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, peringan hitam.media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran
b.      Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c.       Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Media ini dibagi dalam:
1.      Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti video kaset
2.      Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.








BAB III
PEMBAHASAN

A. SISTEMATIKA PERENCANAAN MEDIA
1. Hakikat Perencanaan Media
Dilihat dari pengadaannya media dapat menggunakan yang sudah ada yang dibuat oleh pihak tertentu (produsen media) dan kita dapat langsung menggunakannya, begitu juga media yang sifatnya  alamiah yang tersedia dilingkungan sekolah juga termasuk yang  dapat langsung digunakan. Selain itu, kita juga dapat membuat  media sendiri sesuai dengan kebutuhan. Disinilah diperlukannya  perencanaan, jika kita memiliki media dengan cara membeli yang sudah ada, kegiatan perencanaan media tidak terlalu banyak dilakukan, cukup dengan mencocokan materi yang akan diajarkan dengan media yang tersedia. Berbeda halnya jika kita membuat media sendiri berdasarkan kebutuhan, dalam hal ini diperlukan analisis terhadap berbagai aspek, sehingga pas dengan kebutuhan.
Bila kita akan membuat program media pembelajaran kita  diharapkan dapat melakukannya dengan persiapan dan  perencanaan yang teliti. Dalam membuat perencanaan itu ada beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab. Pertama kita perlu bertanya mengapa kita ingin membuat program media itu? Apakah pembuatan media tersebut ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran tertentu untuk mencapai tujuan tertenu pula? Untuk siapakah program media tersebut kita buat? Untuk orang dewasakah, anak-anak, mahasiwakah, siswa Sekolah Dasarkah atau masyarakat pada umumnya? Kalau kita sudah mengetahui siapa sasaran kita, pertanyaan kita belum selesi, masih perlu ditanyakan bagaimana karakteristik sasaran siswa tersebut? Betulkan media yang kita buat tersebut betul-betul dibutuhkan oleh mereka? Perubahan perilaku apa yang diharapkan akan terjadi pada diri siswa setelah menggunakan media tersebut? Sebaliknya jika siswa tidak menggunakan media tersebut apakah akan terjadi kerugian secara intelektual? Kita perlu juga memikirkan materi apa yang perlu disajikan melalui media itu supaya pada diri siswa terjadi perubahan perilaku yang nyata sesuai harapan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak hanya menjadi pemikiran dan ide-ide semata, namun harus ditindak lanjuti dengan cara menuliskannya sehingga akan terwujud sebuah dokumen perencanaan media. Jadi hakikat perencanaan tidak cukup dengan niat dan ide cemerlang dalam membuat media, namun perlu dipersiapkan dalam bentuk naskah perencanaan media.

B.  LANGKAH-LANGKAH PERANCANGAN MEDIA PADA MODEL ASSURE

Langkah - langkah perancangan media pada model ASSURE:
1.      Analyze  learners.
Menganalisis peserta didik
Peserta didik adalah siswa MAN 3 Sungai Penuh.
Dalam menganalisis, ada tiga hal yang harus diperiksa:
a.       Karakteristik umum
Objek untuk dianalisis adalah siswa kelas X MAN 3 Sungai Penuh. Terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 30 tiap kelasnya yang penguasaan kosa kata dalam bahasa ingris sangat kurang sekali. Perempuan lebih dominan dibanding laki-laki. Mayoritas siswa dari golongan kelas menengah ke bawah. Siswa berdomisili di Pendung Tl. Genting, Talang, Koto Baru, Pulau Pandan, Pengasi, Seleman dan Terutung . Jadi dapat dikatakan berasal dari etnis yang sama dengan logat bahasa yang tidak jauh berbeda.
b.      Kompetensi spesifik
Dalam KBM Bahasa Inggris, terutama pada materi Speaking siswa banyak yang penguasaan kosa katanya kurang . Sehingga materi ini dianggap sangat sulit bagi siswa. Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa adalah siswa mampu mengung-kapkan makna dalam teks monolog sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: recount, narrative, dan procedure. Siswa memerlukan media agar mempermudah pemahaman konsep abstrak ini.
c.       Gaya belajar
Tiap siswa meiliki gaya belajar yang berbeda. Namun ketika siswa melihat suatu tayangan video, rasa ingin tahu meningkat sehingga dapat menggunakan media audiovisual.
2.    Stated Objectives
      -         Menjawab pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure
-         Melakukan teks monolog lisan berbentuk procedure
 -         Mempresentasikan teks monolog lisan berbentuk procedure
3.    Selected metode, media and materi
a.     Metode pembelajaran yang lebih cocok digunakan dalam kondisi ini adalah metode Total Physical Response dan metode Tanya jawab.
b.      Media yang cocok untuk dipadukan adalah media gambar, audiovisual, yang didalamnya terdapat materi,konsep-konsep, simulasi, video, dan soal tes.
c.       Materi yang diajarkan adalah Teks monolog berbentuk procedure

4.    Utilize media and materials
Langkah-langkah:
a.       Preview materi
Guru mereview sedikit materi yang lalu untuk memotivasi siswa dan menghubungkan konsep yang lalu (yang telah dipelajari) dengan konsep baru yang akan diajarkan. Sehingga diharapkan siswa dapat termotivasi dan membangun konsep yang berkelanjutan. Guru menyiapkan materi yang akan dijarkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b.      Siapkan bahan
Bahan atau media yang dibutuhkan adalah video simulasi, simulais dry lab, slide yang berisi materi dan soal tes.
c.       Siapkan lingkungan
Dengan menggunakan metode diskusi kelas, siswa berkelompok agar dapat saling berdiskusi tentang materi yang diajarkan. Siswa secara individu menjawab soal yang telah disediakan.
d.      Peserta didik
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kepada siswa agar siswa mengetahui tujuan belajar dan kompetensi yang harus dikuasai.
e.       Memberikan pengalaman belajar
Karena belum tersedia alat yang memadai untuk simulasi tentang Teks monolog berbentuk procedure, dengan menayangkan media ini diharapkan dapat member pengetahuan baru kepada siswa

5.    Require Learner Participation
Untuk meningkatkan partisipasi, maka digunakan metode Total Physical Response dan Tanya jawab sehingga rasa ingin tahu siswa meningkat. Dengan bertanya siswa diharapkan mampu membangun pemikiran yang kritis.

6.    Evaluate and Revise
Guru mengevaluasi apakah metode dan media yang digunakan dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini diidentifikasi dengan cara pengerjaan soal tes yang tersedia. Jika belum mencapai tujuan maka model ini direvisi kembali agar ke depannya lebih maksimal.




Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah                 :     SMA/MA .............................
Mata Pelajaran                :     Bahasa Inggris
Kelas/Semester                 :     X / 1
Alokasi Waktu                 :     2 x 45 menit ( 1x pertemuan )
Topik Pembelajaran       :     Procedure
Pertemuan Ke                  :

A.     Standar Kompetensi
                  Berbicara
1. Mengungkapkan makna  dalam teks fungsional pendek dan monolog berbentuk recount, narrative dan procedure sederhana  dalam konteks kehidupan sehari-hari.

B.     Kompetensi Dasar
1.1             Merespon makna dalam teks monolog sederhana yang menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dalam teks: recount, narrative, dan procedure.
2.1             Mengung-kapkan makna dalam teks monolog sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: recount, narrative, dan procedure.

C.     Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Pencapaian Kompetensi
Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
§ Menjawab pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure
§ Melakukan teks monolog lisan berbentuk procedure
§ Mempresentasikan teks monolog lisan berbentuk procedure
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, mandiri


Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif :
§  Percaya diri (keteguhan hati, optimis).
§  Berorientasi pada tugas (bermotivasi, tekun/tabah, bertekad, enerjik).
§  Pengambil resiko (suka tantangan, mampu memimpin)
§  Orientasi ke masa depan (punya perspektif untuk masa depan)

D.     Tujuan Pembelajaran
                  Pada akhir pembelajaran siswa dapat :
·         Siswa dapat menjawab pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure
·         Siswa dapat melakukan teks monolog lisan berbentuk procedure
·         Siswa mempresentasikan teks monolog lisan berbentuk procedure

E.     Materi Pokok
1.      Teks monolog berbentuk procedure, contohnya:

How to Make Gudeg Jogja (Green Jack Fruit Sweet Stew)
Ingredients:
-    5 onions
-   10 candlenuts
-   10 garlic cloves
-   4 bay Leaves
-   1/2 lb. (250g) green jack fruit
-   2-1/2 tsp. (12g) coriander seeds
-   1-1/4 tsp. (6g) cumin
-   1/4 cup (62ml) coconut sugar
-   2 cups (500ml) coconut milk
-   2 tsp. (30g) tamarind
-   2 lb. (1kg) chicken (cut into small pieces with bone)
-   5 cups (1.25l) water
-   2 inches bruised galangal

Instructions:
-  First, cut green jack fruit 1 inch thick. Wash and boil until tender.
-  Next, ground onions, candle nuts, sauté paste, bay leaves, and galangal until fragrant.
-  Add the chicken pieces, stir fry until chicken changes clour.
-  Then, pour 4 cups of water and coconut sugar, bring to a boil.
-  Add the green jack fruit and simmer until the chicken and vegetables are tender.
-  Finally, add coconut milk 5 minutes before it’s done, bring back to a boil. Serve  hot with ice.
- This dish is sweet and usually served with shrimp cracker
2.      Procedure text can be explained as bellow:
Social function  :  to describe how something is accomplished through
                             a sequence of actions or steps.
Generic structure:
-  Goal.
-  Materials (not required for all procedural texts)
-  Steps (a series of steps oriented to achieving the goal)

F.      Metode Pembelajaran/Teknik:
Total Physical Response

G.     Strategi Pembelajaran
Tatap Muka
Terstruktur
Mandiri
§  Bertanya jawab tentang pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure.
§  Membahas unsur dan langkah retorika dalam pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure.
§  Membahas ciri-ciri leksikogramatika.
§  Membacakan cerita kepada kelompok atau kelas (monolog).
§  Menceritakan kembali cerita kepada kelompok atau kelas (monolog).
§  Membahas kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan kegiatan terstruktur dan mandiri.

§  Dengan kelompok belajarnya, siswa diberi tugas untuk melakukan hal-hal berikut, dan melaporkan setiap kegiatan kepada guru, a.l. tentang tempat, siapa saja yang datang, kesulitan yang dihadapi.
§  Bertanya jawab tentang isi cerita (karakter, setting, plot) yang sudah dibaca, ditonton, dan/atau didengar dengan kelompok belajarnya
§  Membahas unsur dan langkah retorika dalam teks naratif.
§  Membahas ciri-ciri leksikogramatika.
§  Membacakan cerita kepada kelompok (monolog).
§  Menceritakan kembali cerita kepada kelompok (monolog).

§  Siswa melakukan berbagai kegiatan terkait dengan wacana berbentuk naratif di luar tugas tatap muka dan terstruktur yang diberikan guru.
§  Siswa mengumpulkan setiap hasil kerja dalam portofolio, dan melaporkan hal-hal yang sudah diperoleh serta kesulitan yang dihadapi secara rutin kepada guru.


Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
§  Kegiatan Awal  (10’)
-      Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)
-      Mengecek kehadiran siswa (nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin)
-      Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter
-      Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD
-      Siswa berdiskusi mengenai pertanyaan yang tertera di buku teks

§  Kegiatan Inti (70’)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru:
§  Memberikan stimulus berupa pemberian materi pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure.
§  Mendiskusikan materi bersama siswa  (Buku : Bahan Ajar Bahasa Inggris mengenai pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure.
§  Memberikan kesempatan pada peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure.
§  Siswa diminta membahas contoh soal dalam Buku : Bahan Ajar Bahasa Inggris mengenai pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru:
§  Membiasakan siswa membuat kalimat pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure.
§  Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas mengerjakan latihan soal yang ada pada buku ajar Bahasa Inggris untuk dikerjakan secara individual.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi  guru:
§  Memberikan umpan balik pada siswa dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan pada siswa yang telah dapat menyelesaikan tugasnya.
§  Memberi konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh siswa melalui sumber buku lain.
§  Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah dilakukan.
§  Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang dan belum bisa mengikuti dalam materi mengenai pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure.
§  Kegiatan Akhir (10’)
§  Siswa diminta membuat rangkuman dari materi mengenai pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure.
§  Siswa dan Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
§  Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi mengenai pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure.
§  Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
H.     Sumber/Bahan/Alat
§  Buku Look Ahead 1  , English for Better Life
§  Buku Inter-Language Kelas X
§  Kaset/CD
§  Tape
§  Script dari Look Ahead 1 dan Inter-Language

I.       Penilaian

I. Indikator, Teknik, Bentuk, dan Contoh.


No.
Indikator
Teknik
Bentuk
Contoh
1.


2.


3
Menjawab pertanyaan teks monolog sederhana  berbentuk procedure

Melakukan teks monolog lisan berbentuk procedure.

Mempresentasikan teks monolog lisan berbentuk procedure
Performance Assessment (responding)

Tes Lisan


Tes Lisan

Melengkapi dialog


Membuat dialog

Presentasi individual
Complete the dialogue below using the suitable expression!

Give your responses orally based on the situations below!
Listen carefully and then identify the goal, mate-rials needed and steps

II. Instrumen  Penilaian


Your teacher will read the following text. Listen carefully and then identify the            goal, materials needed and steps.

How to Make an Omelet

Hello friend, how are you? Have you ever eaten a cheese omelet? Do you know how to make a Cheese Omelet? No? Would you like me to tell it for you? Okay. This is the way. Listen to me.
     To make a Cheese Omelet, you should prepare ingredients such as one egg, 50 grams of cheese, uhm... ¼  cup of milk, three tablespoons of cooking oil, uhm...what else ....? Oh, yeah, a pinch of salt and don’t forget some pepper. Now, to make a Cheese Omelet, you will need some kitchen utensils like a frying pan, a fork, a whisk, a spatula, uhm..... a cheese grater ...and a bowl and of course ....a plate. Okay? Are you following me ? Right! Let me tell you how to make it.
      First, crack an egg into a bowl like this. Then whisk the egg with a fork until it is smooth. After that, add some milk and whisk well. Grate the cheese into the bowl and stir. Next, heat the oil in a frying pan, and pour the mixture into the frying pan. Then, turn the omelet with a spatula when it browns. See, like this. Okay, next cook both sides. After the omelet is done, place it on a plate, don’t forget to season it with salt and pepper and you can eat it while warm. It’s easy, isn’t it? Bon appetite!

Find out:
a.       What is the text talking about?
b.      What is the purpose of the text?
c.       How many steps are there in the text?

Please represent in front of the class how to make or to do something!

III.  Pedoman Penilaian    

No
Aspect of Scoring
Scoring
Low (45-59)
Average (60-75)
Good (76-100)
1
Pronunciation



2
Intonation



3
Stress



4
Gestures




Total




Total Score





Mengetahui                                                                                        …………….………, ……
Kepala Sekolah                                                                                  Guru Mata Pelajaran



______________________                                                                __________________
NIP.                                                                                                    NIP.













BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Media merupakan suatu perantara (alat) untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang diuraikan diatas mampu diaplikasikan dalam pengajaran bahasa Inggris. Hal ini akan lebih mempermudah bagi guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang kita ketahui media pembelajaran itu banyak macamnya. Untuk proses belajar mengajar yang baik kita harus menggunakan media pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu guru harus dapat memilih media yang sesuai dengan bahan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan lancar.
B. Saran

Tulisan ini mungkin jauh dari sempurna, ini kami harapkan semoga bisa menambah ilmu bagi pembacanya dan kami mengharap agar dalam setiap kegiatan belajar mengajar (terutama Bagi guru) agar selalu memperhatikan, media apa yang sesuai dengan keadaan dan fungsinya.
Para guru dapat juga membuat media sendiri, Kita tidak perlu menggunakan media yang mahal,dapat kita gunakan hal – hal yang ada di sekitar kita yang tidak memerlukan biaya. Guru dapat menggunakan surat kabar dan majalah bekas sebagai sarana untuk media pembelajaran.Hal ini tentu tidak memerlukan biaya banyak..

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Danim, Sudarbuan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai.2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
S. Sadiman, Arief, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Harjanto. Perencanaan pengajaran. Rineka cipta