PENGEMBANGAN KREATIVITAS
MANUSIA
MELALUI PEMANPAATAN OTAK
KANAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Menghadapi
era yang semakin mengglobal, masa depan membutuhkan generasi yang memiliki
kemampuan menghadapi tantangan dan perubahan. Dalam masa pembangunan dan penuh
persaingan sekarang ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya
agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Oleh karena itu,
pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia,
terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan keterampilan perlu digali dan
dikembangkan, baik itu untuk perwujudan diri secara pribadi maupun untuk
kelangsungan kemajuan bangsa.
Pendidikan
diharapkan menjadi wadah dalam mengembangkan kreativitas dengan memberdayakan
otak kanan agar potensi yang dimiliki peserta didik dapat berkembang secara
optimal sehingga diharapkan para peserta didik dengan kemampuan berpikir dan
sikap kreatif yang sangat menentukan keberhasilan mereka dalam memecahkan
masalah, sebagaimana di ketahui kategori kecerdasan itu meliputi:
1. Pengetahuan/
pemahaman
2. Pengaplokasian
3. Pemecahan
masalah
Namun
sangat disayangkan kreativitas saat ini belum mendapat perhatian. Hanya
segelintir orang yang menyadari akan pentingnnya kreativitas .bahkan
sistem pendidikan konvensional saat ini mulai dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi, selalu dan terlalu banyak mencerdaskan otak kiri, sehingga
kreativitas dan imajinasi mereka dikekang.
Akibatnya,
otak kanan telah dilalaikan dan diabaikan selama ini. Maka melalui karya tulis
ini penulis akan memaparkan tentang pentingnya kreativitas melalui pemanpaatan
otak kanan.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun
yang menjadi pokok permasalahan sehubungan dengan judul ini adalah:
1.
Faktor apa yang mempengaruhi kreativitas seseorang?
2.
Bagaimana mengembangkan kreativitas melalui pemanpaatan otak kanan?
BAB
II
PEMECAHAN
MASALAH
2.1.
Pengertian kreativitas
Kreativitas
adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau
hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
Dari
sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran
divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai
alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat
sesuatu yang baru.
2.1.1
Teori – teori Kreativitas
Menurut
Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistic menyatakan bahwa kreativitas
adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu
dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri endiri, dengan alam, dan dengan
orang lain.
Menurut
Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process,
Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif
yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan
dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.
Menurut
Hulbeck (1945), “Creative action is an imposing of one’s own whole
personality on the environment in an unique and characteristic way”. Dimana
tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Menurut
Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga
atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
Menurut
Baron (1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan
atau menciptakan sesuatu yang baru.
Menurut
Haefele (1962), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi
baru yang mempunyai makna sosial.
Menurut
Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya
masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji
dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya
menyampaikan hasil-hasilnya.
2.1.2.Teori
Pembentukan Pribadi Kreatif
1.
Teori Psikoanalisis
Psikoanalisa
memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya
dimulai sejak di masa anak-anak. Priadi kreatif dipandang sebagai seseorang
yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan
gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi
pemecahan inovatif dari trauma. Adapun tokoh-tokohnya adalah:
a.
Sigmund Freud
Ia
menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak
sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau
yang tidak dapat diterima. Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi
produktivitas kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat
tindakan kreatif, namun justru mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab
utama dari kreativitas.
b.
Ernest Kris
Ia
menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya
yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak
memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
c.
Carl Jung
Ia juga
percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam
kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa
lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan timbul penemuan,
teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan
kelanjutan dari eksistensi manusia.
2. Teori
Humanistik
Humanistik
lebih menekankan kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat
tinggi. Dan kreativitas dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas pada
usia lima tahun pertama.
a.
Abraham Maslow
menekankan
bahwa manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai
kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan
manusia, dari yang terendah hingga yang tertinggi.
b.
Carl Rogers
Ia
menjelaskan ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif, adalah keterbukaan
terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan Patoka
pribadi seseorang, kemampuan untuk bereksperiman atau untuk ‘bermain’ dengan
konsep-konsep.
2.2. Hubungan dengan Teori
Belahan Otak
Otak yang
kita miliki merupakan karunia terbesar yang Allah berikan kepada kita. Dengan
otak yang kita miliki kita bisa mengatur semua kerja organ yang ada ditubuh
kita. Otak merupakan pusat dari setiap kegiatan yang kita lakukan mulai dari
berpikir, berkreasi, dan berimajinasi. Otak terbagi menjadi 2, yaitu belahan
otak kiri dan belahan otak kanan. Setiap belahan otak melakukan fungsi yang
berbeda.
2.2.1
Belahan Otak Kiri
Belahan
otak kiri berhubungan dengan logika, bahasa dan analisa. Jadi belahan otak kiri
berkaitan dengan cara seseorang dalam merespon sesuatu. Respon yang diberikan
seseorang bisa dalam bentuk kemampuan untuk menjelaskan dan menganalisa suatu
hal.
2.2.2
Belahan Otak Kanan
Belahan
otak kanan berhubungan dengan kreativitas seperti, kemampuan untuk memilih
warna, berimajinasi, dan memahami ritme. Jadi belahan otak sebelah kanan
berperan dalam kegiatan seseorang seperti menggambar, menyanyi, bermain dan
berolahraga.
Pada
hakikatnya belahan otak sebelah kiri dan otak sebelah kanan memiliki fungsi
yang saling melengkapi. Fungsi dari kedua belahan otak ini sangat penting dan
diperlukan dalam proses pembelajaran. Seharusnya pembelajaran yang dilakukan
harus dapat menyeimbangkan kerja belahan otak kiri dan belahan otak kanan.
Namun pada kenyatannya, kegiatan pembelajaran lebih banyak menggunakan hasil
kerja dari belahan otak sebelah kiri. Hal ini dapat terjadi karena pembelajaran
yang dilakukan sebagian besar guru, lebih mengutamakan kemampuan anak dalam
menganalisa dan menjelaskan materi pelajaran dan kegiatan seperti menggambar
dan menyanyi jarang dilakukan.
Karena menggambar
dan menyanyi masih dianggap sebagai selingan didalam pembelajaran, khususnya
pada jenjang sekolah dasar. Jadi tidak ada jam khusus untuk pelajaran menyanyi
dan menggambar. Misalkan ada, hanya sebagian kecil saja, jika dibandingkan
dengan mata pelajaran yang lain, seperti Ilmu alam, ilmu sosial, Matematika,
Bahasa Indonesia,dan lain-lain.
2.2.3
Perbedaan Otak Kiri dan otak kanan
Otak
manusia terbelah dalam dua bagian. Kedua belahan otak bertanggung jawab silang,
maksudnya belahan otak kanan bertanggung jawab terhadap tubuh bagian kiri dan
sebaliknya.
Hal ini
berarti bila otak kanan seseorang lebih dominan, maka orang tersebut cenderung
menjadi kidal atau aktif dengan bagian tubuh kiri. Kedua belahan otak sangat
identik tapi berbeda fungsi. Masing-masing otak berperilaku berbeda.
Otak
adalah organ tubuh yang paling vital dan penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Jika manusia diibaratkan sebuah komputer, otak adalah prosesornya.
Otak
manusia terdiri lebih dari 100 miliar saraf yang masing-masing terkait dengan
10 ribu saraf lain. Otak adalah organ tubuh vital yang merupakan pusat
pengendali sistem saraf pusat. Otak manusia terbagi menjadi dua dan dibatasi
oleh celah longitudinal. Celah longitudinal disebut juga dengan celah great
longitudinal atau celah longitudinal cerebral merupakan alur dalam yang
memisahkan kedua belahan otak manusia.
Ada
keuntungan manusia memiliki otak yang terintegrasi. Dengan dua permukaan
permukaan menjadi lebih luas, yang memungkinkan untuk pertumbuhan dan
pendinginan. Dengan dengan dua belahan, otak menjadi memiliki fungsi masing-
masing. Otak belahan kiri dan belahan kanan memiliki fungsi masing-masing,
berikut fungsi masing-masing belahan otak: Otak belahan kiri Otak kiri
dicirikan dengan karakteristik yang berhubungan dengan kemampuan analisis,
logis, urutan, objektif dan rasional. Dengan karakterisitik ini, orang yang
dominan menggunakan otak kiri cenderung memiliki pendekatan rasional terhadap
kehidupan. Orang yang dominan otak kiri akan lebih tertarik dengan angka, kata-kata
atau simbol. Dengan cara berpikirnya yang logis dan rasional, individu dengan
dominansi otak kiri cenderung melakukan kemampuan analisa dengan baik. Misalnya
dalam bidang teknik atau akutansi. Orang dengan dominasi otak kiri
berpengalaman dalam perencanaan, dan orang ini jarang sekali melakukan
persiapan di saat-saat terakhir.
Otak
belahan kanan Di sisi lain, karakteristik yang terkait dengan otak kanan adalah
intuitif, acak, subjektif, holistik (secara menyeluruh) dan sintesis. Dengan
karakteristik ini, orang yang dominan dengan otak kanan cenderung lebih kreatif
ketimbang orang yang dominan otak kiri.
Kenyataan
bahwa orang dengan dominansi otak kanan lebih cenderung menyukai aspek visual,
sehingga orang-orang tersebut jarang menanggapi masalah secara rinci.
Individu
dengan dominansi otak kanan cenderung lebih kreatif dan intuitif, baik di
bidang seni yang reatif, maupun di bidang-bidang lainnya. Individu tersebut
memiliki waktu yang tepat untuk memprioritaskan hal-hal yang sulit, karena
sebagian besar keputusan yang dibuat pada saat terakhir.
Jika dua
individu diberikan beberapa kasus, satu dengan dominansi otak kanan dan yang
lainnya dengan dominansi otak kiri, orang dengan dominansi otak kanan akan
mulai bekerja tanpa melalui manual instruksi. Sedangkan individu dengan
dominansi otak kiri akan melakukannya melalui manual, memahami konsep, baru
kemudian menangani kasus tersebut.
2.2.4. Perlunya
pengembangan kreativitas melalui Otak kanan
Dalam
proses pengajaran di sekolah pada umumnya saat ini dimulai dari dasar, atau
yang lainnya, masih menekankan pada penampilan rutin dan hafalan, yang kurang
relevansinya dengan masyarakat. Dengan kondisi siswa kurang dilatih untuk
berpikir apa yang telah diperoleh dan menyebabkan siswa menjadi malas untuk
berpikir, lalu anak juga tidak didorong untuk memberi kesempatan dalam
pertanyaan-pertanyaan untuk menggunakan imajinasi, mengemukakan masalah
sendiri, atau mencari penyelesaian terhadap masalah. Padahal, anak didik sangat
perlu pengembangan kreativitas untuk memperluas kemampuan berpikir dan juga
bertindak kreatif dalam berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu dalam pengembangan kegiatan belajar mengajar guru itu harus mampu
dituntut untuk bertanggung jawab untuk menjadi pembimbing dan fasilitator dalam
mengajar siswa-siswanya. Oleh karena itu, guru harus bisa mempunyai kemampuan
atau memiliki kekuatan bertujuan untuk mengembangkan kreativitas anak didiknya.
Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif
individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan
otak, terutama otakkanan. Maka perlu
adanya pengoptimalisasin otak kanan agar kedepannya peserta didik mampu
mengaktualisasikan diri sehingga mereka akan sanggup bertahan dan menang pada era
mendatang karena mereka mampu menggunakan otak kanan mereka. Otak kiri yang
bertugas untuk berfikir logis, rasional, numerik, sistematis, matematis, akan
mudah untuk digantikan dengan kecepatan dan ketepatan mesin-mesin komputer
supercanggih. Sebagaimana dulu ketika era pertanian dan industri, tenaga
manusia mudah digantikan dengan traktor atau mesin-mesin otomatis lainnya.
Dalam buku ini diceritakan kisah John Henry, manusia superkuat yang diabadikan
dalam perangko di AS, pada akhirnya bisa dikalahkan oleh sebuah mesin. Ini
adalah awal kekalahan manusia yang mengandalkan otot. Pada cerita yang yang
lain dikisahkan kekalahan Garry Kasparov, master catur dunia, melawan komputer
super canggih.
Ada
satu ruang dalam diri manusia yang tak tergantikan oleh mesin atau komputer,
yaitu kreativitas dan emosi. Mereka yang mampu mengoptimalkan kreativitas dan
emosilah yang akan mampu bertahan dan menguasai dunia pada era konseptual.
Dalam bahasa Daniel H. Pink, adalah mereka yang memiliki kemampuan high
concept dan high touch. High concept mencakup
kemampuan untuk menciptakan keindahan artistik dan emosional, untuk mendeteksi
pola-pola dan peluang-peluang, menyusun kisah yang memuaskan, dan menggabungkan
ide-ide yang tidak berhubungan ke dalam satu penemuan baru. High touch mencakup
kemampuan untuk memberikan simpati, memahami seluk beluk interaksi manusia,
mendapatkan kesenangan dalam diri seseorang dan memberikannya pada orang lain,
dan melewati kehidupan sehari-hari dalam mencari tujuan dan makna.
Untuk mencapai
kreativitas perlu diketahui terlebih dahulu fakttor-faktor yang mempengaruhi
kreativitas seseorang. Berikut adalah faktor faktor yang mempengaruhi
kreativitas:
a.
Internal /pribadi
Ditinjau
dari segi internal/ pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang
unik dengan lingkungannya.
b.
Motivasi
Ditinjau
dari motivasi kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan
internal maupun eksternal dari lingkungan.
c.
Proses
Bila
ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses
merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan
(masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah
dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
d.
Produk
Jadi,
definsi secara keseluruhan produk kreativitas menekankan bahwa apa yang
dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan
bermakna.
Adapun
Ciri – ciri dari kreativitas itu sendiri sebagai berikut :
1.
Dorongan ingin tahu besar.
2.
Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
3.
Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.
4.
Bebas dalam menyatakan pendapat.
5.
Mempunyai rasa keindahan.
6.
Menonjol dalam salah satu bidang seni.
7.
Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya,
8. Tidak mudah terpengaruh orang lain.
9.
Memiliki rasa humor tinggi.
10. Daya
imajinasi kuat.
11.
Keaslian tinggi (tampak dalam ungkapan, gagasan, pemecahan masalah).
12.
Dapat bekerja sendiri.
13.
Kemampuan elaborasi (mengembangkan atau memerinci) suatu gagasan.
Selain itu ciri-ciri kreativitas dapat
dilihat dari seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity),kebutuhan
untuk berprestasi (need of achievement), dapat beradaptasi (adaptable) dan
memiliki kemampuan menempuh resiko.
Kreativitas
peserta didik agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri
individu (motivasi intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi
ekstrinsik).
a. Motivasi
untuk Kreativitas
Pada
setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, untuk
mewujudkan dirinya; dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan
untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Dorongan ini
merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk
hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya
sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1999). Motivasi intrinsik ini yang
hendakanya dibangun dalam diri individu sejak dini. Hal ini dapat dilakukan
dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif, dengan tujuan
untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru.
b. Kondisi
Eksternal yang mendorong Perilaku Kreatif
Kondisi
eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong munculnya kreativitas.
Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk
tumbuh. Individu memerlukan kondisi yang mempk dan memungkinkan individu
tersebut mengembangkan sendiri potensinya. Maka penting mengupayakan lingkungan
(kondisi eksternal) yang dapat memupuk dorongan dalam diri individu untuk
mengembangkan kreativitasnya. Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi,
penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya
kreativitas yang konstruktif.
c. Keamanan
Psikologis
Hal
ini dapat terbentuk melalui tiga proses yang saling berhubungan yakni:
Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
Mengusahakan suasanan yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada, sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.
Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
Mengusahakan suasanan yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada, sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.
Memberikan
pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati)Dalam suasana ini ”real self”
dimungkinkan untuk timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam
hubungannya dengan lingkungannya. Inilah pada dasarnya yang disebut memupuk
kreativitas.
d. Kebebasan
Psikologis
Memberikan
kesempatan pada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis
pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya, permissiveness akan memberikan
individu kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam
dirinya. Ekspresi dalam bentuk tindakan agresif tidak selalu dimungkinkan,
namun tindakan-tindakan konstruktif kearah kreatif hendaknya dimungkinkan.
Orang
kreatif memiliki tujuh ciri watak utama, yaitu: (1) Berpikir dari segala arah;
kemampuan bermain dengan berbagai ide, gagasan dari segala arah kemudian
mengkaitkan ke suatu masalah yang akan dipecahkan. (2) Berpikir ke segala arah;
kemampuan berpikir dari satu ide, gagasan, menyebar ke segala arah. (3) Fleksibilitas
konsep; mampu secara spontan mengganti cara pandang atau cara kerja yang
mandek. (4) Orisinlitas; kemampuan melahirkan ide, gagasan, konsep, yang tidak
lazim meski tidak selalu benar. (5) Lebih memilih kompleksitas ketimbang
simplisitas; lebih memilih kerumitan ketimbang kemudahan, lebih memilih
tantangan daripada kemanan. (6) Latar belakang keluarga yang mendukung
kreatifitas; lingkungan keluarga yang menjadi contoh dalam bidang seni,
menulis, penelitian dan pengembangan ilmu. (7) Kecakapan dalam banyak hal;
mempunyai banyak minat dan kecakapan dalam berbagai hal.
Ciri-ciri
yang memungkinkan orang menjadi kreatif adalah:
1. Berpikiran
mandiri
2. Pantang
menyerah
3. Mampu
berkomunikasi dengan baik
4. Lebih
tertarik pada konsep ketimbang hal kecil-kecil
5. Dorongan keinginan
tahu yang besar
6. Memiliki
rasa humor dan fantasi
7. Tidak
segera menolak hal baru
8. A rah
hidup yang mantap.
Lingkungan
keluarga yang dapat mendukung kreatifitas anak adalah keluarga yang memiliki
ciri-ciri berikut:
1. O rang tua
menghargai anak sebagai pribadi; anak diperlakukan sebagai pribadi yang penting
dan anggota keluarga yang sejajar. Pendapat anak didengarkan dan ditanggapi,
perasaannya diberi ruang dan diterima secara wajar.
2. O rang tua
menaruh perhatian terhadap pengembangan bakat anak.
3. O rang tua
menjadi teladan, memberi contoh yang baik.
4. M empunyai
patokan etis yang jelas dalam keluarga. Nilai-nilai yang ditanamkan kejujuran,
penghargaan pada mutu, keinginan tahu, dan ambisi yang sehat.
5. O rang tua
tidak khawatir tentang anak-anak.
6. K eluarga
sering pindah kota.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari hasil
pembahasan dapat disimpulkan bahwa perlunya kreativitas dikembangkan dengan
mengoptimalkan otak kanan melalui teknik Idea Spurring Question ini agar
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas serta terwujudnya tujuan
pendidikan yang optimal.
Berpikir
alternatif akan membiasakan diri untuk melihat solusi suatu masalah dari
berbagai sudut pandang. Pertimbangan-pertimbangan yang diambil pun biasanya
lebih dalam dan beragam. Keterkaitan salah satu unsur dengan unsur yang lain
akan menyebabkan kematangan dalam cara berpikir dan pengambilan keputusan.
3.2. SARAN
Adapun saran yang dapat dikemukakan yaitu :
a.
Dalam mengembangkan kreativitas siswa,
hendaknya dimulai dari peran serta orantua dalam mendidik anak.
b.
Orang tua dan guru harus selalu memberikan
motivasi kepada, agar siswa dapat mengaktualisasikan diri.
DAFTAR
PUSTAKA
Mundar,
Utami. 2009 Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarata: Rineka Cipta.
Santoso,
Ipho. 2008. Dahsyat Dengan Otak kanan. Jakarta : Gramedia
. http://id.wikipedia.org/wiki/kreativitas#definisi_kreativitas .
Diakses tanggal 6 April 2011
http://www.cipstuff.com/2008/06/memaksimalkan-otak-kana.html Memaksimalkan
Otak kanan diakses pada tanggal 7 April 2011
http://www.forexindo.com/forum/jurnal-trading/12132-jurnal-menggunakan-otak-kanan-3.html Diakses
pada tanggal 8 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar