UJIAN AKHIR SEMESTER
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PADANG
|
Nama: Yendra Patrial
NIM : 1104021
Mata kuliah :
Pengembangan Pusat Sumber Belajar
Sifat : Take Home
A.
1. Naman
Sekolah : MAN
3 Sungai Penuh
A l a m a t : Pendung
Talang Genting, Kecamatan Danau Kerinci,
2. Nama
Kepala Sekolah : Drs. Rahmaton, M.PdI
No. Hp. : 085369292431
Wakil Kepala
a.
Waka Kurikulum :
Hendra S.Pd ( Hp. 085263569028
)
b.
Waka Kesiswaan
: Muktar, S.Pd ( Hp. 081366197065 )
c.
Waka Sarana & Prasarana : Afrial, S.Pd ( Hp. 081366926674 )
d.
Waka Humas :
Drs. Abu ( Hp.
081366528164 )
Guru yang
diwawancarai
a.
Hatim Surya (
Hp. 085263569028 )
b.
Dendy Yenra (
Hp. 085263569028 )
3. Jumlah
Siswa : 179 orang siswa
Jumlah guru : 21 orang guru
4. Fasilitas
sumber belajar yang tersedia di MAN 3
a.
Perpustakaan
b.
Labor bahasa
c.
Lab IPA
d.
Lab Komputer
5. Sistim
dan manajemen pengelolaan PSB
a) Gedung
perpustakaan:
Terletak
satu ruangan dengan ruang pegawai tata usaha
yang berukuran kira – kira 5 x 9 M, yang hanya dibatasi dengan almari
buku. Penataan ruang cukup bagus dengan rak-rak buku dan meja baca terbuat dari
kayu jati.. Di dalam ruangan juga terdapat sebuah Televisi.
b) Koleksi buku:
Setiap
tahun koleksi buku jarang bertambah. Jenis-jenis buku yang diadakan kebanyakan
adalah buku – buku pelajaran. Sampai saat ini koleksi buku yang ada berjumlah
sekitar 650 eksemplar, yang terdiri dari: buku teks, majalah, koran,
ensiklopedi, kamus dan juga terdapat CD pembelajaran.
e.
Sistim peminjaman
Peminjaman biasanya lebih banyak
dilakukan pada awal-awal semester dan mereka hanya meminjam buku – buku
pelajaran, namun ada juga yang meminjam buku-buku fiksi yang jangka waktu
peminjaman selama satu minggu
f.
Staf
Perpustakaan dikelola oleh seorang
tenaga pendidik
Pada perpustakaan MAN 3 Sungai Penuh,
buku yang diinginkan dicari sendiri karena belum menggunakan sistim katalog dan
perpustakaan hanya dibuka pada jam – jam istirahat saja.
g.
Tata tertib dan peraturan di perpustakaan
-
Peraturan
1.
Setiap siswa harus memiliki kartu perpustakaan,
kegunaannya untuk prosedur peminjaman buku. Jika tidak memiliki kartu
perpustakaan petugas perpustakaan tidak membolehkan meminjam buku.
Jika kartu perpustakaan Siswa hilang
atau rusak, yang bersangkutan harus melapor kepada petugas perpustakaan.
2. Siswa, guru,
karyawan atau pengunjung lainnya yang memasuki ruang perpustakaan harus melapor
kepada petugas perpustakaan dengan mengisi buku daftar pengunjung yang telah
disiapkan petugas.
3. Setiap peminjaman
buku harus mengembaliakn sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
-
Larangan
1. Pengunjung
perpustakaan tidak dibolehkan ribut atau bermain yang dapat mengganggu orang
lain yang sedang membaca.
2. Pengunjung
tidak boleh memakai topi, jaket serta membawa tas ke dalam ruang perpustakaan.
3. Dilarang
membawa makanan dan minuman serta benda lain yang tidak berhubungan dengan
perpustakaan.
4. Dilarang
menyobek dan mencoret buku.
-
Sanksi pelanggaran
1.
Setiap pengunjung yang tidak mematuhi ketentuan
peraturan ketertiban perpustakaan diatas akan dikenakan sanksi
2.
Bku, majalah, serta barang lainnya milik perpustakaan
yang rusak akibat kelalaian peminjam harus bertanggungjawab sesuai dengan
kebijaksanaan dan ketentuan yang berlaku diperpustakaa
Laboratorium
Labor di kelola oleh seorang tenaga
pendidik. Penggunaan labor dilakukan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan
oleh pengelola labor
6. Tingkat
pemanfaatan fasilitas sumber belajar oleh siswa di sekolah
Pemanfaatan sumber
belajar oleh siswa disekolah belum berjalan secara baik dan optimal.
Perpustakaan hanya
menjadi sarana atau tempat penyimpanan buku saja. Siswa tidak termotivasi untuk
memanfaatkan perputakaan sebagai sumber belajar. Di perpustakaan terdapat
berbagai buku bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk menambah ilmu
pengetahuan serta dapat menjadi solusi pemecahan masalah
7. Bagaimana
penataan fasilitas perpustakaan yang ada sudah memenuhi sarat atau belum ?
Menurut saya
penataan fasilitas perpustakaan yang ada belum memenuhi sarat.
Karena
a.
perpustakaan di MAN 3 Sungai Penuh belum mempunyai
ruangan tersendiri dan masih satu ruangan dengan ruang TU dengan ukuran ruang
yang kurang memadai
b.
Koleksi bukunya sungguh sangat kecil dan banyak
didominasi oleh buku-buku pelajaran saja
c.
Belum adanya catalog judul
d.
Tidak tersedianya peralatan media yang memadai
e.
Kurang didukung dengan teknologi informasi dan
komunikasi
Sebenarnya yang paling
hakiki dari perpustakaan adalah bagaimana menciptakan kondisi di sekolah
melalui perpustakaan agar dapat membantu warga sekolah dalam proses belajar
mengajar. Lebih jauh diharapkan perpustakaan sekolah dapat menciptakan atmosfir
sekolah yang kondusif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Melalui perpustakaan sekolah dapat mendorong tumbuhnya daya kreasi dan
imajinasi anak melalui berbagai bacaan yang tersedia di perpustakaan. Untuk
bisa menciptakan kondisi tersebut kelembagaaan perpustakaan sekolah haruslah
dapat mendukung peran dan tugas yang harus diembannya.
Pengelolaan Pusat Sumber Belajar adalah
kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan, pengembangan/produksi, pemanfaatan
sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan
pembelajaran. Kegiatan pengelolaan sumber belajar tersebut dilaksanakan
oleh suatu bagian dalam lembaga pendidikan/sekolah yang disebut Pusat Sumber
Belajar.
Kegiatan Pusat Sumber Belajar yang perlu
dikelola dalam menunjang kegiatan pembelajaran adalah :
1) Kegiatan
pengadaan bahan belajar, misalnya buku,film,slid, dan sebagainya.
2) Kegiatan
produksi/pengembangan bahan belajar.
3) Kegiatan
pelayanan bahan belajar
4) Kegiatan
pelatihan pengembangan media pembelajaran.
B. Daftar Pertanyaan
1. Seberapa jauh Kepala, Wakasek, dan guru
sudah mengetahui akan ada sistim SKS untuk SLTA pada tahun 2015?
Mereka belum tahu
sama sekali tentang sistim SKS yang akan diterapkan di tingkat SLTA pada tahun
2015. Namun kepala sekolah pernah mendengar tentang wacana ini.
2. Bagaimana pemahaman Kepala, Wakasek dan
guru tentang sistim SKS di sekolah ?
Pada umumnya
mereka paham tentang sistim SKS karena mereka pernah menggunakan sistim
tersebut ketika kuliah di Perguruan Tinggi.
a.
Menurut pandangan Kepala
“Sistim SKS ini kelihatannya inovatif karena
dinilai mampu menambah kekayaan pengelolaan pembelajaran yang selama ini hanya
menggunakan satu-satunya cara yaitu sistim paket. penerapan SKS tersebut akan membuat guru dan siswa menjadi
lebih mandiri dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat merencanakan
sendiri studi yang ditempuhnya.
penerapan SKS ini dimungkinkan peserta
didik dapat menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya”.
b.
Menurut pandangan Wakasek
“Penerapan sistim SKS disekolah sah-sah saja, tapi
apakah pemerintah sudah mepertimbangkan,
mengkaji secara sistematik, dan melihat taraf kompetensi guru yang ada
selama ini secara umum. Apakah pemerintah tidak melihat bagaimana tipe-tipe
orang tua terhadap pendidikan anaknya, tidak melihat perkembangan psikologis
siswa dan juga tidak melihat sisi metode pembelajaran seperti apa yang sesuai
dengan usia peserta didik.
Karena menurut pengalaman kami ketika
kuliah di perguruan tinggi yang telah menerapkan sistim SKS, bahwa peserta
didik (siswa) diminta menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang
akan diikuti setiap semester. Tentunya menjadi pertanyaan, sejauh mana
kemampuan peserta didik dalam memilih jika ditinjau dari usia mereka? Bukankah
mereka masih tergolong dalam kelompok yang kerap mengambil keputusan “gamang”
dan suka imitasi? Meski mereka mengambil beban belajar didampingi oleh
pembimbing akademik (Academic Adviser), cenderung ketika mereka memilih masih
suka ikut-ikutan dengan teman.
“Bagi saya, pengusungan
ide SKS terhadap sekolah menengah tidak
mengacu pada prinsip belajar seperti yang diperankan konsep Teknologi
Pendidikan. Boleh dibilang, wacana SKS ini cenderung hanya menilai dari sisi
bagaimana memanajemen anak didik agar bisa menyelesaikan program pendidikannya
lebih cepat. Bukan terlebih dahulu ditinjau dari segala lini dan sektor yang
mampu menyukseskan pendidikan yang etis untuk peserta didik.
Jika sistem SKS ini dianalisis dalam
konsep Teknologi pendidikan, maka harus mengacu pada tiga komponen. Pertama,
harus dipaparkan dahulu seperti apa dan bagaimana teori dan praktik sistem SKS
yang bakal diterapkan; Kedua, harus dilihat dahulu sejuah mana
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian
terhadap sistem SKS tersebut;
Ketiga, bagaimana proses, sumber dan sistem
untuk belajar yang diterapkan dalam sistem SKS tersebut. Acuan ini tak luput
dari hakikat Teknologi Pendidikan sebagai suatu pendekatan yang sistematis dan
kritis tentang pendidikan. Sehingga bagi Teknologi Pendidikan yang seharusnya
dilakukan adalah, melahirkan usaha khusus yang terarah dan terencana terhadap
program atau sistem yang sudah ada, bukan menambahi apa yang kurang.
c.
Menurut pandangan Guru-Guru
“Menurut
pengamatan ibuk Ika , siswa saat ini malas belajar. Penyebabnya, lanjut dia,
siswa sudah terlalu banyak dibebani pelajaran, yaitu 16 pelajaran dalam
seminggu.Beban itu membuat mereka malas dan banyak yang nyontek dalam
membuat pekerjaan rumah,” kata ibuk Ika. “Saya berharap SKS ini bisa menjadi
jalan keluarnya,” tambahnya.
Pendapat senada juga dilontarkan oleh
Dendy Yenra. Dendy mengatakan, sistem SKS ini akan sangat membantu para guru
dalam mencapai 24 jam mengajar. Hanya saja, sejauh ini prioritas sekolah adalah
mengejar persiapan Ujian Nasional (UN) sehingga kebijakan ini perlu
disesuaikan, terutama dalam pengaturan waktu dan kurikulumnya.
3. Bagaimana pendapat Kepala, Wakasek dan Guru
dalam mempersiapkan sekolah untuk menghadapi sistim SKS tersebut ?
Dalam menghadapi
sistim SKS yang akan diterapkan di sekolah ada beberapa hal yang perlu
disiapkan, antara lain :
a.
Melaksanakan sosialisasi tentang sistim SKS kepada
siswa dan guru serta orang tua siswa
b.
Menyiapkan sumber daya sekolah
c.
Menyiapkan sumber daya pendidik dan
tenaga kependidikan yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan SKS terdiri
atas guru, pembimbing akademik, konselor, dan tenaga administrasi akademik.
Sumber
daya tersebut harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang implementasi SKS
dan standar nasional pendidikan pada umumnya. Jumlah guru cukup dan sesuai
dengan latar belakang pendidikan;
d. Melengkapi
sarana prasarana sekolah.
Wakil Kepala MAN 3
Sungai Penuh, mengatakan, cara belajar SKS justru menguntungkan siswa. Namun,
sekolah yang hendak menerapkan sistem SKS mesti menyiapkan infrastruktur,
minimal menyiapkan ruang kelas yang cukup untuk terjadinya perpindahan kelas (moving
class).
Salah seorang guru MAN 3 mengatakan,
”SKS itu belum terlalu disosialisasikan ke sekolah-sekolah. Sejumlah sekolah berminat untuk menerapkan sistem SKS karena menguntungkan siswa, bisa cepat lulus. Untuk guru, mereka bisa mudah memenuhi beban mengajar minimal 24 jam. Cuma butuh infrastruktur pendukung yang bagus,” kata Dendy.
Salah seorang guru MAN 3 mengatakan,
”SKS itu belum terlalu disosialisasikan ke sekolah-sekolah. Sejumlah sekolah berminat untuk menerapkan sistem SKS karena menguntungkan siswa, bisa cepat lulus. Untuk guru, mereka bisa mudah memenuhi beban mengajar minimal 24 jam. Cuma butuh infrastruktur pendukung yang bagus,” kata Dendy.
4. Bagaimana bentuk persiapan yang sudah
dilakukan dalam menyambut sistim SKS ?
Belum ada
5. Bagaimana pendapat Kepala, Wakasek dan Guru
tentang pentingnya keberadaan PSB di sekolah untuk membantu proses pembelajaran
?
Pendapaat
Kepala Sekolah,
“Keberadaan perpustakaan
sekolah atau PSB saat ini menjadi sangat penting dengan diberlakukannya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ibarat tubuh manusia, perpustakaan
adalah organ jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Bahkan
karena pentingnya perpustakaan, pemerintah bahkan telah mencanangkan bulan
September sebagai bulan gemar membaca dan hari kunjung perpustakaan.
Diharapkan perpustakaan sekolah dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah.
Untuk itu peran perpustakaan sekolah perlu dioptimalkan sehingga bisa berfungsi
sebagai sumber belajar bagi warga sekolah”.
Pendapat
Wakasek,
“Pusat Sumber
Belajar (PSB) adalah unit khusus yang didirikan untuk memberikan layanan
fasilitas belajar dan pembelajaran bagi seluruh warga sekolah, baik guru,
siswa, maupun tenaga kependidikan lainnya. Kita pasti sudah tidak asing dengan
perpustakaan dan laboratorium kan? Nah itu adalah bagian dari PSB. Sayangnya
kebanyakan PSB di sekolah masih belum dikelola dalam satu unit khusus yang
penggunaannya terintegrasi satu dengan yang lainnya. Lalu sebenarnya apa keuntungan sekolah memiliki PSB?
Lembaga pendidikan yang memiliki PSB dan mengelolanya dengan benar akan melahirkan manfaat yang lebih dalam proses belajar pembelajaran salah satunya adalah peningkatan produktivitas pendidikan. Dengan memiliki PSB ideal warga sekolah dapat terus belajar melalui pengetahuan yang terus ter-update. PSB itu bukan cuma perpustakaan loh. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam unit PSB yang ideal bisa terdapat laboratorium audio-visual, laboratorium bahasa, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium komputer, perpustakaan media pembelajaran, pusat produksi media pembelajaran, ruang kelas kecil, dan pusat pengembangan sistem instruksional.
Lembaga pendidikan yang memiliki PSB dan mengelolanya dengan benar akan melahirkan manfaat yang lebih dalam proses belajar pembelajaran salah satunya adalah peningkatan produktivitas pendidikan. Dengan memiliki PSB ideal warga sekolah dapat terus belajar melalui pengetahuan yang terus ter-update. PSB itu bukan cuma perpustakaan loh. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam unit PSB yang ideal bisa terdapat laboratorium audio-visual, laboratorium bahasa, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium komputer, perpustakaan media pembelajaran, pusat produksi media pembelajaran, ruang kelas kecil, dan pusat pengembangan sistem instruksional.
Pendapat Guru,( Drs. Hatim Surya,
M.PdI),
“Secara sederhana
pengertian perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang
menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang dapat
dimanfaatkan oleh pemakai (guru, siswa, dan masyarakat) dalam upaya mengembangkan
kemampuan dan kecakapannya. Dari pengertian tersebut, hakikat perpustakaan
adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya
Jika dikaitkan dengan
proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan
yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan
perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik
maupun mental dalam proses belajar. Perpustakaan sekolah merupakan bagian
integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan
komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan
pengajaran. Melalui perpustakaan siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan.
Secara umum perpustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaanya dengan
pertimbangan bahwa:
1. perpustakaan
merupakan sumber belajar,
2.
merupakan salah satu komponen sistem instruksional,
3.
sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan
pengajaran,
4.
sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan siswa
dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan
berkomunikasi.
Jika dikaitkan dengan
pengertian sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai
macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah”.
Pendapat
Guru,( Dendy Yenra, S.Pd),
“Keberadaan
perpustakaan sekolah dapat menciptakan atmosfir sekolah yang kondusif dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Melalui perpustakaan sekolah
dapat mendorong tumbuhnya daya kreasi dan imajinasi anak melalui berbagai
bacaan yang tersedia di perpustakaan. Untuk bisa menciptakan kondisi tersebut
kelembagaaan perpustakaan sekolah haruslah dapat mendukung peran dan tugas yang
harus diembannya.
6.
Bagaimana pendapat
Kepala, Wakasek dan Guru tentang rencana pendirian PSB di Sekolah ?
Pendapaat
Kepala Sekolah,
pusat sumber
belajar mempunyai peranan yang cukup menentukan di dalam meningkatkan
efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dengan demikian pusat sumber
belajar bukan semata-mata suatu tempat ataupun gudang penyimpanan berbagai
macam peralatan dan bahan pengajaran tetapi sebagai pengembangan sistem
pembelajaran terpadu yang merupakan sarana utama untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kegiatan pembelajaran.”
Seiring dengan
perannya yang penting dalam proses pembelajaran, maka perlu adanya upaya
pengembangan pusat sumber belajar. Dan saya sangat setuju sekali dengan
pendirian PSB di sekolah.
Pendapat
Wakasek,
Pusat Sumber
Belajar (PSB) merupakan pemusatan secara terpadu berbagai sumber belajar yang
meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas lingkungan, tujuan dan proses.
Secara umum PSB berisi komponen-komponen perpustakaan, pelayanan audio-visual,
peralatan dan produksi, tempat berlatih mengembangkan kegiatan program
instruksional dan tempat mengembangkan alat-alt bantu dalam pengembangan sistem
instruksional. Dalam kenyatannya, PSB yang ideal masih sulit ditemui, terlebih
di kota-kota kecil, bahkan PSB inipun masih langka ditemukan pada lembaga-lembaga
pendidikan di Indonesia. Saya sangat senang sekali mendengar rencana pendirian
PSB disekolah
Pendapat Guru,( Drs. Hatim Surya,
M.PdI),
Saya sangat setuju.
Pemanfaatan perpustakaan tidak dapat
berlangsung dengan baik apabila tidak didukung adanya fasilitas yang memadai.
Fasilitas ini akan berpengaruh besar tehadap terhadap kegiatan pelayanan
perpustakaan sebagai sumber belajar. Semakin baik fasilitas yang dimiliki
perpustakaan akan semakin mudah pengelolaan memberikan layanan kepada pengguna
perpustakaan. Untuk meningkatkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar maka
perpustakaan harus dapat melaksanankan tugasnya sesuai dengan fungsi
perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.Perpustakaan dapat mengikuti
perkembangan zaman yang ada serta memperbanyak sumber referensi baik dari dalam
negeri maupun luar negeri.
7. Ada 6 (enam) potensi peserta didik yang
termaktub dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang perlu dikembangkan
yaitu (1) kecerdasan spritual keagamaan, (2) pengendalian diri, (3) kepribadian
(4) kecerdasan (5) akhlak mulia (6) keterampilan. Apakah sekolah sudah
menyediakan sumber belajar yang memadai untuk pengembangan potensi peserta
didik tersebut?
Sudah,
Pengembangan potensi siswa di MAN 3 dilakukan
melalui kegiatan intrakurikuler ekstrakurikuler.
Pengembangan potensi siswa melalui kegiatan
intrakurikuler dapat terwujud melalui proses belajar yang melibatkan peserta
didik secara aktif, dalam hal ini di MAN 3 sudah terdapat perpustakaan dan
labor sebagai wadah pengembangan potensi siswa.
Sedangkan dalam bentuk ekstrakurikuler, kegiatan
pengembangan diri siswa dilaksanakan melalui kegiatan :
a.
Palang Merah
Remaja
b.
Pramuka
c.
Rohis
d.
Seni Baca
Al-Qur’an
e.
Bersanji
merhaban
f.
Bimbingan
Baca ayat pendek
g.
Olah Raga
(Volly Ball, Sepak Bola)
Setiap siswa diberi kesempatan untuk memilih jenis
ekstrakurikuler yang ada di MAN 3 Sungai Penuh
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan
antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta
didik serta kegiatan keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.
C. Pendapat atau saran
1. Bagaimana menurut pendapat Saudara tentang
pendirian PSB di sekolah tersebut tipe apa yang paling cocok untuk
dikembangkan?
Tipe C
2. Jelaskan alasan Saudara memilih Tipe PSB
tersebut?
Pusat
Sumber Belajar (PSB) merupakan pemusatan secara terpadu berbagai sumber belajar
yang meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas lingkungan, tujuan dan proses.
Secara umum PSB berisi komponen-komponen perpustakaan, pelayanan audio-visual,
peralatan dan produksi, tempat berlatih mengembangkan kegiatan program
instruksional dan tempat mengembangkan alat-alat bantu dalam pengembangan sistem instruksional. Aspek penting
dalam pengelolaan ini adalah peralatan, kepemimpinann, dan struktur
administrasi lembaga, yang tercermin dalam struktur organisasi. Secara lengkap
berikut analisis saya tentang keberadaan Pusat Sumber Belajar di MAN 3 Sungai Penuh :
a.
fungsi-fungsi PSB sudah dijalankan tetapi belum
terintegrasi dengan baik. Sebagai contoh, Di MAN 3 Sungai Penuh
masih jauh dengan fungsi pengembangan type A. Sehingga perlu dilakukan
penyesuaian menjadi Pusat Sumber Belajar;
b.
fasilitas ruangan yang di MAN 3 Sungai Penuh belum ideal, sehingga pada
prinsipnya akan mengalami kendala dalam menjalankan fungsi PSB secara ideal,
c.
lemahnya kompetensi staff
d.
Perlengkapan yang ada belum lengkap
e.
Lemahnya koleksi perpustakaan sekolah. Pada umumnya
perpustakaan sekolah terdiri dari buku pelajaran yang merupakan droping dari
pemerintah
f.
Kurang didukung dengan teknologi informasi dan
komunikasi
Itulah
sebabbnya saya memilih tipe C
Yang memiliki fungsi
pelayanan dan pemeliharaan meliputi pelayanan perpustakaan, laboratorium, pemanfaatan
media audio visual, dan pemeliharaan/ perawatan perangkat lunak dan keras.
Lingkup kerja PSB
Tipe C Meliputi :
1. Pengelolaan
perpustakaan
2. Pemeliharaan
media cetak dan non cetak
3. Pemanfaatan
laboratorium
Ketenagaan PSB
Tipe C
1. Seorang
koordinator PSB
2. Seorang tenga
perpustakaan
3. Seorang
koordinator laboratorium
Sarana dan
Prasarana PSB Tipe C
1. Ruangan (
perpustakaan dan laboratorium)
2. Peralatan (rak buku,
katalog,seperangkat komputer, TV,Monotor CD/DVD player, tape recorder, OHP dan
LCD)
Bahan Belajar PSB
Tipe C
1. Media cetak
(buku majalah, surat kabar,referensi, jurnal, hasil penelitian)
2. Media Audiovisual (kaset audio,
kaset video, CD/DVD pembelajaran multimidia)
3. Media visual
(OHP, Peta, Globe,model)
4. Media grafis
3. Unit apa saja yang perlu dikembangkan di
sekolah tersebut?
Perpustakaan
terutama Fungsi Pelayanan Media
Pembelajaran
Fungsi ini
berkaitan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung yang
dibutuhkan oleh staf pengajar dan peserta didik. Kegiatan yang dilakukan antara
lain:
1. Pemanfaatan media pembelajaran, baik
secara individual, kelompok kecil maupun kelompok besar.
2. Pelayanan
perpustakaan baik cetak maupun non cetak;
3. Pelayanan pemeliharaan peralatan dan
bahan;
4. Pelayanan
pembelian bahan-bahan dan peralatan;
5. Pelayanan
konsultasi; dan lain-lain.
Pelayanan yang diberikan
dalam kaitan ini sesungguhnya sama dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
di dalam membantu guru dan peserta belajar/siswa berupa peminjaman bahan-bahan
cetakan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Bahan-bahan
yang dikoleksi Pusat Sumber Belajar yang dimanfaatkan baik oleh guru maupun
peserta belajar dapat dibeli di tempat-tempat yang menjual bahan atau media
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah/madrasah misalnya toko
buku, toko VCD dan atau kaset rekaman audio/video, atau dapat diperoleh melalui
hibah dari lembaga-lembaga yang ada hubungannya dengan
pendidikan/sekolah/madrasah seperti departemen, kedutaan luar negeri, dan
sebagainya. Dalam jangka panjang tentunya PSB sendiri harus makin bertumbuh
sehingga mempunyai kemampuan sendiri untuk memproduksi berbagai jenis media dan
bahan belajar yang benar-benar dibutuhkan sesuai dengan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan.
4. Menurut pendapat Saudara Apabila PSB
didirikan, adakah dukungan maksimal dari pengelola sekolah dan para guru, atau
pejabat setempat dan jelaskan alasannya ?
Ada, Karena mereka
pada umumnya mereka sudah tahu dan mengerti tentang betapa pentingnya PSB bagi
mereka, terutama dalam melaksanakan tugas sehari-hari mereka yaitu sebagai
pendidik. Namun tidak seluruhnya karena ada sebagian kecil dari mereka yang
selalu disibukkan dengan urusan pribadi, sehingga keberadaan perpustakaan
sekolah di lingkungan sekolah masih kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat
dilihat dari kurangnya perhatian mereka dalam memanfaatkan fungsi dari perpustakaan
(PSB) yang sudah ada apalagi untuk meningkatkan peran dari perpustakaan.
5. Seandainya Saudara menjabat kepala sekolah,
bagaimana usaha Saudara untuk meyakinkan stakeholder (pihak terkait) terkait
dengan pendirian sekolah.
Dengan mensosialisasikan
dan menjelaskan kepada mereka tentang manfaat dan pentingnyai PSB itu sendiri, misalnya
dengan adanya PSB;
a.
Guru akan
dimudahkan dalam mengajar, karena media pembelajaran tersedia dan terkelola
dengan baik.
b.
PSB memungkinkan kita untuk belajar secara individual.
c.
Melalui perpustakaan
siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan. Secara umum
perpustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaanya dengan pertimbangan bahwa:
1. perpustakaan
merupakan sumber belajar,
2. merupakan salah satu
komponen sistem instruksional,
3. sumber untuk
menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran,
4. sebagai laboratorium belajar yang
memungkinkan siswa dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca,
menulis, berpikir dan berkomunikasi
Jika dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka
perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang
tersedia di lingkungan sekolah
6. Apa ”mimpi” Saudara tentang keberadaan PSB
di sekolah yang diobservasi di atas suatu saat yang akan datang jika dukungan
untuk membangun PSB cukup tersedia.
Dari hasil observasi
secara detail dapat disimpulkan bahwa, fungsi-fungsi PSB yang baru dapat
dijalankan adalah fungsi pelayanan dan fungsi administrasi, sedangkan fungsi
pengembangan instruksional belum dilaksanakan .
Semua
unit-unit yang menjalankan fungsi-fungsi PSB masih dalam managemen yang
terpisah-pisah, belum menjadi satu kesatuan lembaga yang disebut PSB
Fungsi
pelayanan yang dilaksanakan terbatas pada pelayanan sumber belajar berupa bahan
cetak.
Sarana-prasarana
terutama luas ruangan masih belum memadai dan satu unit bahkan belum memiliki
ruangan khusus dan harus dilaksanakan di tempat lainnya dan butuh pengaturan
atau instal ulang kembali pada tempat yang lebih luas.
Rekomendasi saya
Pengelolaan sumber
belajar ini dapat diteruskan dengan penyempurnaan. Beberapa hal yang kami
rekomendasikan antara lain :
a.
Penambahan ruangan yang lebih luas
b.
Penyediaan ruangan bagi unit pelayana yang belum
memiliki ruangan khusus
c.
Mengintegrasikan semua unit pelayanan teknis yang ada
seperti perpustakaan, dan labor yang ada menjadi satu lembaga PSB yang diketuai
oleh satu orang dan bertanggung jawab kepada pimpinan lembaga.
d.
Fungsi-pengembangan instruksional hendaknya
dilaksanakan oleh PSB dan diusahakan pelaksanaanya disesuaikan dengan
kaidah-kaidah.
Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama perkembangan
teknologi informasi, maka pengembangan pusat sumber belajar juga harus
berorientasi pada pemanfaatan teknologi informasi. Strategi pengembangan pusat
sumber belajar terdiri dari empat tahap, yaitu:
a.
Tahap analisis kebutuhan.
b.
Tahap pengembangan sarana dan program.
c.
Tahap implementasi.
d.
Tahap pengelolaan.
Mimpi saya terhadap sekolah MAN 3 Sungai penuh yaitu
adanya PSB yang ideal di sekolah tersebut, yaitu PSB tipe A.
|
PSB Tipe A merupakan PSB yang memiliki
fungsi–fungsi yang paling lengkap sehingga PSB ini memiliki struktur organisasi
yang paling besar dibandingkan dengan ketiga Tipe PSB lainnya. Di samping itu,
PSB Tipe A memiliki kualifikasi ketenagaan paling tinggi dengan
sarana/prasarana dan koleksi bahan ajar yang paling lengkap.
a)
Fungsi
PSB Berbasis Sekolah Type A
PSB
Tipe A memiliki 5 fungsi, yaitu:
1)
Fungsi administrasi yang meliputi kegiatan: penyusunan rencana dan program PSB; inventarisasi
sarana dan prasarana PSB; pengadaan koleksi sumber belajar; pengelolaan sistem
informasi PSB; supervisi dan evaluasi layanan PSB; dan penyusunan laporan
kegiatan PSB.
2)
Fungsi pengembangan sistem pembelajaran yang meliputi:
pelayanan konsultasi dalam perencanaan pembelajaran; pelayanan
konsultasi dalam pelaksanaan pembelajaran; pelayanan konsultasi dalam evaluasi
belajar; pelatihan dalam penyusunan rencana pembelajaran; pelatihan dalam
pengembangan media pembelajaran; pelatihan dalam pemanfaatan media; dan
Pelatihan dalam evaluasi hasil belajar.
3)
Fungsi pelayanan dan pemeliharaan yang meliputi kegiatan: pelayanan dalam pemanfaatan
bengkel kerja, misalnya otomotif, bangunan, listrik, tata boga, tata busana,
kesekretariatan, perhotelan, kesenian, keolahragaan; pelayanan dalam
pemanfaatan perpustakaan, baik cetak, maupun non cetak; pelayanan dalam
pemanfaatan laboratorium IPA, IPS, Bahasa, Teknologi Informasi dan Komunikasi;
pemeliharaan peralatan bengkel kerja, perpustakaan, laboratorium; dan
pemeliharaan peralatan produksi media.
4)
Fungsi pengembangan media yang meliputi kegiatan: penyusunan bahan ajar cetak; penyusunan
program multimedia pembelajaran; produksi program audio; produksi program
visual; dan produksi program audio-visual.
5)
Fungsi Pelatihan.
Fungsi ini berhubungan dengan upaya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia (SDM) baik untuk pengelola PSB maupun masyarakat pengguna.
Pelatihan
|
Administrasi/Kesekretariatan
|
Unit Pelatihan
|
Unit Pengembangan
Sistem Pembelajaran
|
Unit Pelayanan
dan Pemeliharaan
|
Unit Pengembangan
Media
|
Non Cetak
|
Cetak
|
Siswa, Guru, Karyawan
|
Laboratorium
|
Perpustakaan
|
Bengkel Media
|
Cetak
|
Media TV
|
Multi Media
|
Koordinator PSB
|
Kepala Sekolah
|
Konsultasi
|
Gambar 5
Struktur Organisasi PSB Berbasis Sekolah Tipe A
Sumber : Aristo Rahadi (2005)
|
b)
Ketenagaan PSB Berbasis
Sekolah Tipe A
Berdasarkan fungsi dan struktur PSB
berbasis Sekolah Tipe A sebagaimana yang telah dikemukakan maka jumlah dan
kualifikasi tenaga yang diperlukan untuk menyelenggarakan PSB berbasis Sekolah
Tipe A :
1)
1 orang Penanggung jawab PSB (kepala sekolah)
2)
1 orang Koordinator PSB, kualifikasi sebagai guru yang menguasai bidang
pengembangan pembelajaran atau pengembangan media, minimal berpendidikan S1
bidang pendidikan.
3)
1 orang tenaga administrasi, berkemampuan mengelola administrasi ketatausahaan,
minimal berpendidikan D3 Sekretaris.
4)
1 orang ketua Unit Pelayanan dan Pemeliharaan yang dibantu oleh pengelola perpustakaan, laboratorium,
dan bengkel kerja yang dibutuhkan sekolah. Ketua Unit ini bertugas mengatur
sirkulasi bahan pustaka baik cetak maupun noncetak termasuk bahan untuk
melakukan penyimpanan, pemeliharaan, dan peminjaman produk-produk PSB serta
mengontrol bengkel dan laboratorium. Berkualifikasi pendidkan minimal S-1
bidang pendidikan, dan pernah mengikuti diklat tentang perpustakaan dan
pengelolaan media pembelajaran.
5)
1 orang Ketua Unit Pengembangan Sistem Pembelajaran yang dibantu oleh beberapa tenaga minimal berkompetensi
di bidang desain pembelajaran, materi pembelajaran, dan media.
Ketua
Unit ini dipersyaratkan memiliki kemampuan dalam :
· Mendesain dan mengembangkan sistem pembelajaran,
menganalisis kebutuhan, merumuskan tujuan pembelajaran yang baik, menentukan
prosedur evaluasi dan menyusun tes, mengembangkan strategi pembelajaran, dan
mengembangkan bahan pembelajaran.
·
Merevisi
program pembelajaran yang dinilai kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan
tenaga pembelajaran.
·
Melakukan
penelitian untuk meningkatkan proses pembelajaran.
·
Kualifikasi
Ketua ini minimal berpendidikan S-1 bidang Pendidikan terutama Teknologi
Pembelajaran.
6)
1 orang Ketua Unit Pengembangan Media yang dibantu oleh beberapa tenaga yang memiliki keahlian
atau kompetensi di bidang media cetak, audiovisual, audio, grafis, dan
multimedia.
Ketua
Unit Pengembangan Media merupakan orang yang mampu mendesain, memproduksi, dan
mengevaluasi media pembelajaran. Kualifikasi yang harus dimiliki adalah
kemampuan di bidang pengembangan media, perpustakaan, teknologi informasi dan
komunikasi, grafis, dan komputer. Berkualifikasi
pendidikan minimal S-1 sesuai bidangnya.
c)
Sarana
dan Prasarana PSB Berbasis Sekolah Tipe A
Sarana
dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan PSB Sekolah Tipe
A adalah sebagai berikut.
Ruangan
1)
Ruangan Katalog /
Resepsionis.
2)
Ruangan Pimpinan atau
Koordinator.
3)
Ruangan Sekretariat.
4)
Ruangan Informasi.
5)
Ruangan Pengembangan
Pembelajaran (Instruksional)
6)
Ruangan Pengembangan
Media.
7)
Ruangan Evaluasi
Produksi Media.
8)
Ruangan Peminjaman dan
Penyimpanan.
9)
Ruangan Laboratorium.
10) Ruangan
Laboratorium Multimedia dan Internet.
11)
Ruangan
Bengkel/Praktek (untuk SMK).
12) Ruangan
Pelatihan.
13) Ruangan
Perpustakaan
14) Ruangan
Presentasi Media Audiovisual (media cetak, baca, media non cetak, pemanfaatan
media non cetak).
Peralatan pendukung
1)
Rak-rak buku
2)
Lemari katalog
3)
Meja dan kursi baca
4)
Meja peminjaman
5)
Meja pelayanan pengguna
(front office)
6)
Meubeler berupa sofa
7)
Meja dan kursi untuk
petugas
Peralatan Media
1)
Peralatan produksi
media:
2)
Kamera Video
3)
Kamera Foto
4)
Video Editing
5)
Komputer
Multimedia editing dan desain grafis
6)
Peralatan perekam audio
7)
Peralatan produksi untuk media grafis
Peralatan
penyaji (hardware) :
1)
TV
monitor
2)
VCD/DVD
Player
3)
Radio
Tape Recorder
4)
OHP
5)
LCD
6)
Komputer
desktop / laptop
7)
Proyektor
slide
8)
Peralatan
laboratorium untuk Biologi, Fisika, Kimia, dan Bahasa
9)
Peralatan
bengkel (untuk SMK):
bengkel bangunan; bengkel elektronika; bengkel listrik (electric); bengkel mesin; bengkel
otomotif.
Bahan Ajar
1)
media cetak (buku,
jurnal, hasil penelitian, dan lain-lain)
2)
media non-cetak (audio,
video, CD pembelajaran, CAI)
3)
media realia,
model/tiruan,specimen
4)
media grafis.
7. Menurut persepsi Saudara apakah pemerintah
daerah memiliki visi atau pemahaman yang mendalam tentang pentingnya PSB?
Menurut pandangan
saya pemerintah sudah cukup peduli dan memiliki visi yang baik tentang arti
pentingnya sebuah Pusat Sumber Belajar (PSB). Hal ini terbukti dengan adanya
bantuan pendirian ruang PSB, serta sarana dan prasarana lainnya termasuk
bantuan buku. Namun ada salah satu lingkungan sekolah
Yang masih kurang
mendapat perhatian terhadap keberadaan PSB. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya
pertumbuhan perpustakaan pada lembaga pendidikan, khususnya pada tingkat
Pendidikan Menengah dan Pendidikan Dasar. Kondisi ini menyiratkan bahwa
perhatian penentu kebijakan di lingkungan sekolah belum memprioritaskan
perpustakaan sekolah sebagai program sekolah yang perlu diperhatikan untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar.
8. Bagaimana kesan Saudara tentang kunjungan
ke Sekolah dalam rangka mendapat data tentang keberadaan PSB tersebut?
Madrasah Aliyah
Negeri 3 Sungai Penuh terletak di desa Pendung Talang Genting Kecamatan Danau
Kerinci Kabupaten Kerinci, berada diposisi KM
20 sebelah Timur Laut Kota Sungai Penuh. Kabupaten Kerinci termasuk
salah satu Kabupaten administrasi provinsi Jambi yang berbatasan dengan Sumatra
Barat. Wilayah ini dikenal sebagai Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang
tetap dipelihara kelestariannya sebagai paru-paru dunia.
Komplek bangunan
madrasah kurang lebih 500 M dari Danau Kerinci, yang merupakan salah satu objek
wisata ranah Kincai dengan panorama yang indah. Kesejukan yang terbawa dari
angin danau masih sangat terasa ketika berada dikomplek MAN 3.
Begitu juga dengan
guru-guru dan pegawai yang cukup bersahabat dan ramah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar