BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan sebuah proses menuju tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hal
ini, proses pembelajaran sangatlah menentukan hendak kemana anak didik
itu akan dibawa. Berbagai macam model pembelajaranpun dilaksanakan untuk meraih
tujuan yang ideal. Karena proses pembelajaran merupakan bagian yang integral
dari pendidikan.
Akan menjadi sebuah kesulitan bagi guru apabila kurang
memahami teori pembelajaran dan penggunaan media, proses belajar mengajar yang
dilakukan tidak sesuai dengan harapan. Disinilah sejatinya peran seorang
pendidik untuk memilih peran-peran penting yang sekiranya akan ketika mengajar didepan peserta
didik.
Dalam dunia pendidikan, sering kali
istilah alat bantu atau media Pembelajaran digunakan sebagai bahan ajar dalam
rangka memudahkan siswa – siswi dalam menangkap materi peajaran. Hal ini tentu
membutuhkan sebuah keuletan seorang pengajar / guru dalam membimbing murid di
dalam kelas, supaya siswa lebih mudah untuk cepat tanggap dalam menghadapi
permasalahan - permasalahan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran
dapat berjalan baik jika didukung oleh berbagai komponen pembelajaran yang
berjalan sinegis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu komponen
pembelajaran yaitu media pembelajaran.
Dalam Kegiatan Belajar mengajar di dalam
kelas, setiap siswa tentu memiliki intelegensi yang berbeda – beda baik laki –
laki maupun perempuan, itulah sebabnya mengapa media pembelajaran sangat
dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan
penggunaan media, tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan dengan
baik. Media yang dapat mengubah perilaku siswa (behaviour change) dan
meningkatkan hasil belajar siswa tertentu, tidak dapat berlangsung secara
spontanitas, namun diperlukan analisis yang komprehensif dengan memperhatikan
berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.
Aspek-aspek tersebut
diantaranya tujuan, kondisi siswa, fasilitas pendukung, waktu yang tersedia dan
kemampuan guru untuk menggunakannya dengan tepat. Semua aspek tersebut perlu
dituangkan dalam sebuah perencanaan pembuatan media.
Pada kesempatan kali ini saya akan
membahas tentang “Merancang Media Pembelajaran Bahasa Inggris”
B. Perumusan Masalah
Dari Uraian
Latar Belakang diatas dapat kita rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
sistematika perencanaan Media Pembelajaran Bahasa Inggris?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Teori
Belajar
A.1. Pengertian Pembelajaran
Suatu
proses belajar harus ad interaksi anatara siswa dan guru. Hal ini harus terjadi
agar dalam suatu PBM (proses belajar mengajarar) tidak terasa monoton dan hanya
bisa berinterksi satu arah. Interaksi siswa dan guru yang baik akan dapat
meningkatakan atau memajukan proses belajar mengajar yamg baik.
Interaksi ini mencakup segala hal yang terjadi dalam proses pembelajaran Saat guru menerangkan suatu pelajaran dan siswa dapat menanggapi dengan baik memperhatikan guru, ini yang disebut interaksi yang tidak monoton. Dalam hal interksi seperti ini jika guru bertanya dan murid bisa menjawab ini juga interaksi yang tidak monoton.
Interaksi ini mencakup segala hal yang terjadi dalam proses pembelajaran Saat guru menerangkan suatu pelajaran dan siswa dapat menanggapi dengan baik memperhatikan guru, ini yang disebut interaksi yang tidak monoton. Dalam hal interksi seperti ini jika guru bertanya dan murid bisa menjawab ini juga interaksi yang tidak monoton.
Berdasarkan
uraian di atas maka dalam tulisan ini dimaksud dengan interaksi dalam proses
pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa sehingga
mendapatkan suasana yang kondusif dalam upaya memajukan suatu proses
pembelajaran.
Sedangkan belajar merupakan proses memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap. Gagne (1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman.
Sedangkan belajar merupakan proses memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap. Gagne (1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman.
Menurut
Gagne dalam Yamin, 2005: 17, belajar merupakan kegiatan yang kompleks dimana
setelah belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai, akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan
mengembangkan pemikirannya karena belajar merupakan proses kognitif.
Lingkungan sekitar
banyak mempengaruhi sikap dan perilaku masing-masing individu, seperti pola berfikir,
bertindak, berbicara, sikap, gaya bahasa, watak dan lain sebagainya. Lingkungan
pendidikan terdiri dari rumah tangga, sekolah, dan lingkungan lainnya.
Belajar
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar suatu adalah
perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (apektif).
A.2. Pembelajaran Bahasa Inggris
SMA
Bahasa
Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan,
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan dan tulis yang direalisasikan dalam 4 keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat Literasi mencakup performative, fungsional, infomational dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan kedalam bahasa sasaran.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan dan tulis yang direalisasikan dalam 4 keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat Literasi mencakup performative, fungsional, infomational dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan kedalam bahasa sasaran.
Pembelajaran
bahasa Inggris ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional,
yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah
sehari-hari. Diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka
disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi. Tinggi literasi
epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik karena
bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing.
Adapun
tujuan dan ruang lingkup pembelajaran bahasa inggris bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Mengembangkan
kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat
literasi functional.
b. Memiliki
kesadaran tentang hakekat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya
saing bangsa dalam masyarakat global.
c. Mengembangkan
peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
Fungsi
Mata Pelajaran Bahasa Inggris :
a. Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris, baik dalam bentuk lisan atau tertulis.
Kemampuan berkomunikasi meliputi mendengarkan (listening), berbicara
(speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).
b. Menumbuhkan
kesadaran tentang hakikat bahasa baik bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan
bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu melalui perbandingan kedua bahasa tersebut.
c.
Mengembangkan
pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa budaya serta memperluas
cakrawala budaya. Dengan demikian siswa dapat melintasi budaya dan melibatkan
diri dalam keragaman.
B.
Media
1.
Pengertian
Media Pembelajaran
Kata
media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media dimaknai
sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan
sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber
kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat
komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi
berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik
menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Satu
hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang
pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan
pembelajarannya.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14),
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna
dan berdaya guna.
Berdasarkan
definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam
memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang
digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar
dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
2.
Fungsi
Media Pembelajaran
Ada
dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama
media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai
media sumber belajar.
Kedua
fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
Tentunya
kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.
Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain
pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe,
grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang
tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar
menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin
terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
b. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang
Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar
peserta didik tersebut berasal.
Sumber
belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku
perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media
pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya
wawasan siswa
3.
Macam-macam
Media
Dilihat
dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a. Media auditif
Media yang hanya mengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, peringan hitam.media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran
Media yang hanya mengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, peringan hitam.media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran
b. Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c. Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Media ini dibagi dalam:
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Media ini dibagi dalam:
1. Audio visual murni yaitu baik unsur
suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti video kaset
2. Audio visual tidak murni yaitu unsur
suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya
filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur
suaranya berasal dari tape recorder.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
SISTEMATIKA PERENCANAAN MEDIA
1.
Hakikat Perencanaan Media
Dilihat
dari pengadaannya media dapat menggunakan yang sudah ada yang dibuat oleh pihak
tertentu (produsen media) dan kita dapat langsung menggunakannya, begitu juga
media yang sifatnya alamiah yang
tersedia dilingkungan sekolah juga termasuk yang dapat langsung digunakan. Selain itu, kita
juga dapat membuat media sendiri sesuai
dengan kebutuhan. Disinilah diperlukannya
perencanaan, jika kita memiliki media dengan cara membeli yang sudah
ada, kegiatan perencanaan media tidak terlalu banyak dilakukan, cukup dengan
mencocokan materi yang akan diajarkan dengan media yang tersedia. Berbeda
halnya jika kita membuat media sendiri berdasarkan kebutuhan, dalam hal ini
diperlukan analisis terhadap berbagai aspek, sehingga pas dengan kebutuhan.
Bila
kita akan membuat program media pembelajaran kita diharapkan dapat melakukannya dengan
persiapan dan perencanaan yang teliti.
Dalam membuat perencanaan itu ada beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab.
Pertama kita perlu bertanya mengapa kita ingin membuat program media itu?
Apakah pembuatan media tersebut ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran
tertentu untuk mencapai tujuan tertenu pula? Untuk siapakah program media
tersebut kita buat? Untuk orang dewasakah, anak-anak, mahasiwakah, siswa
Sekolah Dasarkah atau masyarakat pada umumnya? Kalau kita sudah mengetahui
siapa sasaran kita, pertanyaan kita belum selesi, masih perlu ditanyakan
bagaimana karakteristik sasaran siswa tersebut? Betulkan media yang kita buat
tersebut betul-betul dibutuhkan oleh mereka? Perubahan perilaku apa yang
diharapkan akan terjadi pada diri siswa setelah menggunakan media tersebut?
Sebaliknya jika siswa tidak menggunakan media tersebut apakah akan terjadi
kerugian secara intelektual? Kita perlu juga memikirkan materi apa yang perlu
disajikan melalui media itu supaya pada diri siswa terjadi perubahan perilaku
yang nyata sesuai harapan.
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut tidak hanya menjadi pemikiran dan ide-ide semata, namun harus ditindak
lanjuti dengan cara menuliskannya sehingga akan terwujud sebuah dokumen
perencanaan media. Jadi hakikat perencanaan tidak cukup dengan niat dan ide
cemerlang dalam membuat media, namun perlu dipersiapkan dalam bentuk naskah
perencanaan media.
B.
LANGKAH – LANGKAH PERANCANGAN MEDIA PADA MODEL ASSURE
Enam langkah kegiatan perancangan
media pada model ASSURE:
1.
Analyze learners.
Menganalisis
peserta didik
Peserta didik adalah siswa MAN 3 Sungai Penuh.
Dalam menganalisis, ada tiga hal yang harus diperiksa:
a. Karakteristik
umum
Objek untuk dianalisis adalah siswa kelas X MAN 3 Sungai
Penuh. Terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 30 tiap kelasnya.
Perempuan lebih dominan dibanding laki-laki. Mayoritas siswa dari golongan
kelas menengah ke bawah. Siswa berdomisili di Pendung Tl. Genting, Talang, Koto
Baru, Pulau Pandan, Pengasi, Seleman dan Terutung . Jadi dapat dikatakan
berasal dari etnis yang sama dengan logat bahasa yang tidak jauh berbeda.
b. Kompetensi
spesifik
Dalam KBM Bahasa Inggris, terutama pada materi Speaking
siswa banyak yang penguasaan kosa katanya kurang . Sehingga materi ini dianggap
sangat sulit bagi siswa. Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa adalah siswa
mampu mengung-kapkan makna dalam teks monolog sederhana dengan
menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam
berbagai konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: recount,
narrative, dan procedure.
Siswa memerlukan media agar mempermudah
pemahaman konsep abstrak ini.
c. Gaya
belajar
Tiap siswa meiliki gaya belajar yang berbeda. Namun ketika
siswa melihat suatu tayangan video, rasa ingin tahu meningkat sehingga dapat
menggunakan media audiovisual.
2. Stated
Objectives
- Menjawab pertanyaan teks monolog sederhana berbentuk procedure
- Melakukan teks monolog lisan berbentuk procedure
- Mempresentasikan teks monolog lisan berbentuk procedure
3. Selected
metode, media and materi
a. Metode pembelajaran yang lebih cocok
digunakan dalam kondisi ini adalah metode Total Physical Response dan metode Tanya jawab.
b. Media
yang cocok untuk dipadukan adalah media audiovisual, yang didalamnya terdapat
materi, konsep-konsep, simulasi, video, dan soal tes.
c. Materi
yang diajarkan adalah Teks monolog berbentuk procedure
4. Utilize
media and materials
Langkah-langkah:
a. Preview
materi
Guru mereview sedikit materi yang lalu untuk memotivasi
siswa dan menghubungkan konsep yang lalu (yang telah dipelajari) dengan konsep
baru yang akan diajarkan. Sehingga diharapkan siswa dapat termotivasi dan
membangun konsep yang berkelanjutan. Guru menyiapkan materi yang akan dijarkan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Siapkan
bahan
Bahan atau media yang dibutuhkan adalah video simulasi,
simulais dry lab, slide yang berisi materi dan soal tes.
c. Siapkan
lingkungan
Dengan menggunakan metode diskusi kelas, siswa berkelompok
agar dapat saling berdiskusi tentang materi yang diajarkan. Siswa secara
individu menjawab soal yang telah disediakan.
d. Peserta
didik
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kepada siswa agar
siswa mengetahui tujuan belajar dan kompetensi yang harus dikuasai.
e. Memberikan
pengalaman belajar
Karena belum tersedia alat yang memadai untuk simulasi
tentang Teks monolog berbentuk procedure,
dengan menayangkan media ini diharapkan dapat member pengetahuan baru kepada
siswa
5. Require
Learner Participation
Untuk meningkatkan partisipasi, maka digunakan metode Total Physical
Response dan Tanya jawab sehingga rasa ingin
tahu siswa meningkat. Dengan bertanya siswa diharapkan mampu membangun
pemikiran yang kritis.
6. Evaluate
and Revise
Guru mengevaluasi apakah metode dan media yang digunakan
dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini diidentifikasi
dengan cara pengerjaan soal tes yang tersedia. Jika belum mencapai tujuan maka
model ini direvisi kembali agar ke depannya lebih maksimal.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama
Sekolah : SMA/MA .............................
Mata
Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : X / 1
Alokasi
Waktu : 2 x 45 menit ( 1x pertemuan )
Topik
Pembelajaran : Procedure
Pertemuan
Ke :
A. Standar Kompetensi
Berbicara
1. Mengungkapkan
makna dalam teks fungsional pendek dan
monolog berbentuk recount, narrative dan procedure sederhana dalam konteks kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
2.1 Mengung-kapkan makna
dalam teks monolog sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara
akurat, lancar dan berterima dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dalam
teks berbentuk: recount, narrative, dan procedure.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Nilai
Budaya Dan
Karakter
Bangsa
|
§ Menjawab pertanyaan teks monolog sederhana berbentuk procedure
§ Melakukan teks monolog lisan berbentuk procedure
§ Mempresentasikan teks monolog lisan berbentuk procedure
|
Religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab,
mandiri
|
Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif :
§
Percaya
diri (keteguhan hati, optimis).
§
Berorientasi
pada tugas (bermotivasi, tekun/tabah, bertekad, enerjik).
§
Pengambil
resiko (suka tantangan, mampu memimpin)
§
Orientasi
ke masa depan (punya perspektif untuk masa depan)
D. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran siswa
dapat :
·
Siswa
dapat menjawab pertanyaan teks monolog sederhana berbentuk procedure
·
Siswa
dapat melakukan teks monolog lisan berbentuk procedure
·
Siswa
mempresentasikan teks monolog lisan berbentuk procedure
E. Materi Pokok
1.
Teks monolog berbentuk procedure, contohnya:
How to Make Gudeg Jogja
(Green Jack Fruit Sweet Stew)
Ingredients:
- 5
onions
- 10 candlenuts
- 10 garlic cloves
- 4 bay Leaves
- 1/2 lb. (250g) green
jack fruit
- 2-1/2 tsp. (12g)
coriander seeds
- 1-1/4 tsp. (6g) cumin
- 1/4 cup (62ml) coconut
sugar
- 2 cups (500ml) coconut
milk
- 2 tsp. (30g) tamarind
- 2 lb. (1kg) chicken
(cut into small pieces with bone)
- 5 cups (1.25l) water
- 2 inches bruised
galangal
Instructions:
- First, cut green jack
fruit 1 inch thick. Wash and boil until tender.
- Next, ground onions,
candle nuts, sauté paste, bay leaves, and galangal until fragrant.
- Add the chicken pieces,
stir fry until chicken changes clour.
- Then, pour 4 cups of
water and coconut sugar, bring to a boil.
- Add the green jack
fruit and simmer until the chicken and vegetables are tender.
- Finally, add coconut
milk 5 minutes before it’s done, bring back to a boil. Serve hot with ice.
- This dish is sweet and usually served with shrimp cracker
2.
Procedure text can be explained as bellow:
Social function : to describe how something is accomplished
through
a sequence of
actions or steps.
Generic structure:
- Goal.
- Materials (not required
for all procedural texts)
- Steps (a series of
steps oriented to achieving the goal)
F. Metode Pembelajaran/Teknik:
Total Physical Response
G. Strategi Pembelajaran
Tatap
Muka
|
Terstruktur
|
Mandiri
|
§ Bertanya jawab
tentang pertanyaan teks monolog sederhana berbentuk procedure.
§ Membahas unsur
dan langkah retorika dalam pertanyaan teks
monolog sederhana berbentuk procedure.
§ Membahas
ciri-ciri leksikogramatika.
§ Membacakan
cerita kepada kelompok atau kelas (monolog).
§ Menceritakan
kembali cerita kepada kelompok atau kelas (monolog).
§ Membahas
kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan kegiatan terstruktur dan
mandiri.
|
§ Dengan
kelompok belajarnya, siswa diberi tugas untuk melakukan hal-hal berikut, dan
melaporkan setiap kegiatan kepada guru, a.l. tentang tempat, siapa saja yang
datang, kesulitan yang dihadapi.
§ Bertanya jawab
tentang isi cerita (karakter, setting, plot) yang sudah dibaca, ditonton,
dan/atau didengar dengan kelompok belajarnya
§ Membahas unsur
dan langkah retorika dalam teks naratif.
§ Membahas
ciri-ciri leksikogramatika.
§ Membacakan
cerita kepada kelompok (monolog).
§ Menceritakan
kembali cerita kepada kelompok (monolog).
|
§ Siswa
melakukan berbagai kegiatan terkait dengan wacana berbentuk naratif di luar
tugas tatap muka dan terstruktur yang diberikan guru.
§ Siswa
mengumpulkan setiap hasil kerja dalam portofolio, dan melaporkan hal-hal yang
sudah diperoleh serta kesulitan yang dihadapi secara rutin kepada guru.
|
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
§
Kegiatan
Awal (10’)
-
Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika
memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)
-
Mengecek kehadiran siswa (nilai yang
ditanamkan: disiplin, rajin)
-
Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari
dengan karakter
-
Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar,
menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan selain yang
terkait dengan SK/KD
-
Siswa berdiskusi
mengenai pertanyaan yang tertera di buku teks
§
Kegiatan Inti
(70’)
Eksplorasi
Dalam kegiatan
eksplorasi guru:
§ Memberikan
stimulus berupa pemberian materi pertanyaan teks
monolog sederhana berbentuk procedure.
§ Mendiskusikan
materi bersama siswa (Buku : Bahan Ajar Bahasa Inggris mengenai pertanyaan teks monolog sederhana berbentuk procedure.
§ Memberikan
kesempatan pada peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan mengenai pertanyaan teks
monolog sederhana berbentuk procedure.
§ Siswa
diminta membahas contoh soal dalam Buku : Bahan Ajar Bahasa Inggris mengenai
pertanyaan teks monolog sederhana berbentuk procedure.
Elaborasi
Dalam kegiatan
elaborasi guru:
§ Membiasakan
siswa membuat kalimat pertanyaan teks monolog
sederhana berbentuk procedure.
§ Memfasilitasi
siswa melalui pemberian tugas mengerjakan latihan soal yang ada pada buku ajar
Bahasa Inggris untuk dikerjakan secara individual.
Konfirmasi
Dalam kegiatan
konfirmasi guru:
§ Memberikan umpan
balik pada siswa dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan pada siswa yang
telah dapat menyelesaikan tugasnya.
§ Memberi
konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh siswa melalui sumber
buku lain.
§ Memfasilitasi
siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah
dilakukan.
§ Memberikan
motivasi kepada siswa yang kurang dan belum bisa mengikuti dalam materi
mengenai pertanyaan teks monolog sederhana berbentuk procedure.
§
Kegiatan Akhir
(10’)
§ Siswa diminta
membuat rangkuman dari materi mengenai pertanyaan
teks monolog sederhana berbentuk
procedure.
§ Siswa dan Guru
melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
§ Siswa diberikan
pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi mengenai pertanyaan teks monolog sederhana
berbentuk procedure.
§ Menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
H. Sumber/Bahan/Alat
§ Buku Look Ahead
1 , English for Better Life
§ Buku
Inter-Language Kelas X
§ Kaset/CD
§ Tape
§ Script dari Look
Ahead 1 dan Inter-Language
I. Penilaian
I. Indikator, Teknik, Bentuk, dan Contoh.
No.
|
Indikator
|
Teknik
|
Bentuk
|
Contoh
|
1.
2.
3
|
Menjawab pertanyaan teks monolog sederhana berbentuk procedure
Melakukan teks monolog lisan berbentuk procedure.
Mempresentasikan teks monolog lisan berbentuk procedure
|
Performance Assessment (responding)
Tes Lisan
Tes Lisan
|
Melengkapi dialog
Membuat dialog
Presentasi individual
|
Complete the dialogue below using the suitable
expression!
Give your responses orally based on the situations
below!
Listen carefully and then identify the goal,
mate-rials needed and steps
|
II. Instrumen Penilaian
Your
teacher will read the following text. Listen carefully and then identify
the goal, materials needed and
steps.
How
to Make an Omelet
Hello
friend, how are you? Have you ever eaten a cheese omelet? Do you know how to
make a Cheese Omelet? No? Would you like me to tell it for you? Okay. This is
the way. Listen to me.
To make a Cheese Omelet, you should
prepare ingredients such as one egg, 50 grams of cheese, uhm... ¼ cup of milk, three tablespoons of cooking
oil, uhm...what else ....? Oh, yeah, a pinch of salt and don’t forget some
pepper. Now, to make a Cheese Omelet, you will need some kitchen utensils like
a frying pan, a fork, a whisk, a spatula, uhm..... a cheese grater ...and a
bowl and of course ....a plate. Okay? Are you following me ? Right! Let me tell
you how to make it.
First, crack an egg into a bowl like
this. Then whisk the egg with a fork until it is smooth. After that, add some
milk and whisk well. Grate the cheese into the bowl and stir. Next, heat the
oil in a frying pan, and pour the mixture into the frying pan. Then, turn the
omelet with a spatula when it browns. See, like this. Okay, next cook both
sides. After the omelet is done, place it on a plate, don’t forget to season it
with salt and pepper and you can eat it while warm. It’s easy, isn’t it? Bon
appetite!
Find
out:
a.
What
is the text talking about?
b.
What
is the purpose of the text?
c.
How
many steps are there in the text?
Please
represent in front of the class how to make or to do something!
III. Pedoman Penilaian
No
|
Aspect
of Scoring
|
Scoring
|
||
Low (45-59)
|
Average (60-75)
|
Good (76-100)
|
||
1
|
Pronunciation
|
|
|
|
2
|
Intonation
|
|
|
|
3
|
Stress
|
|
|
|
4
|
Gestures
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
|
Total Score
|
|
|
|
Mengetahui …………….………,
……
Kepala
Sekolah Guru
Mata Pelajaran
______________________ Yendra
Patrial
NIP. NIP.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media merupakan suatu
perantara (alat) untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media yang
tepat dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Media
pembelajaran yang diuraikan diatas mampu diaplikasikan dalam pengajaran bahasa
Inggris. Hal ini akan lebih mempermudah bagi guru dan siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Seperti yang kita ketahui media pembelajaran itu banyak
macamnya. Untuk proses belajar mengajar yang baik kita harus menggunakan media
pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu guru harus dapat memilih media yang
sesuai dengan bahan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan baik dan lancar.
B.
Saran
Tulisan ini mungkin
jauh dari sempurna, ini kami harapkan semoga bisa menambah ilmu bagi pembacanya
dan kami mengharap agar dalam setiap kegiatan belajar mengajar (terutama Bagi
guru) agar selalu memperhatikan, media apa yang sesuai dengan keadaan dan
fungsinya.
Para guru dapat
juga membuat media sendiri, Kita tidak perlu menggunakan media yang mahal,dapat
kita gunakan hal – hal yang ada di sekitar kita yang tidak memerlukan biaya.
Guru dapat menggunakan surat kabar dan majalah bekas sebagai sarana untuk media
pembelajaran.Hal ini tentu tidak memerlukan biaya banyak..
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Danim, Sudarbuan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai.2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
S. Sadiman, Arief, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Harjanto. Perencanaan pengajaran. Rineka cipta
Danim, Sudarbuan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai.2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
S. Sadiman, Arief, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Harjanto. Perencanaan pengajaran. Rineka cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar