Kamis, 06 Desember 2012

Jawaban ujian akir semester "Pengembangan PSB


UJIAN AKHIR SEMESTER
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PADANG
 



Nama:  Yendra Patrial
NIM : 1104021



Mata kuliah   : Pengembangan Pusat Sumber Belajar
Dosen            : Dr. Darmansyah Nabar, ST. M.Pd.
Sifat              Take Home


A.
1.      Naman Sekolah            :   MAN 3 Sungai Penuh
A l a m a t                     :   Pendung Talang Genting, Kecamatan Danau Kerinci,

2.      Nama Kepala Sekolah                         :   Drs. Rahmaton, M.PdI
No. Hp.                                              :   085369292431

Wakil Kepala
a.       Waka Kurikulum                           :   Hendra S.Pd    ( Hp. 085263569028 )
b.      Waka Kesiswaan                          :   Muktar, S.Pd   ( Hp. 081366197065 )
c.       Waka Sarana & Prasarana             :   Afrial, S.Pd     ( Hp. 081366926674 )
d.      Waka Humas                                 :   Drs. Abu          ( Hp. 081366528164 )

Guru yang diwawancarai
a.       Hatim Surya    ( Hp. 085263569028 )
b.      Dendy Yenra   ( Hp. 085263569028 )

3.      Jumlah Siswa                          :     179 orang siswa
Jumlah guru                             :       21 orang guru


4.      Fasilitas sumber belajar yang tersedia di MAN 3
a.       Perpustakaan
b.      Labor bahasa
c.       Lab IPA
d.      Lab Komputer

5.      Sistim dan manajemen pengelolaan PSB
a)      Gedung perpustakaan:
Terletak satu ruangan dengan ruang pegawai tata usaha  yang berukuran kira – kira 5 x 9 M, yang hanya dibatasi dengan almari buku. Penataan ruang cukup bagus dengan rak-rak buku dan meja baca terbuat dari kayu jati.. Di dalam ruangan juga terdapat sebuah Televisi.
b)      Koleksi buku:
Setiap tahun koleksi buku jarang bertambah. Jenis-jenis buku yang diadakan kebanyakan adalah buku – buku pelajaran. Sampai saat ini koleksi buku yang ada berjumlah sekitar 650 eksemplar, yang terdiri dari: buku teks, majalah, koran, ensiklopedi, kamus dan juga terdapat CD pembelajaran.
e.       Sistim peminjaman
Peminjaman biasanya lebih banyak dilakukan pada awal-awal semester dan mereka hanya meminjam buku – buku pelajaran, namun ada juga yang meminjam buku-buku fiksi yang jangka waktu peminjaman selama satu minggu
f.       Staf
Perpustakaan dikelola oleh seorang tenaga pendidik
Pada perpustakaan MAN 3 Sungai Penuh, buku yang diinginkan dicari sendiri karena belum menggunakan sistim katalog dan perpustakaan hanya dibuka pada jam – jam istirahat saja.
g.      Tata tertib dan peraturan di perpustakaan
-          Peraturan
1.      Setiap siswa harus memiliki kartu perpustakaan, kegunaannya untuk prosedur peminjaman buku. Jika tidak memiliki kartu perpustakaan petugas perpustakaan tidak membolehkan meminjam buku.
Jika kartu perpustakaan  Siswa hilang atau rusak, yang bersangkutan harus melapor kepada petugas perpustakaan.
2. Siswa, guru, karyawan atau pengunjung lainnya yang memasuki ruang perpustakaan harus melapor kepada petugas perpustakaan dengan mengisi buku daftar pengunjung yang telah disiapkan petugas.
3. Setiap peminjaman buku harus mengembaliakn sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
-          Larangan
1.      Pengunjung perpustakaan tidak dibolehkan ribut atau bermain yang dapat mengganggu orang lain yang sedang membaca.
2.      Pengunjung tidak boleh memakai topi, jaket serta membawa tas ke dalam ruang perpustakaan.
3.      Dilarang membawa makanan dan minuman serta benda lain yang tidak berhubungan dengan perpustakaan.
4.      Dilarang menyobek dan mencoret buku.

-          Sanksi pelanggaran
1.      Setiap pengunjung yang tidak mematuhi ketentuan peraturan ketertiban perpustakaan diatas akan dikenakan sanksi
2.      Bku, majalah, serta barang lainnya milik perpustakaan yang rusak akibat kelalaian peminjam harus bertanggungjawab sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan yang berlaku diperpustakaa

Laboratorium
Labor di kelola oleh seorang tenaga pendidik. Penggunaan labor dilakukan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh pengelola labor



6.      Tingkat pemanfaatan fasilitas sumber belajar oleh siswa di sekolah

Pemanfaatan sumber belajar oleh siswa disekolah belum berjalan secara baik dan optimal.
Perpustakaan hanya menjadi sarana atau tempat penyimpanan buku saja. Siswa tidak termotivasi untuk memanfaatkan perputakaan sebagai sumber belajar. Di perpustakaan terdapat berbagai buku bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk menambah ilmu pengetahuan serta dapat menjadi solusi pemecahan masalah

7.      Bagaimana penataan fasilitas perpustakaan yang ada sudah memenuhi sarat atau belum ?

Menurut saya penataan fasilitas perpustakaan yang ada belum memenuhi sarat.

Karena
a.       perpustakaan di MAN 3 Sungai Penuh belum mempunyai ruangan tersendiri dan masih satu ruangan dengan ruang TU dengan ukuran ruang yang kurang memadai
b.      Koleksi bukunya sungguh sangat kecil dan banyak didominasi oleh buku-buku pelajaran saja
c.       Belum adanya catalog judul
d.      Tidak tersedianya peralatan media yang memadai
e.       Kurang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi
Sebenarnya yang paling hakiki dari perpustakaan adalah bagaimana menciptakan kondisi di sekolah melalui perpustakaan agar dapat membantu warga sekolah dalam proses belajar mengajar. Lebih jauh diharapkan perpustakaan sekolah dapat menciptakan atmosfir sekolah yang kondusif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Melalui perpustakaan sekolah dapat mendorong tumbuhnya daya kreasi dan imajinasi anak melalui berbagai bacaan yang tersedia di perpustakaan. Untuk bisa menciptakan kondisi tersebut kelembagaaan perpustakaan sekolah haruslah dapat mendukung peran dan tugas yang harus diembannya.
Pengelolaan Pusat Sumber Belajar adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan, pengembangan/produksi, pemanfaatan sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Kegiatan pengelolaan sumber  belajar tersebut dilaksanakan oleh suatu bagian dalam lembaga pendidikan/sekolah yang disebut Pusat Sumber Belajar.
Kegiatan Pusat Sumber Belajar yang perlu dikelola dalam menunjang kegiatan pembelajaran adalah :
1)      Kegiatan pengadaan bahan belajar, misalnya buku,film,slid, dan sebagainya.
2)      Kegiatan produksi/pengembangan bahan belajar.
3)      Kegiatan pelayanan bahan belajar
4)      Kegiatan pelatihan pengembangan media pembelajaran.
B. Daftar Pertanyaan
1.      Seberapa jauh Kepala, Wakasek, dan guru sudah mengetahui akan ada sistim SKS untuk SLTA pada tahun 2015?
Mereka belum tahu sama sekali tentang sistim SKS yang akan diterapkan di tingkat SLTA pada tahun 2015. Namun kepala sekolah pernah mendengar tentang wacana ini.

2.      Bagaimana pemahaman Kepala, Wakasek dan guru tentang sistim SKS di sekolah ?
Pada umumnya mereka paham tentang sistim SKS karena mereka pernah menggunakan sistim tersebut ketika kuliah di Perguruan Tinggi.
a.       Menurut pandangan Kepala
“Sistim SKS ini kelihatannya inovatif karena dinilai mampu menambah kekayaan pengelolaan pembelajaran yang selama ini hanya menggunakan satu-satunya cara yaitu sistim paket. penerapan SKS  tersebut akan membuat guru dan siswa menjadi lebih mandiri dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat merencanakan sendiri studi yang ditempuhnya.
penerapan SKS ini dimungkinkan peserta didik dapat menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya”.
b.      Menurut pandangan Wakasek
“Penerapan sistim SKS disekolah sah-sah saja, tapi apakah pemerintah sudah mepertimbangkan,  mengkaji secara sistematik, dan melihat taraf kompetensi guru yang ada selama ini secara umum. Apakah pemerintah tidak melihat bagaimana tipe-tipe orang tua terhadap pendidikan anaknya, tidak melihat perkembangan psikologis siswa dan juga tidak melihat sisi metode pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan usia peserta didik.
Karena menurut pengalaman kami ketika kuliah di perguruan tinggi yang telah menerapkan sistim SKS, bahwa peserta didik (siswa) diminta menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang akan diikuti setiap semester. Tentunya menjadi pertanyaan, sejauh mana kemampuan peserta didik dalam memilih jika ditinjau dari usia mereka? Bukankah mereka masih tergolong dalam kelompok yang kerap mengambil keputusan “gamang” dan suka imitasi? Meski mereka mengambil beban belajar didampingi oleh pembimbing akademik (Academic Adviser), cenderung ketika mereka memilih masih suka ikut-ikutan dengan teman.
“Bagi saya, pengusungan ide SKS terhadap sekolah menengah  tidak mengacu pada prinsip belajar seperti yang diperankan konsep Teknologi Pendidikan. Boleh dibilang, wacana SKS ini cenderung hanya menilai dari sisi bagaimana memanajemen anak didik agar bisa menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat. Bukan terlebih dahulu ditinjau dari segala lini dan sektor yang mampu menyukseskan pendidikan yang etis untuk peserta didik.
Jika sistem SKS ini dianalisis dalam konsep Teknologi pendidikan, maka harus mengacu pada tiga komponen. Pertama, harus dipaparkan dahulu seperti apa dan bagaimana teori dan praktik sistem SKS yang bakal diterapkan; Kedua, harus dilihat dahulu sejuah mana desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian terhadap sistem SKS tersebut;
Ketiga, bagaimana proses, sumber dan sistem untuk belajar yang diterapkan dalam sistem SKS tersebut. Acuan ini tak luput dari hakikat Teknologi Pendidikan sebagai suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Sehingga bagi Teknologi Pendidikan yang seharusnya dilakukan adalah, melahirkan usaha khusus yang terarah dan terencana terhadap program atau sistem yang sudah ada, bukan menambahi apa yang kurang.

c.       Menurut pandangan Guru-Guru
 “Menurut pengamatan ibuk Ika , siswa saat ini malas belajar. Penyebabnya, lanjut dia, siswa sudah terlalu banyak dibebani pelajaran, yaitu 16 pelajaran dalam seminggu.Beban itu membuat mereka malas dan banyak yang nyontek dalam membuat pekerjaan rumah,” kata ibuk Ika. “Saya berharap SKS ini bisa menjadi jalan keluarnya,” tambahnya.
Pendapat senada juga dilontarkan oleh Dendy Yenra. Dendy mengatakan, sistem SKS ini akan sangat membantu para guru dalam mencapai 24 jam mengajar. Hanya saja, sejauh ini prioritas sekolah adalah mengejar persiapan Ujian Nasional (UN) sehingga kebijakan ini perlu disesuaikan, terutama dalam pengaturan waktu dan kurikulumnya.
3.      Bagaimana pendapat Kepala, Wakasek dan Guru dalam mempersiapkan sekolah untuk menghadapi sistim SKS tersebut ?
Dalam menghadapi sistim SKS yang akan diterapkan di sekolah ada beberapa hal yang perlu disiapkan, antara lain :
a.       Melaksanakan sosialisasi tentang sistim SKS kepada siswa dan guru serta orang tua siswa
b.      Menyiapkan sumber daya sekolah
c.       Menyiapkan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan SKS terdiri atas guru, pembimbing akademik, konselor, dan tenaga administrasi akademik.
Sumber daya tersebut harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang implementasi SKS dan standar nasional pendidikan pada umumnya. Jumlah guru cukup dan sesuai dengan latar belakang pendidikan;
d.      Melengkapi sarana prasarana sekolah.

Wakil Kepala MAN 3 Sungai Penuh, mengatakan, cara belajar SKS justru menguntungkan siswa. Namun, sekolah yang hendak menerapkan sistem SKS mesti menyiapkan infrastruktur, minimal menyiapkan ruang kelas yang cukup untuk terjadinya perpindahan kelas (moving class).

Salah seorang guru MAN 3 mengatakan,
”SKS itu belum terlalu disosialisasikan ke sekolah-sekolah. Sejumlah sekolah berminat untuk menerapkan sistem SKS karena menguntungkan siswa, bisa cepat lulus. Untuk guru, mereka bisa mudah memenuhi beban mengajar minimal 24 jam. Cuma butuh infrastruktur pendukung yang bagus,” kata Dendy.

4.      Bagaimana bentuk persiapan yang sudah dilakukan dalam menyambut sistim SKS ?

Belum ada

5.      Bagaimana pendapat Kepala, Wakasek dan Guru tentang pentingnya keberadaan PSB di sekolah untuk membantu proses pembelajaran ?
Pendapaat Kepala Sekolah,
“Keberadaan perpustakaan sekolah atau PSB saat ini menjadi sangat penting dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ibarat tubuh manusia, perpustakaan adalah organ jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Bahkan karena pentingnya perpustakaan, pemerintah bahkan telah mencanangkan bulan September sebagai bulan gemar membaca dan hari kunjung perpustakaan.  Diharapkan perpustakaan sekolah dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu peran perpustakaan sekolah perlu dioptimalkan sehingga bisa berfungsi sebagai sumber belajar bagi warga sekolah”.
Pendapat Wakasek,
“Pusat Sumber Belajar (PSB) adalah unit khusus yang didirikan untuk memberikan layanan fasilitas belajar dan pembelajaran bagi seluruh warga sekolah, baik guru, siswa, maupun tenaga kependidikan lainnya. Kita pasti sudah tidak asing dengan perpustakaan dan laboratorium kan? Nah itu adalah bagian dari PSB. Sayangnya kebanyakan PSB di sekolah masih belum dikelola dalam satu unit khusus yang penggunaannya terintegrasi satu dengan yang lainnya. Lalu sebenarnya apa  keuntungan sekolah memiliki PSB?

Lembaga pendidikan yang memiliki PSB dan mengelolanya dengan benar akan melahirkan manfaat yang lebih dalam proses belajar pembelajaran salah satunya adalah peningkatan produktivitas pendidikan.  Dengan memiliki PSB ideal warga sekolah dapat terus belajar melalui pengetahuan yang terus ter-update. PSB itu bukan cuma perpustakaan loh. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam unit PSB yang ideal bisa terdapat laboratorium audio-visual, laboratorium bahasa, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium komputer, perpustakaan media pembelajaran, pusat produksi media pembelajaran, ruang kelas kecil, dan pusat pengembangan sistem instruksional.

Pendapat Guru,( Drs. Hatim Surya, M.PdI),
“Secara sederhana pengertian perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai (guru, siswa, dan masyarakat) dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya. Dari pengertian tersebut, hakikat perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya
Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan. Secara umum perpustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaanya dengan pertimbangan bahwa:
1.      perpustakaan merupakan sumber belajar,
2.      merupakan salah satu komponen sistem instruksional,
3.      sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran,
4.      sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan siswa dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan berkomunikasi.
Jika dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah”.
Pendapat Guru,( Dendy Yenra, S.Pd),
“Keberadaan perpustakaan sekolah dapat menciptakan atmosfir sekolah yang kondusif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Melalui perpustakaan sekolah dapat mendorong tumbuhnya daya kreasi dan imajinasi anak melalui berbagai bacaan yang tersedia di perpustakaan. Untuk bisa menciptakan kondisi tersebut kelembagaaan perpustakaan sekolah haruslah dapat mendukung peran dan tugas yang harus diembannya.

6.      Bagaimana pendapat Kepala, Wakasek dan Guru tentang rencana pendirian PSB di Sekolah ?
Pendapaat Kepala Sekolah,
pusat sumber belajar mempunyai peranan yang cukup menentukan di dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dengan demikian pusat sumber belajar bukan semata-mata suatu tempat ataupun gudang penyimpanan berbagai macam peralatan dan bahan pengajaran tetapi sebagai pengembangan sistem pembelajaran terpadu yang merupakan sarana utama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran.”
Seiring dengan perannya yang penting dalam proses pembelajaran, maka perlu adanya upaya pengembangan pusat sumber belajar. Dan saya sangat setuju sekali dengan pendirian PSB di sekolah.

Pendapat Wakasek,
Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan pemusatan secara terpadu berbagai sumber belajar yang meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas lingkungan, tujuan dan proses. Secara umum PSB berisi komponen-komponen perpustakaan, pelayanan audio-visual, peralatan dan produksi, tempat berlatih mengembangkan kegiatan program instruksional dan tempat mengembangkan alat-alt bantu dalam pengembangan sistem instruksional. Dalam kenyatannya, PSB yang ideal masih sulit ditemui, terlebih di kota-kota kecil, bahkan PSB inipun masih langka ditemukan pada lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Saya sangat senang sekali mendengar rencana pendirian PSB disekolah

Pendapat Guru,( Drs. Hatim Surya, M.PdI),
Saya sangat setuju.
Pemanfaatan perpustakaan tidak dapat berlangsung dengan baik apabila tidak didukung adanya fasilitas yang memadai. Fasilitas ini akan berpengaruh besar tehadap terhadap kegiatan pelayanan perpustakaan sebagai sumber belajar. Semakin baik fasilitas yang dimiliki perpustakaan akan semakin mudah pengelolaan memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan. Untuk meningkatkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar maka perpustakaan harus dapat melaksanankan tugasnya sesuai dengan fungsi perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.Perpustakaan dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada serta memperbanyak sumber referensi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
7.      Ada 6 (enam) potensi peserta didik yang termaktub dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang perlu dikembangkan yaitu (1) kecerdasan spritual keagamaan, (2) pengendalian diri, (3) kepribadian (4) kecerdasan (5) akhlak mulia (6) keterampilan. Apakah sekolah sudah menyediakan sumber belajar yang memadai untuk pengembangan potensi peserta didik tersebut?
Sudah,
Pengembangan potensi siswa di MAN 3 dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler ekstrakurikuler.
 Pengembangan potensi siswa melalui kegiatan intrakurikuler dapat terwujud melalui proses belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif, dalam hal ini di MAN 3 sudah terdapat perpustakaan dan labor sebagai wadah pengembangan potensi siswa.
Sedangkan dalam bentuk ekstrakurikuler, kegiatan pengembangan diri siswa dilaksanakan melalui kegiatan :
a.       Palang Merah Remaja
b.      Pramuka
c.       Rohis
d.      Seni Baca Al-Qur’an
e.       Bersanji merhaban
f.       Bimbingan Baca ayat pendek
g.      Olah Raga (Volly Ball, Sepak Bola)
Setiap siswa diberi kesempatan untuk memilih jenis ekstrakurikuler yang ada di MAN 3 Sungai Penuh
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.


C. Pendapat atau saran

1.      Bagaimana menurut pendapat Saudara tentang pendirian PSB di sekolah tersebut tipe apa yang paling cocok untuk dikembangkan?

Tipe C

2.      Jelaskan alasan Saudara memilih Tipe PSB tersebut?

Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan pemusatan secara terpadu berbagai sumber belajar yang meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas lingkungan, tujuan dan proses. Secara umum PSB berisi komponen-komponen perpustakaan, pelayanan audio-visual, peralatan dan produksi, tempat berlatih mengembangkan kegiatan program instruksional dan tempat mengembangkan alat-alat bantu dalam pengembangan sistem instruksional. Aspek penting dalam pengelolaan ini adalah peralatan, kepemimpinann, dan struktur administrasi lembaga, yang tercermin dalam struktur organisasi. Secara lengkap berikut analisis saya tentang keberadaan Pusat Sumber Belajar di MAN 3 Sungai Penuh :
a.       fungsi-fungsi PSB sudah dijalankan tetapi belum terintegrasi dengan baik. Sebagai contoh,  Di MAN 3 Sungai Penuh masih jauh dengan fungsi pengembangan type A. Sehingga perlu dilakukan penyesuaian menjadi Pusat Sumber Belajar;
b.      fasilitas ruangan yang di MAN 3 Sungai Penuh belum ideal, sehingga pada prinsipnya akan mengalami kendala dalam menjalankan fungsi PSB secara ideal,
c.       lemahnya kompetensi staff
d.      Perlengkapan yang ada belum lengkap
e.       Lemahnya koleksi perpustakaan sekolah. Pada umumnya perpustakaan sekolah terdiri dari buku pelajaran yang merupakan droping dari pemerintah
f.       Kurang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi

Itulah sebabbnya saya memilih tipe C
Yang memiliki fungsi pelayanan dan pemeliharaan meliputi pelayanan perpustakaan, laboratorium, pemanfaatan media audio visual, dan pemeliharaan/ perawatan perangkat lunak dan keras.

Lingkup kerja PSB Tipe C Meliputi :
1. Pengelolaan perpustakaan
2. Pemeliharaan media cetak dan non cetak
3. Pemanfaatan laboratorium

Ketenagaan PSB Tipe C
1. Seorang koordinator PSB
2. Seorang tenga perpustakaan
3. Seorang koordinator laboratorium

Sarana dan Prasarana PSB Tipe C
1. Ruangan ( perpustakaan dan laboratorium)
2. Peralatan (rak buku, katalog,seperangkat komputer, TV,Monotor CD/DVD player, tape recorder, OHP dan LCD)

Bahan Belajar PSB Tipe C
1. Media cetak (buku majalah, surat kabar,referensi, jurnal, hasil penelitian)
2. Media Audiovisual (kaset audio, kaset video, CD/DVD pembelajaran multimidia)
3. Media visual (OHP, Peta, Globe,model)
4. Media grafis


3.      Unit apa saja yang perlu dikembangkan di sekolah tersebut?

Perpustakaan terutama Fungsi Pelayanan Media Pembelajaran
Fungsi ini berkaitan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan peserta didik. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1.      Pemanfaatan media pembelajaran, baik secara individual, kelompok kecil maupun kelompok besar.
2.      Pelayanan perpustakaan baik cetak maupun non cetak;
3.      Pelayanan pemeliharaan peralatan dan bahan;
4.      Pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan;
5.      Pelayanan konsultasi; dan lain-lain.
Pelayanan yang diberikan dalam kaitan ini sesungguhnya sama dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan di dalam membantu guru dan peserta belajar/siswa berupa peminjaman bahan-bahan cetakan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Bahan-bahan yang dikoleksi Pusat Sumber Belajar yang dimanfaatkan baik oleh guru maupun peserta belajar dapat dibeli di tempat-tempat yang menjual bahan atau media yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah/madrasah misalnya toko buku, toko VCD dan atau kaset rekaman audio/video, atau dapat diperoleh melalui hibah dari lembaga-lembaga yang ada hubungannya dengan pendidikan/sekolah/madrasah seperti departemen, kedutaan luar negeri, dan sebagainya. Dalam jangka panjang tentunya PSB sendiri harus makin bertumbuh sehingga mempunyai kemampuan sendiri untuk memproduksi berbagai jenis media dan bahan belajar yang benar-benar dibutuhkan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

4.      Menurut pendapat Saudara Apabila PSB didirikan, adakah dukungan maksimal dari pengelola sekolah dan para guru, atau pejabat setempat dan jelaskan alasannya ?

Ada, Karena mereka pada umumnya mereka sudah tahu dan mengerti tentang betapa pentingnya PSB bagi mereka, terutama dalam melaksanakan tugas sehari-hari mereka yaitu sebagai pendidik. Namun tidak seluruhnya karena ada sebagian kecil dari mereka yang selalu disibukkan dengan urusan pribadi, sehingga keberadaan perpustakaan sekolah di lingkungan sekolah masih kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian mereka dalam memanfaatkan fungsi dari perpustakaan (PSB) yang sudah ada apalagi untuk meningkatkan peran dari perpustakaan.

5.      Seandainya Saudara menjabat kepala sekolah, bagaimana usaha Saudara untuk meyakinkan stakeholder (pihak terkait) terkait dengan pendirian sekolah.
Dengan mensosialisasikan dan menjelaskan kepada mereka tentang manfaat  dan pentingnyai PSB itu sendiri, misalnya dengan adanya PSB;
a.       Guru  akan dimudahkan dalam mengajar, karena media pembelajaran tersedia dan terkelola dengan baik.
b.      PSB memungkinkan kita untuk belajar secara individual.
c.       Melalui perpustakaan  siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan. Secara umum perpustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaanya dengan pertimbangan bahwa:
1.    perpustakaan merupakan sumber belajar,
2.    merupakan salah satu komponen sistem instruksional,
3.    sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran,
4. sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan siswa dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan berkomunikasi
Jika dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah

6.      Apa ”mimpi” Saudara tentang keberadaan PSB di sekolah yang diobservasi di atas suatu saat yang akan datang jika dukungan untuk membangun PSB cukup tersedia.
Dari hasil observasi secara detail dapat disimpulkan bahwa, fungsi-fungsi PSB yang baru dapat dijalankan adalah fungsi pelayanan dan fungsi administrasi, sedangkan fungsi pengembangan instruksional belum dilaksanakan .
Semua unit-unit yang menjalankan fungsi-fungsi PSB masih dalam managemen yang terpisah-pisah, belum menjadi satu kesatuan lembaga yang disebut PSB
Fungsi pelayanan yang dilaksanakan terbatas pada pelayanan sumber belajar berupa bahan cetak.
Sarana-prasarana terutama luas ruangan masih belum memadai dan satu unit bahkan belum memiliki ruangan khusus dan harus dilaksanakan di tempat lainnya dan butuh pengaturan atau instal ulang kembali pada tempat yang lebih luas.
Rekomendasi saya
Pengelolaan sumber belajar ini dapat diteruskan dengan penyempurnaan. Beberapa hal yang kami rekomendasikan antara lain :
a.       Penambahan ruangan yang lebih luas
b.      Penyediaan ruangan bagi unit pelayana yang belum memiliki ruangan khusus
c.       Mengintegrasikan semua unit pelayanan teknis yang ada seperti perpustakaan, dan labor yang ada menjadi satu lembaga PSB yang diketuai oleh satu orang dan bertanggung jawab kepada pimpinan lembaga.
d.      Fungsi-pengembangan instruksional hendaknya dilaksanakan oleh PSB dan diusahakan pelaksanaanya disesuaikan dengan kaidah-kaidah.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama perkembangan teknologi informasi, maka pengembangan pusat sumber belajar juga harus berorientasi pada pemanfaatan teknologi informasi. Strategi pengembangan pusat sumber belajar terdiri dari empat tahap, yaitu:
a.       Tahap analisis kebutuhan.
b.      Tahap pengembangan sarana dan program.
c.       Tahap implementasi.
d.      Tahap pengelolaan.
Mimpi saya terhadap sekolah MAN 3 Sungai penuh yaitu adanya PSB yang ideal di sekolah tersebut, yaitu PSB tipe A.

 




PSB Tipe A merupakan PSB yang memiliki fungsi–fungsi yang paling lengkap sehingga PSB ini memiliki struktur organisasi yang paling besar dibandingkan dengan ketiga Tipe PSB lainnya. Di samping itu, PSB Tipe A memiliki kualifikasi ketenagaan paling tinggi dengan sarana/prasarana dan koleksi bahan ajar yang paling lengkap.
a)      Fungsi PSB Berbasis Sekolah Type A
PSB Tipe A memiliki 5 fungsi, yaitu:
1)      Fungsi administrasi yang meliputi kegiatan: penyusunan rencana dan program PSB; inventarisasi sarana dan prasarana PSB; pengadaan koleksi sumber belajar; pengelolaan sistem informasi PSB; supervisi dan evaluasi layanan PSB; dan penyusunan laporan kegiatan PSB.
2)      Fungsi pengembangan sistem pembelajaran yang meliputi: pelayanan konsultasi dalam perencanaan pembelajaran; pelayanan konsultasi dalam pelaksanaan pembelajaran; pelayanan konsultasi dalam evaluasi belajar; pelatihan dalam penyusunan rencana pembelajaran; pelatihan dalam pengembangan media pembelajaran; pelatihan dalam pemanfaatan media; dan Pelatihan dalam evaluasi hasil belajar.
3)      Fungsi pelayanan dan pemeliharaan yang meliputi kegiatan: pelayanan dalam pemanfaatan bengkel kerja, misalnya otomotif, bangunan, listrik, tata boga, tata busana, kesekretariatan, perhotelan, kesenian, keolahragaan; pelayanan dalam pemanfaatan perpustakaan, baik cetak, maupun non cetak; pelayanan dalam pemanfaatan laboratorium IPA, IPS, Bahasa, Teknologi Informasi dan Komunikasi; pemeliharaan peralatan bengkel kerja, perpustakaan, laboratorium; dan pemeliharaan peralatan produksi media.
4)      Fungsi pengembangan media yang meliputi kegiatan: penyusunan bahan ajar cetak; penyusunan program multimedia pembelajaran; produksi program audio; produksi program visual; dan produksi program audio-visual.
5)      Fungsi Pelatihan. Fungsi ini berhubungan dengan upaya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) baik untuk pengelola PSB maupun masyarakat pengguna.




Pelatihan
Administrasi/Kesekretariatan
Unit Pelatihan
Unit Pengembangan Sistem Pembelajaran
Unit Pelayanan dan Pemeliharaan
Unit Pengembangan Media
Non Cetak
Cetak
Siswa, Guru, Karyawan
Laboratorium
Perpustakaan
Bengkel Media
Cetak
Media TV
Multi Media
Koordinator PSB
Kepala Sekolah
Konsultasi
Gambar 5
Struktur Organisasi PSB Berbasis Sekolah Tipe A
Sumber : Aristo Rahadi (2005)

                                                                                                                                               
b)      Ketenagaan PSB Berbasis Sekolah Tipe A
Berdasarkan fungsi dan struktur PSB berbasis Sekolah Tipe A sebagaimana yang telah dikemukakan maka jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan untuk menyelenggarakan PSB berbasis Sekolah Tipe A :
1)      1 orang Penanggung jawab PSB (kepala sekolah)
2)      1 orang Koordinator PSB, kualifikasi sebagai guru yang menguasai bidang pengembangan pembelajaran atau pengembangan media, minimal berpendidikan S1 bidang pendidikan.
3)      1 orang tenaga administrasi, berkemampuan mengelola administrasi ketatausahaan, minimal berpendidikan D3 Sekretaris.
4)      1 orang ketua Unit Pelayanan dan Pemeliharaan yang dibantu oleh pengelola perpustakaan, laboratorium, dan bengkel kerja yang dibutuhkan sekolah. Ketua Unit ini bertugas mengatur sirkulasi bahan pustaka baik cetak maupun noncetak termasuk bahan untuk melakukan penyimpanan, pemeliharaan, dan peminjaman produk-produk PSB serta mengontrol bengkel dan laboratorium. Berkualifikasi pendidkan minimal S-1 bidang pendidikan, dan pernah mengikuti diklat tentang perpustakaan dan pengelolaan media pembelajaran.
5)      1 orang Ketua Unit Pengembangan Sistem Pembelajaran yang dibantu oleh beberapa tenaga minimal berkompetensi di bidang desain pembelajaran, materi pembelajaran, dan media.
Ketua Unit ini dipersyaratkan memiliki kemampuan dalam :
·     Mendesain dan mengembangkan sistem pembelajaran, menganalisis kebutuhan, merumuskan tujuan pembelajaran yang baik, menentukan prosedur evaluasi dan menyusun tes, mengembangkan strategi pembelajaran, dan mengembangkan bahan pembelajaran.
·     Merevisi program pembelajaran yang dinilai kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan tenaga pembelajaran.
·     Melakukan penelitian untuk meningkatkan proses pembelajaran.
·     Kualifikasi Ketua ini minimal berpendidikan S-1 bidang Pendidikan terutama Teknologi Pembelajaran.
6)      1 orang Ketua Unit Pengembangan Media yang dibantu oleh beberapa tenaga yang memiliki keahlian atau kompetensi di bidang media cetak, audiovisual, audio, grafis, dan multimedia.
Ketua Unit Pengembangan Media merupakan orang yang mampu mendesain, memproduksi, dan mengevaluasi media pembelajaran. Kualifikasi yang harus dimiliki adalah kemampuan di bidang pengembangan media, perpustakaan, teknologi informasi dan komunikasi, grafis, dan komputer. Berkualifikasi pendidikan minimal S-1 sesuai bidangnya.

c)      Sarana dan Prasarana PSB Berbasis Sekolah Tipe A
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan PSB Sekolah Tipe A adalah sebagai berikut.

Ruangan
1)      Ruangan Katalog / Resepsionis.
2)      Ruangan Pimpinan atau Koordinator.
3)      Ruangan Sekretariat.
4)      Ruangan Informasi.
5)      Ruangan Pengembangan Pembelajaran (Instruksional)
6)      Ruangan Pengembangan Media.
7)      Ruangan Evaluasi Produksi Media.
8)      Ruangan Peminjaman dan Penyimpanan.
9)      Ruangan Laboratorium.
10)  Ruangan Laboratorium Multimedia dan Internet.
11)  Ruangan Bengkel/Praktek (untuk SMK).
12)  Ruangan Pelatihan.
13)  Ruangan Perpustakaan
14)  Ruangan Presentasi Media Audiovisual (media cetak, baca, media non cetak, pemanfaatan media non cetak).


Peralatan pendukung
1)      Rak-rak buku
2)      Lemari katalog
3)      Meja dan kursi baca
4)      Meja peminjaman
5)      Meja pelayanan pengguna (front office)
6)      Meubeler berupa sofa
7)      Meja dan kursi untuk petugas

Peralatan Media
1)      Peralatan produksi media:
2)      Kamera Video
3)      Kamera Foto
4)      Video Editing
5)      Komputer Multimedia editing dan desain grafis
6)      Peralatan perekam audio
7)      Peralatan produksi untuk media grafis

Peralatan penyaji (hardware) :
1)      TV monitor
2)      VCD/DVD Player
3)      Radio Tape Recorder
4)      OHP
5)      LCD
6)      Komputer desktop / laptop
7)      Proyektor slide
8)      Peralatan laboratorium untuk Biologi, Fisika, Kimia, dan Bahasa
9)      Peralatan bengkel (untuk SMK):
bengkel bangunan; bengkel elektronika; bengkel listrik (electric); bengkel mesin; bengkel otomotif.

Bahan Ajar
1)      media cetak (buku, jurnal, hasil penelitian, dan lain-lain)
2)      media non-cetak (audio, video, CD pembelajaran, CAI)
3)      media realia, model/tiruan,specimen
4)      media grafis.

7.      Menurut persepsi Saudara apakah pemerintah daerah memiliki visi atau pemahaman yang mendalam tentang pentingnya PSB?
Menurut pandangan saya pemerintah sudah cukup peduli dan memiliki visi yang baik tentang arti pentingnya sebuah Pusat Sumber Belajar (PSB). Hal ini terbukti dengan adanya bantuan pendirian ruang PSB, serta sarana dan prasarana lainnya termasuk bantuan buku. Namun ada salah satu lingkungan sekolah
Yang masih kurang mendapat perhatian terhadap keberadaan PSB. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya pertumbuhan perpustakaan pada lembaga pendidikan, khususnya pada tingkat Pendidikan Menengah dan Pendidikan Dasar. Kondisi ini menyiratkan bahwa perhatian penentu kebijakan di lingkungan sekolah belum memprioritaskan perpustakaan sekolah sebagai program sekolah yang perlu diperhatikan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

8.      Bagaimana kesan Saudara tentang kunjungan ke Sekolah dalam rangka mendapat data tentang keberadaan PSB tersebut?
Madrasah Aliyah Negeri 3 Sungai Penuh terletak di desa Pendung Talang Genting Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci, berada diposisi KM  20 sebelah Timur Laut Kota Sungai Penuh. Kabupaten Kerinci termasuk salah satu Kabupaten administrasi provinsi Jambi yang berbatasan dengan Sumatra Barat. Wilayah ini dikenal sebagai Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang tetap dipelihara kelestariannya sebagai paru-paru dunia.
Komplek bangunan madrasah kurang lebih 500 M dari Danau Kerinci, yang merupakan salah satu objek wisata ranah Kincai dengan panorama yang indah. Kesejukan yang terbawa dari angin danau masih sangat terasa ketika berada dikomplek MAN 3.
Begitu juga dengan guru-guru dan pegawai yang cukup bersahabat dan ramah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar