Sabtu, 14 April 2012

PENGEMBANGAN KRATIPITAS MANUSIA MELALUI PEMANFAATAN OTAK KANAN


PENGEMBANGAN KREATIVITAS MANUSIA
MELALUI PEMANPAATAN OTAK KANAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

 Menghadapi era yang semakin mengglobal, masa depan membutuhkan generasi yang memiliki kemampuan menghadapi tantangan dan perubahan. Dalam masa pembangunan dan penuh persaingan sekarang ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia, terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan keterampilan perlu digali dan dikembangkan, baik itu untuk perwujudan diri secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan bangsa.

Pendidikan diharapkan menjadi wadah dalam mengembangkan kreativitas dengan memberdayakan otak kanan agar potensi yang dimiliki peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga diharapkan para peserta didik dengan kemampuan berpikir dan sikap kreatif yang sangat menentukan keberhasilan mereka dalam memecahkan masalah, sebagaimana  di ketahui kategori kecerdasan itu meliputi:
1.    Pengetahuan/ pemahaman
2.    Pengaplokasian
3.    Pemecahan masalah

Namun sangat disayangkan kreativitas saat ini belum mendapat perhatian. Hanya segelintir orang yang menyadari akan pentingnnya kreativitas .bahkan  sistem pendidikan konvensional saat ini mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, selalu dan terlalu banyak mencerdaskan otak kiri, sehingga kreativitas dan imajinasi mereka dikekang.
Akibatnya, otak kanan telah dilalaikan dan diabaikan selama ini. Maka melalui karya tulis ini penulis akan memaparkan tentang pentingnya kreativitas melalui pemanpaatan otak kanan.

1.2      Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan sehubungan dengan judul  ini adalah:
1.   Faktor apa yang mempengaruhi kreativitas seseorang?
2.   Bagaimana mengembangkan kreativitas melalui pemanpaatan otak kanan?



















BAB II
PEMECAHAN MASALAH
2.1. Pengertian kreativitas
Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.

2.1.1 Teori – teori Kreativitas

Menurut Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistic menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri endiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
Menurut Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.
Menurut Hulbeck (1945), “Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
Menurut Baron (1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.
Menurut Haefele (1962), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.
Menurut Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.

2.1.2.Teori Pembentukan Pribadi Kreatif

1.   Teori Psikoanalisis
Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya dimulai sejak di masa anak-anak. Priadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma. Adapun tokoh-tokohnya adalah:

a.    Sigmund Freud
Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun justru mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.

b.   Ernest Kris
Ia menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.

c.   Carl Jung
Ia juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

2. Teori Humanistik
Humanistik lebih menekankan kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Dan kreativitas dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas pada usia lima tahun pertama.

a.       Abraham Maslow
menekankan bahwa manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang terendah hingga yang tertinggi.

b.       Carl Rogers
Ia menjelaskan ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif, adalah keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan Patoka pribadi seseorang, kemampuan untuk bereksperiman atau untuk ‘bermain’ dengan konsep-konsep.

2.2. Hubungan dengan Teori Belahan Otak

Otak yang kita miliki merupakan karunia terbesar yang Allah berikan kepada kita. Dengan otak yang kita miliki kita bisa mengatur semua kerja organ yang ada ditubuh kita. Otak merupakan pusat dari setiap kegiatan yang kita lakukan mulai dari berpikir, berkreasi, dan berimajinasi. Otak terbagi menjadi 2, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Setiap belahan otak melakukan fungsi yang berbeda.

2.2.1 Belahan Otak Kiri
Belahan otak kiri berhubungan dengan logika, bahasa dan analisa. Jadi belahan otak kiri berkaitan dengan cara seseorang dalam merespon sesuatu. Respon yang diberikan seseorang bisa dalam bentuk kemampuan untuk menjelaskan dan menganalisa suatu hal.

2.2.2 Belahan Otak Kanan
Belahan otak kanan berhubungan dengan kreativitas seperti, kemampuan untuk memilih warna, berimajinasi, dan memahami ritme. Jadi belahan otak sebelah kanan berperan dalam kegiatan seseorang seperti menggambar, menyanyi, bermain dan berolahraga.
Pada hakikatnya belahan otak sebelah kiri dan otak sebelah kanan memiliki fungsi yang saling melengkapi. Fungsi dari kedua belahan otak ini sangat penting dan diperlukan dalam proses pembelajaran. Seharusnya pembelajaran yang dilakukan harus dapat menyeimbangkan kerja belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Namun pada kenyatannya, kegiatan pembelajaran lebih banyak menggunakan hasil kerja dari belahan otak sebelah kiri. Hal ini dapat terjadi karena pembelajaran yang dilakukan sebagian besar guru, lebih mengutamakan kemampuan anak dalam menganalisa dan menjelaskan materi pelajaran dan kegiatan seperti menggambar dan menyanyi jarang dilakukan.
Karena menggambar dan menyanyi masih dianggap sebagai selingan didalam pembelajaran, khususnya pada jenjang sekolah dasar. Jadi tidak ada jam khusus untuk pelajaran menyanyi dan menggambar. Misalkan ada, hanya sebagian kecil saja, jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, seperti Ilmu alam, ilmu sosial, Matematika, Bahasa Indonesia,dan lain-lain.

2.2.3 Perbedaan Otak Kiri dan otak kanan
Otak manusia terbelah dalam dua bagian. Kedua belahan otak bertanggung jawab silang, maksudnya belahan otak kanan bertanggung jawab terhadap tubuh bagian kiri dan sebaliknya.
Hal ini berarti bila otak kanan seseorang lebih dominan, maka orang tersebut cenderung menjadi kidal atau aktif dengan bagian tubuh kiri. Kedua belahan otak sangat identik tapi berbeda fungsi. Masing-masing otak berperilaku berbeda.
Otak adalah organ tubuh yang paling vital dan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Jika manusia diibaratkan sebuah komputer, otak adalah prosesornya.
Otak manusia terdiri lebih dari 100 miliar saraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu saraf lain. Otak adalah organ tubuh vital yang merupakan pusat pengendali sistem saraf pusat. Otak manusia terbagi menjadi dua dan dibatasi oleh celah longitudinal. Celah longitudinal disebut juga dengan celah great longitudinal atau celah longitudinal cerebral merupakan alur dalam yang memisahkan kedua belahan otak manusia.
Ada keuntungan manusia memiliki otak yang terintegrasi. Dengan dua permukaan permukaan menjadi lebih luas, yang memungkinkan untuk pertumbuhan dan pendinginan. Dengan dengan dua belahan, otak menjadi memiliki fungsi masing- masing. Otak belahan kiri dan belahan kanan memiliki fungsi masing-masing, berikut fungsi masing-masing belahan otak: Otak belahan kiri Otak kiri dicirikan dengan karakteristik yang berhubungan dengan kemampuan analisis, logis, urutan, objektif dan rasional. Dengan karakterisitik ini, orang yang dominan menggunakan otak kiri cenderung memiliki pendekatan rasional terhadap kehidupan. Orang yang dominan otak kiri akan lebih tertarik dengan angka, kata-kata atau simbol. Dengan cara berpikirnya yang logis dan rasional, individu dengan dominansi otak kiri cenderung melakukan kemampuan analisa dengan baik. Misalnya dalam bidang teknik atau akutansi. Orang dengan dominasi otak kiri berpengalaman dalam perencanaan, dan orang ini jarang sekali melakukan persiapan di saat-saat terakhir.
Otak belahan kanan Di sisi lain, karakteristik yang terkait dengan otak kanan adalah intuitif, acak, subjektif, holistik (secara menyeluruh) dan sintesis. Dengan karakteristik ini, orang yang dominan dengan otak kanan cenderung lebih kreatif ketimbang orang yang dominan otak kiri.
Kenyataan bahwa orang dengan dominansi otak kanan lebih cenderung menyukai aspek visual, sehingga orang-orang tersebut jarang menanggapi masalah secara rinci.
Individu dengan dominansi otak kanan cenderung lebih kreatif dan intuitif, baik di bidang seni yang reatif, maupun di bidang-bidang lainnya. Individu tersebut memiliki waktu yang tepat untuk memprioritaskan hal-hal yang sulit, karena sebagian besar keputusan yang dibuat pada saat terakhir.
Jika dua individu diberikan beberapa kasus, satu dengan dominansi otak kanan dan yang lainnya dengan dominansi otak kiri, orang dengan dominansi otak kanan akan mulai bekerja tanpa melalui manual instruksi. Sedangkan individu dengan dominansi otak kiri akan melakukannya melalui manual, memahami konsep, baru kemudian menangani kasus tersebut.

2.2.4. Perlunya pengembangan kreativitas melalui Otak kanan

Dalam proses pengajaran di sekolah pada umumnya saat ini dimulai dari dasar, atau yang lainnya, masih menekankan pada penampilan rutin dan hafalan, yang kurang relevansinya dengan masyarakat. Dengan kondisi  siswa kurang dilatih untuk berpikir apa yang telah diperoleh dan menyebabkan siswa menjadi malas untuk berpikir, lalu anak juga tidak didorong untuk memberi kesempatan dalam pertanyaan-pertanyaan untuk menggunakan imajinasi, mengemukakan masalah sendiri, atau mencari penyelesaian terhadap masalah. Padahal, anak didik sangat perlu pengembangan kreativitas untuk memperluas kemampuan berpikir dan juga bertindak kreatif dalam berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu dalam pengembangan kegiatan belajar mengajar guru itu harus mampu dituntut untuk bertanggung jawab untuk menjadi pembimbing dan fasilitator dalam mengajar siswa-siswanya. Oleh karena itu, guru harus bisa mempunyai kemampuan atau memiliki kekuatan bertujuan untuk mengembangkan kreativitas anak didiknya. Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak, terutama otakkanan. Maka perlu adanya pengoptimalisasin otak kanan agar kedepannya peserta didik mampu mengaktualisasikan diri sehingga mereka akan sanggup bertahan dan menang pada era mendatang karena mereka mampu menggunakan otak kanan mereka. Otak kiri yang bertugas untuk berfikir logis, rasional, numerik, sistematis, matematis, akan mudah untuk digantikan dengan kecepatan dan ketepatan mesin-mesin komputer supercanggih. Sebagaimana dulu ketika era pertanian dan industri, tenaga manusia mudah digantikan dengan traktor atau mesin-mesin otomatis lainnya. Dalam buku ini diceritakan kisah John Henry, manusia superkuat yang diabadikan dalam perangko di AS, pada akhirnya bisa dikalahkan oleh sebuah mesin. Ini adalah awal kekalahan manusia yang mengandalkan otot. Pada cerita yang yang lain dikisahkan kekalahan Garry Kasparov, master catur dunia, melawan komputer super canggih.

Ada satu ruang dalam diri manusia yang tak tergantikan oleh mesin atau komputer, yaitu kreativitas dan emosi. Mereka yang mampu mengoptimalkan kreativitas dan emosilah yang akan mampu bertahan dan menguasai dunia pada era konseptual. Dalam bahasa Daniel H. Pink, adalah mereka yang memiliki kemampuan high concept dan high touchHigh concept mencakup kemampuan untuk menciptakan keindahan artistik dan emosional, untuk mendeteksi pola-pola dan peluang-peluang, menyusun kisah yang memuaskan, dan menggabungkan ide-ide yang tidak berhubungan ke dalam satu penemuan baru. High touch mencakup kemampuan untuk memberikan simpati, memahami seluk beluk interaksi manusia, mendapatkan kesenangan dalam diri seseorang dan memberikannya pada orang lain, dan melewati kehidupan sehari-hari dalam mencari tujuan dan makna.
            Untuk mencapai kreativitas perlu diketahui terlebih dahulu fakttor-faktor yang mempengaruhi kreativitas seseorang. Berikut adalah faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas:

a.   Internal /pribadi
Ditinjau dari segi internal/ pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.

b.   Motivasi
Ditinjau dari  motivasi kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan.

c.   Proses
Bila ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.

d.   Produk
Jadi, definsi secara keseluruhan  produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.
Adapun Ciri – ciri dari kreativitas itu sendiri sebagai berikut :
1.   Dorongan ingin tahu besar.
2.   Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
3.   Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.
4.   Bebas dalam menyatakan pendapat.
5.   Mempunyai rasa keindahan.
6.   Menonjol dalam salah satu bidang seni.
7.   Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya,
8.   Tidak mudah terpengaruh orang lain.
9.   Memiliki rasa humor tinggi.
10. Daya imajinasi kuat.
11.  Keaslian tinggi (tampak dalam ungkapan, gagasan, pemecahan masalah).
12.  Dapat bekerja sendiri.
13.  Kemampuan elaborasi (mengembangkan atau memerinci) suatu gagasan.

 Selain  itu ciri-ciri kreativitas dapat dilihat dari seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity),kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement), dapat beradaptasi (adaptable) dan memiliki kemampuan menempuh resiko.

Kreativitas peserta didik agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).

a.  Motivasi untuk Kreativitas

Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya; dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1999). Motivasi intrinsik ini yang hendakanya dibangun dalam diri individu sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru.

b.  Kondisi Eksternal yang mendorong Perilaku Kreatif
Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong munculnya kreativitas. Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Individu memerlukan kondisi yang mempk dan memungkinkan individu tersebut mengembangkan sendiri potensinya. Maka penting mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat memupuk dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan kreativitasnya. Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.

c.  Keamanan Psikologis
Hal ini dapat terbentuk melalui tiga proses yang saling berhubungan yakni:
Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
Mengusahakan suasanan yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada, sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.
Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati)Dalam suasana ini ”real self” dimungkinkan untuk timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam hubungannya dengan lingkungannya. Inilah pada dasarnya yang disebut memupuk kreativitas.

d. Kebebasan Psikologis
Memberikan kesempatan pada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya, permissiveness akan memberikan individu kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Ekspresi dalam bentuk tindakan agresif tidak selalu dimungkinkan, namun tindakan-tindakan konstruktif kearah kreatif hendaknya dimungkinkan.
Orang kreatif memiliki tujuh ciri watak utama, yaitu: (1) Berpikir dari segala arah; kemampuan bermain dengan berbagai ide, gagasan dari segala arah kemudian mengkaitkan ke suatu masalah yang akan dipecahkan. (2) Berpikir ke segala arah; kemampuan berpikir dari satu ide, gagasan, menyebar ke segala arah. (3) Fleksibilitas konsep; mampu secara spontan mengganti cara pandang atau cara kerja yang mandek. (4) Orisinlitas; kemampuan melahirkan ide, gagasan, konsep, yang tidak lazim meski tidak selalu benar. (5) Lebih memilih kompleksitas ketimbang simplisitas; lebih memilih kerumitan ketimbang kemudahan, lebih memilih tantangan daripada kemanan. (6) Latar belakang keluarga yang mendukung kreatifitas; lingkungan keluarga yang menjadi contoh dalam bidang seni, menulis, penelitian dan pengembangan ilmu. (7) Kecakapan dalam banyak hal; mempunyai banyak minat dan kecakapan dalam berbagai hal.

Ciri-ciri yang memungkinkan orang menjadi kreatif adalah:
1.    Berpikiran mandiri
2.    Pantang menyerah
3.    Mampu berkomunikasi dengan baik
4.    Lebih tertarik pada konsep ketimbang hal kecil-kecil
5.    Dorongan keinginan tahu yang besar
6.    Memiliki rasa humor dan fantasi
7.    Tidak segera menolak hal baru
8.    A rah hidup yang mantap.

Lingkungan keluarga yang dapat mendukung kreatifitas anak adalah keluarga yang memiliki ciri-ciri berikut:
1.    O rang tua menghargai anak sebagai pribadi; anak diperlakukan sebagai pribadi yang penting dan anggota keluarga yang sejajar. Pendapat anak didengarkan dan ditanggapi, perasaannya diberi ruang dan diterima secara wajar.
2.    O rang tua menaruh perhatian terhadap pengembangan bakat anak.
3.    O rang tua menjadi teladan, memberi contoh yang baik.
4.    M empunyai patokan etis yang jelas dalam keluarga. Nilai-nilai yang ditanamkan kejujuran, penghargaan pada mutu, keinginan tahu, dan ambisi yang sehat.
5.    O rang tua tidak khawatir tentang anak-anak.
6.    K eluarga sering pindah kota.










BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa perlunya kreativitas dikembangkan dengan mengoptimalkan otak kanan melalui teknik Idea Spurring Question ini agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas serta terwujudnya tujuan pendidikan yang optimal.
Berpikir alternatif akan membiasakan diri untuk melihat solusi suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Pertimbangan-pertimbangan yang diambil pun biasanya lebih dalam dan beragam. Keterkaitan salah satu unsur dengan unsur yang lain akan menyebabkan kematangan dalam cara berpikir dan pengambilan keputusan.

3.2. SARAN

Adapun saran yang dapat dikemukakan yaitu :
a.      Dalam mengembangkan kreativitas siswa, hendaknya dimulai dari peran serta orantua dalam mendidik anak.
b.      Orang tua dan guru harus selalu memberikan motivasi kepada, agar siswa dapat mengaktualisasikan diri.











DAFTAR PUSTAKA

Mundar, Utami. 2009 Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarata: Rineka Cipta.
Santoso, Ipho. 2008. Dahsyat Dengan Otak kanan. Jakarta : Gramedia
http://id.wikipedia.org/wiki/kreativitas#definisi_kreativitas . Diakses tanggal 6 April 2011
http://www.cipstuff.com/2008/06/memaksimalkan-otak-kana.html Memaksimalkan Otak kanan diakses pada tanggal 7 April 2011
http://www.forexindo.com/forum/jurnal-trading/12132-jurnal-menggunakan-otak-kanan-3.html Diakses pada tanggal 8 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar