BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
PSB telah berkembang pesat sejak keberadaan mereka di kancah pendidikan pada awal 1960-an.
Pada
tahun 1961 asosiasi pustakawan Amerika telah
menerrbitkan standar media
untuk perpustakaan sekolah. Dalam waktu kurang dari satu dekade, standarsd ini sudah tidak berlaku lagi
dan diganti dengan yang baru yang diterbitkan pada tahun
1969 oleh AECT.
Sejak pertengahan dekade 1970-an terdapat perkembangan yang
pesat di bidang dan konsep teknologi pendidikan dan teknologi instruksional
(pembelajaran) dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, tidak saja di Amerika
Serikat tetapi juga di negara-negara lain seperti Canada, Australia, Korea
Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, dan tentunya juga di Indonesia. Konsep
teknologi pendidikan menekankan kepada individu yang belajar melalui
pemanfaatan dan penggunaan berbagai jenis sumber belajar.
Beragamnya jenis sumber belajar, menuntut adanya pengelolaan dan pengorganisasian terhadap sumber belajar tersebut. Hal ini bertujuan agar sumber belajar mudah untuk diakses dan juga dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan.
Beragamnya jenis sumber belajar, menuntut adanya pengelolaan dan pengorganisasian terhadap sumber belajar tersebut. Hal ini bertujuan agar sumber belajar mudah untuk diakses dan juga dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan.
Pusat sumber belajar merupakan sarana untuk mengelola dan
mengembangkan sumber belajar. Pusat sumber belajar sering disebut juga sebagai
media center, yang diartikan sebagai lembaga yang memberikan fasilitas
pendidikan, pelatihan, dan pengenalan berbagai media pembelajaran. Pusat sumber
belajar dirancang untuk memberikan kemudahan kepada peserta didik baik secara
individu maupun kelompok atau guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang
tersedia. Dengan demikian, kebutuhan akan sumber belajar dalam proses
pembelajaran bisa terpenuhi dengan adanya pusat sumber belajar.
Untuk lebih memperjelas mengenai pengembangan pusat sumber belajar akan diuraikan pada makalah.
Untuk lebih memperjelas mengenai pengembangan pusat sumber belajar akan diuraikan pada makalah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat dirumuskan sesuai dengan judul makalah di antaranya yaitu
1.
Apa pengertian Pusat
Sumber belajar ?
2.
Apa Pentingya
Pengembangan Pusat Sumber Belajar ?
3.
Bagaimana trend dalam pengembangan pusat belajar ?
C. Tujuan Penulisan
Ada beberapa tujuan dari penulisan makalah ini, diantaranya sebagai berikut :
1.
Mengetahui
pengertian pusat sumber belajar
2.
Mengetahui
pentingnya pengembangan pusat sumber belajar
3.
Mengetahui mengenai trend dalam pengembangan pusat
belajar
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pusat Sumber Belajar
Menurut
Sukorini (Warsito,2008:215) Pusat sumber belajar merupakan tempat di mana
berbagai jenis sumber belajar dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan untuk
membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan pembelajaran.
Merril dan Drob berpendapat bahwa Pusat sumber belajar merupakan suatu
aktivitas yang terorganisasi yang berhubungan dengan kurikulum dan pembelajaran
pada suatu satuan pendidikan (Warsito, 2008:215). Dengan demikian, Pusat sumber
belajar merupakan sarana untuk mengelola dan mengembangkan sumber belajar.
Pusat
sumber belajar sering disebut juga sebagai media center, yang diartikan sebagai
lembaga yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan pengenalan
berbagai media pembelajaran. Pusat sumber belajar dirancang untuk memberikan
kemudahan kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok atau guru
untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Dengan demikian, kebutuhan
akan sumber belajar dalam proses pembelajaran bisa terpenuhi dengan adanya
pusat sumber belajar.
Pembentukan
Pusat sumber belajar juga didasari oleh pentingnya sebuah lingkungan dalam
mendukung proses belajar siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor
pendukung siswa dalam belajar adalah kondisi lingkungan yang nyaman. Dengan
adanya Pusat sumber belajar, siswa bisa diorientasikan untuk melakukan proses
belajar di tempat tersebut. Dengan demikian, pusat sumber belajar yang sudah
disetting sedemikian rupa agar memberikan kenyamanan pada penggunanya, dapat
membantu siswa dalam proses belajar. Pengembangan sistem pembelajaran menuntut
peningkatan efektifitas kegiatan belajar mengajar dengan memberikan penekanan
pada aktivitas siswa dimana kegiatan belajar di kelas dan pusat sumber belajar
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terpadu.
Ada beberapa contoh yang merupakan pusat sumber belajar, diantaranya yaitu perpustakaan, laboratorium, taman belajar dan yang lainnya.
Ada beberapa contoh yang merupakan pusat sumber belajar, diantaranya yaitu perpustakaan, laboratorium, taman belajar dan yang lainnya.
2.
Pentingnya
Pengembangan Pusat Sumber Belajar
Pengembangan
Pusat Sumber Belajar sangat penting artinya untuk mengatasi kekurangan dan
keterbatasan persedian media yang ada. Di samping itu, media yang dikembangkan
sendiri oleh guru/pendidik dapat menghindari ketidak-tepatan (mismatch) karena
dirancang sesuai kebutuhan, potensi sumber daya dan kondisi lingkungan
masing-masing. Lebih dari itu, juga dapat meningkatkan kreativitas dan
kemampuan inovasi para pendidik sehingga dihasilkan profesionalitas pendidik.
Pusat
Sumber Belajar berfungsi melakukan pengadaan, pengembangan, produksi, pelatihan
dan pelayanan dalam pemanfaatan sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk
kegiatan pendidikan dan pembelajaran dibandingkan dengan perpustakaan yang
hanya berfungsi melakukan pengadaan dan pelayanan pemanfaatan sumber belajar
dalam rangka kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian perpustakaan
mempunyai fungsi yang lebih sempit jika dibandingkan dengan fungsi Pusat Sumber
Belajar, karena hanya melaksanakan sebagian saja fungsi yang dilaksanakan oleh
Pusat Sumber Belajar.
Pengembangan
sistem pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dan terus menerus, yang
akan membantu pengajaran dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar yang
memungkinkan partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar-mengajar. Di
sinilah letak hubungan yang penting antara pusat sumber belajar dengan
pengembangan sistem pembejaran. Segala sumber dan bahan serta personil yang ada
di dalam pusat sumber belajar dimaksudkan untuk membantu efektifitas dan
efisiensi interaksi siswa dan pengajar dalam proses pembelajaran.
Secara
umum, tujuan dari Pusat sumber belajar adalah untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kegiatan proses belajar mengajar melalui pengembangan sistem
pembelajaran. Hal ini dilaksanakan dengan menyediakan berbagai macam pilihan
untuk menunjang kegiatan kelas tradisional dan untuk mendorong penggunaan
cara-cara yang baru (non-tradisional), yang paling sesuai untuk mencapai tujuan
program akademis dan kewajiban-kewajiban institusional yang direncanakan
lainnya.
Selain itu, secara khusus pusat
sumber belajar bertujuan untuk :
a. Menyediakan berbagai macam pilihan
komunikasi untuk menunjang kegiatan kelas tradisional.
b. Mendorong penggunaan cara-cara
belajar baru yang paling cocok untuk mencapai tujuan program akademis dan
kewajiban institusional lainnya.
c. Memberikan pelayanan dalam perencanaan,
produksi, operasional, dan tindak lanjut untuk pengembangan sistem pembelajaran
yang ada.
d. Melaksanakan latihan untuk para
tenaga pengajar mengenai pengembangan sistem pembelajaran dan integrasi
teknologi dalam proses pembelajaran
e. Menyebarkan informasi yang akan
membantu memajukan penggunaan berbagai macam sumber belajar dengan lebih
efektif dan efesien.
f. Menyediakan pelayanan produksi bahan
ajar.
g. Memberikan konsultasi untuk
modifikasi dan desai fasilitas sumber belajar.
h. Membantu mengembangkan standar
penggunaan sumber-sumber belajar.
i.
Menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam
peralatan.
j.
Membantu dalam pemilihan dan pengadaan bahan-bahan media dan
peralatannya.
k. Menyediakan pelayanan evaluasi untuk
membantu menentukan efektifitas berbagai cara pengajaran.
Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus di atas, pusat sumber belajar mempunyai fungsi dan kegiatan sebagai berikut :
a. Fungsi pengembangan sistem
intruksional
Fungsi ini membantu jurusan atau
departemen dan staf tenaga pengajar secara individual di dalam membuat
rancangan (desain) dan pemilihan options (pilihan) untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar, yang meliputi : (a)
perencanaan kurikulum, (b) identifikasi pilihan program pembelajaran, (c)
seleksi peralatan dan bahan, (d) perkiraan biaya, (d) pelatihan bagi tenaga
pengajar, (e) perencanaan program, (f) prosedur evaluasi, dan (g) revisi
program.
b. Fungsi Informasi
Ada beberapa macam sumber informasi,
seperti pusat komputer (puskom), bahan bacaan, radio, televisi, perorangan,
lembaga, dan sebagainya. Jika informasi yang diperlukan hanya sedikit dan yang
memerlukannya juga sedikit, maka bahan informasinya dapat disimpan dalam satu
file. Jika yang memerlukannnya lebih banyak, maka perlu dibentuk perpustakaan
lengkap dengan katalognya. Bahkan jika lebih banyak lagi, harus menggunakan
data base computer.
c. Fungsi pelayanan media
Fungsi ini berhubungan dengan
pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung yang dibutuhkan oleh
staf pengajar dan pelajar, yang meliputi : (a) sistem penggunaan media untuk
kelompok besar, (b) sistem penggnaan media untuk kelompok kecil, (c) fasilitas
danprogram belajar sendiri (individual), (d) pelayanan perpustakaan media/bahan
pengajaran, (e) pelayanan pemeliharaan dan peminjaman/sirkulasi, dan (f)
pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan.
d. Fungsi Produksi
Fungsi ini berhubungan dengan
penyediaan materi dan bahan pelajaran yang tidak dapat diperoleh melalui sumber
komersial, yang meliputi : (a) penyimpanan karya seni asli (original atwork)
untuk tujuan pembelajaran, (b) produksi transparansi untuk OHP, (c) produksi
fotografi (slide, filmstrip, foto, dan lain-lain) untuk presentasi, (d)
pelayanan reproduksi fotografi,
(e) pemrograman, pengeditan, dan
reproduksi rekaman, dan (f) pemrogaraman, pemeliharaan, dan pengembangan sistem
radio dan televisi di kampus.
e. Fungsi administratif
Fungsi ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat tercapai. Fungsi ini berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan melibatkan semua staf dan pemakai dengan cara-cara yang sesuai. Hal ini meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut : (a) supervisi personalia untuk media, (b) pengembangan koleksi media untuk program pembelajaran, (c) pengembangan spesifikasi pendidikan untuk fasilitas baru, (d) pengembagan sistem peminjaman/sirkulasi, (e) pemeliharaan kelangsungan pelayanan produksi bahan pembelajaran, dan (f) penyediaan pelayanan untuk pemeliharaan bahan, peralatan, dan fasilitas.
Fungsi ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat tercapai. Fungsi ini berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan melibatkan semua staf dan pemakai dengan cara-cara yang sesuai. Hal ini meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut : (a) supervisi personalia untuk media, (b) pengembangan koleksi media untuk program pembelajaran, (c) pengembangan spesifikasi pendidikan untuk fasilitas baru, (d) pengembagan sistem peminjaman/sirkulasi, (e) pemeliharaan kelangsungan pelayanan produksi bahan pembelajaran, dan (f) penyediaan pelayanan untuk pemeliharaan bahan, peralatan, dan fasilitas.
3.
Trens
Pengembangan Pusat Sumber Belajar
Di
banyak sekolah konsep pusat belajar dikembangkan secara bertahap. Seringkali
sebuah perpustakaan-sebagai pusat media atau ruang sumber belajar dikembangkan
pertama. Hal ini kemudian mengakibatkan perpanjangan dari pendekatan ini untuk
memenuhi kebutuhan dari populasi sekolah umum melalui pusat-pusat pembelajaran.
Pusat-pusat belajar tidak hanya sekedar repositeries untuk bahan pengajaran. .
Mereka telah berkembang menjadi tempat belajar mengajar yang dinamis yang menerapkan sistem pengaturan untuk mengidentifikasi , menyediakan kebutuhan belajar individu, dan mengevaluasi hasil dari instruksi.
Mereka telah berkembang menjadi tempat belajar mengajar yang dinamis yang menerapkan sistem pengaturan untuk mengidentifikasi , menyediakan kebutuhan belajar individu, dan mengevaluasi hasil dari instruksi.
Konsep
Pusat Sumber Belajar mengubah organisasi informasi dan pengelolalaan
perpustakaan dari “lingkungan hanya bahan cetak” menjadi “lingkungan bahan cetak
dengan bahan non cetak”,.
Pengelolaan
perpustakaan berubah karena dibutuhkan jenis-jenis personalia yang baru di
samping staf perpustakaan yang sudah ada. Personalia yang dibutuhkan adalah
yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan dalam desain pembelajaran,
pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan bahan (media) pembelajaran,
penyiapan bahan belajar, keterampilan dalam mengakses data atau informasi
melalui internet. Tentu saja dibutuhkan juga staf teknis yang akan merawat agar
semua peralatan dapat tetap berfungsi setiap saat digunakan.
Staff (petugas) sangat berpengaruh langsung terhadap PSB.
Betapapun modern mutu peralatan dan media yang disediakan, apabila tidak
dikelola dengan baik oleh tenaga yang
ahli dan trampil maka tidak mungkin PSB akan berfungsi dengan baik.
Fasilitas untuk perpustakaan, peralatan, studio,
laboratorium, dan staf yang memadai dengan penataan ruang yang baik akan
membuat klien menjadi betah dan mendukung keberhasilan PSB. Apalagi bila
dibarengi dengan pelayanan yang baik.
Peralatan yang memadai berpengaruh langsung dalam
efektifitas pelayanan. Kemajuan dan perkembangan peralatan dan teknologi yang
sangat cepat seharusnya membuat pengelolaan PSB juga mengikuti perkembangan
peralatan yang baru.
A. Philosofi dasar dari pusat-pusat pembelajaran
Pusat pembelajaran didasarkan
pada filosofi bahwa individu murid mampu memikul tanggung jawab untuk banyak
belajar sendiri.
Mereka didasarkan juga, pada:
1. pemahaman bahwa anak-anak
belajar dengan cara yang berbeda dan pada tingkat yang berbeda-beda, dan
2. keyakinan bahwa adalah tugas para pendidik untuk
memberikan perbedaan ini.
B. Tujuan untuk siswa
Remediasi dalam membaca dan
penguatan serta perluasan aktivitas belajar di kelas memegang peranan utama
bagi pusat belajar. Selain itu, tujuan lainnya adalah menyediakan encrichment
(pengayaan) dan kebebasan belajar-mengajar yang tidak dilaksanakan di kelas
reguler. Oleh karena itu, pusat-pusat pembelajaran berusaha untuk mengembangkan
karakteristik murid dan kemampuan sebagai inisiatif, arah dalam belajar,
kemandirian, rasa tanggung jawab, teknik pemecahan masalah , dan penyelidikan,
penelitian, serta skill evaluasi diri.
C.
Daerah pelayanan instrucsional pusat pembelajaran
Daerah pelayanan pendidikan pada hampir seluruh
pusat pembelajaran sebagian besar telah dimasukkan, dalam urutan, (1) membaca,
(2) bahasa dan sastra, (3) mathmatics dan ilmu pengetahuan, dan (4) ilmu sosial
dan seni.
D. Staf dan perannya
Fungsi
dan prinsip-prinsip pengelolaan PSB, baru akan dapat berjalan apabila didukung
oleh tenaga-tenaga yang kompeten, dinamis dan jumlah yang cukup. Hal ini
dimaksudkan agar para tenaga tersebut dapat menjalankan tugas dan fungsi
masing-masing dengan hasil yang memuaskan.
Mudhoffir (1992) mengelompokkan
ketenagaan pada PSB sebagai berikut :
1. Pimpinan Pusat Sumber Belajar
Seorang
pemimpin dari PSB adalah seorang yang berlatar belakang akademis yang kuat.
Secara struktural dan bertanggung jawab langsung kepada wakil bidang akademis atau Kepala Sekolah.
Secara ideal ia harus menguasai bidang pengembangan insruksional, ahli media,
dan sekaligus teknisi untuk dapat mengukur bawahannya secara menyeluruh dan
mendalam, tidak sekedar koordinator. Tetapi apabila hal tersebut tidak mungkin,
maka pilihan hendaknya kembali tertuju kepada orang yang mempunyai latar
belakang dan pengalaman yang cukup didalam bidang akademis, khususnya sebagai
pengembang instruksional ketimbang bidang lain.
2. Ahli Media (media professional)
Ahli
media tidak hanya menguasai teori tetapi juga terampil memproduksi Keterampilan
memproduksi media dalam suatu pusat sumber belajar sekurang-kurangnya meliputi
produksi berbagai media. Ahli media tidak hanya ahli didalam media saja dan
berdiri sendiri, melainkan harus memahami kaitannya dengan bidang pendidikan
dan pengajaran.
Beberapa prinsip dalam kaitannya dengan pendidikan dan pengajaran antara lain adalah sebagai berikut:
Beberapa prinsip dalam kaitannya dengan pendidikan dan pengajaran antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Ahli media berada di garis depan dalam program dan praktek
pendidikan dan selalu berperan serta dalam mendorong pembaharuan proses
belajar-mengajar.
b.
Ahli media merupakan bagian dari staf pengajara.Oleh karena
itu ikut serta dalam pengambilan keputusan instruksional
c.
Dalam program media ahli media membutuhkan kerja sama dengan
contet expert teknisi dan tenaga administrasi
d.
Ahli media seyogyanya memiliki inisiatif dan dapat
menerapkan program media dalam pendidikan, memiliki kemampuan dan keterampilan
lebih dari satu keahlian dalam bidang teknologi pendidikan.
3. Tenaga Pelayanan Peminjaman dan Penyimpanan
Kegiatan pelayanan adalah fungsi
yang langsung berhubungan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
Pusat Sumber Belajar karena keberadaan PSB dengan semua personel dan sarana
serta peralatannya adalah dimaksudkan untuk memberikan pelayanan berupa
pemanfaatan berbagai jenis bahan dan media belajar untuk menunjang kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Pelayanan yang diberikan dalam
kaitan ini sesungguhnya sama dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
di dalam membantu guru dan peserta belajar/siswa berupa peminjaman bahan-bahan
cetakan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
4. Teknisi (technician)
Teknisi
yang khusus dalam media yang telah dilatih dan memiliki cukup pengalaman kerja
teknisi media. Status teknisi adalah sebagai pembantu dan bertanggung jawab
kepada ahli media.
Perincian tugas teknisi ini antara lain adalah sebagai berikut :
Perincian tugas teknisi ini antara lain adalah sebagai berikut :
a.
Membantu ahli media dalam teknik pemprosesan informasi dan
bahan-bahan
b.
Membantu dalam memproduksi grafis, display dan pameran
bahan-bahan seerti transparansi, poster, chart, lukisan dan bahan-bahan untuk
program televisi
c.
Membantu produksi program audio, fotografi, film, televisi
d.
Memasang komponen-komponen sistem audio recording, televisi,
film dan lain-lain
e.
Memperbaiki dan memelihara peralatan
f.
Menjadi operator semua peralatan untuk keperluan dosen dalam
mengajar.
5. Tenaga Administrasi
Tenaga
administrasi adalah staf yang berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan
prioritas program dapat tercapai. Tugas dari pada tenaga ini adalah yang
berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan melibatkan
semua staf dan pemakai dengan cara yang sesuai.
6. Tenaga Bantu (Aide)
Tenaga
bantu adalah staf atau petugas yang berkerja dalam bidang administrasi
pelayanan dan pembantu produksi. Statusnya adalah pembantu dan tingkatnya lebih
rendah dibanding dengan teknisi
Sebagai tenaga administrasi mereka bekerja dalan hubungan dengan tugas-tugas seperti:
Sebagai tenaga administrasi mereka bekerja dalan hubungan dengan tugas-tugas seperti:
a.
Korespondensi
b.
Pembuatan laporan
c.
Pembuatan bibliografi
d.
Pembukuan.
e.
Inventarisasi
f.
Pengetikan
g.
Pencatatan dan lain-lain.
Sebagai tenaga petugas pelayanan, mereka berhadapan langsung
dengan pemakai atau klien dan bekerja dalam hubungan dengan tugas-tugas
seperti:
a.
Menyiapkan memproses dan menerima order atau peminjaman
atauun produksi media.
b.
Memproses bahan-bahan
c.
Menyimpan dan meminjamkan bahan-bahan maupun peralatan
kepada klien dan membantu menggunakan bahan-bahan sumber belajar.
d.
Membantu mengoperasikan perlatan dan mengadakan perbaikan
kecil
e.
Ikut memelihara peralatan dan bahan
f.
Membuat daftar check dan bibliografi untuk mengetahui apakah
bahan dan peralatan tersedia atau tidak
g.
Melayani sirkulasi bahan dan peralatan, menagih, menarik
denda, menyimpan dan mengembalikan jaminan, menyediakan dan mencatat pesan
mengatur waktu penjadwalan dan pengiriman bahan serta peralatan.
E.
Ukuran dan Desain Pusat Belajar
Pusat
pembelajaran biasanya berkisar dalam ukuran dari 600 meter persegi sampai 3.600
meter persegi. Beberapa orang beranggapan, khususnya di tingkat SMP, dianggap
membutuhkan ukuran yang lebih besar.
Dalam kebanyakan kasus, ukuran dan desain dari pusat pembelajaran telah
mempengaruhi penjadwalan dan layanan yang diberikan.
Pada umumnya pusat-pusat belajar dipasang karpet yang memungkinkan anak-anak tingkat SD duduk dilantai dengan nyaman pada saat belajar.
Pada umumnya pusat-pusat belajar dipasang karpet yang memungkinkan anak-anak tingkat SD duduk dilantai dengan nyaman pada saat belajar.
Ruangan
diberi pembantas untuk membagi ruang belajar dengan menggunakan rak-rak buku.
Luas dan tingginya tempat belajar yang diberi sekat tergantung pada ukuran
bangunan, usia anak yang akan diberi pelayanan dan efek yang diinginkan dari
sudut pandang estetika. Jenis pembatas ruangan dari rak sering digunakan untuk
bagian dari bidang pelajaran. Ketinggian dan panjang dari pembagi seringkali
tergantung pada ukuran fasilitas fisik, kelompok usia dari siswa yang akan
dilayani, dan efek yang diinginkan dari sudut pandang estetika.
F. Sumber dan Perlengkapan Instruksional (Pembelajaran)
Selama ini bahan belajar cetakan (printed
materials) seperti buku, ensiklopedia, jurnal, diktat, dan sebagainya
merupakan sumber belajar bahan yang paling dominan peranannya dalam kegiatan
pembelajaran. Perpustakaan selama ini telah menunjukkan peran yang cukup
efektif dalam melaksanakan fungsi ini. Namun bahan cetakan yang lain seperti
modul, pengajaran terprogram yang mampu berkomunikasi dengan peserta belajar,
dan bahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak seperti kaset rekaman
audio, kaset rekaman video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan
berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri
oleh Pusat Sumber Belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di diklat
(PSB) dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
Tipe
yang paling umum dari peralatan audio-visual dan media yang ada di pusat-pusat
belajar, antara lain, (1) pemutar kaset,
filmstrip, dan buku, (2) kotak multi-level , (3) mesin tik , overhead
proyektor, (4) filmloop proyektor dan proyektor slide, dan (5) tep recorder,
pengontrol pembaca, slide previewers, proyektor film 16mm suara, majalah, kartu
aktivitas, cetakan studi, dan permainan.
Peralatan lain yang digunakan dalam pusat-pusat belajar antara lain: filmloop viewere, filmstrip-makers, audio-card readers, televisi, video rekaman dan perangkat pemutaran, sound-slide , dan berbagai macam mesin program pengajaran.
Peralatan lain yang digunakan dalam pusat-pusat belajar antara lain: filmloop viewere, filmstrip-makers, audio-card readers, televisi, video rekaman dan perangkat pemutaran, sound-slide , dan berbagai macam mesin program pengajaran.
G.
Prosedur Penjadwalan
Bentuk
penjadwalan yang digunakan di pusat-pusat pembelajaran sangat bervariasi
dan dipengaruhi oleh ukuran, staf
(petugas), sumber, dan tujuan dari pusat belajar. Ukuran jumlah murid juga
perlu menjadi pertimbangan penting.
Di
sebagian besar pusat belajar, murid mengunjunginya secara perorangan atau dalam
kelompok-kelompok kecil. Namun, untuk siswa tingkat SD pusat belajar membuat
ketentuan kelas kunjungan . Kunjungan
tersebut dengan didampingi oleh guru kelas
Dalam
kebanyakan kasus, telah ada usaha untuk memberikan jadwal secara terbuka dan
fleksibel yang memungkinkan murid untuk datang dan pergi sesuai dengan
keinginan. Meskipun demikian, sebagian besar pusat juga menyediakan jadwal kunjungan.
Jadwal kunjungan yang sering dikembangkan oleh pimpinan pusat belajar berdasarkan konsultasi dengan guru kelas.
Jadwal kunjungan yang sering dikembangkan oleh pimpinan pusat belajar berdasarkan konsultasi dengan guru kelas.
Melalui penjadwalan seperti itu guru
bisa mengadakan komunikasi dengan petugas perpustakaan untuk menyediakan
kebutuhan bahan ajar yang diperlukan, baik berupa buku penunjang atau bahan
yang lain. Dengan demikian harapannya fungsi perpustakaan akan lebih mengena
sesui dengan kebutuhan siswa.
H. Konsep Gaya Belajar
Dalam
pengembangan keahlian membaca, kita harus memperhatika beberapa aspek tertentu
dari gaya belajar, seperti sebagai berikut: (1) organisasi dan urutan unit
pembelajaran, (2) langkah dari unit
pembelajaran, (3) modalitas preferensi;
(4) metode analitik dan sintetik
dari membaca dan menulis sandi, (5) instrumentasi untuk belajar seperti
penggunaan buku berbeda dengan pendekatan audio-visual, dan (6) konteks sosial,
seperti tutor teman sebaya, belajar mandiri, remedial kelompok kecil,
pendekatan membaca secara "individual", dan kelompok prestasi.
Penelitian
yang paling substansial dan penerapan pembelajaran kognitif serta prosedur
pemetaan kognitif telah dilakukan di Oakland Community College di Michigan di
bawah bimbingan Dr Joseph E. Hill. Hill menunjukkan bahwa gaya kognitif
individu ditentukan oleh cara dia melihat keseluruhan lingkungan-bagaimana ia
mencari makna dan menjadi informasi. Sebagai contoh: apakah siswa pendengar
atau pembaca? apakah ia hanya peduli dengan sudut pandang sendiri atau dia dipengaruhi
dalam pengambilan keputusan oleh keluarga atau rekan? Apakah alasan siswa di
kategorikan sebagai seorang ahli matematika , atau dalam hubungan sebagai
ilmuwan sosial ? Penelitian Hill menunjukkan bahwa sifat siswa dapat diatur
dalam beberapa set dan peta kognitif yang dikembangkan memberikan gambaran yang lengkap dari
berbagai cara di mana seorang individu memperoleh makna. Ia mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan siswa sebagai dasar terhadap pembentukan program
pendidikan secara individual.
Meskipun
penerapan
konseptualisasi
Hill
tentang
gaya belajar
belum
diteliti di
tingkat SD
atau SMP
dan SMA,
pendidik
umumnya akan
setuju bahwa
siswa,
pada kenyataannya,
belajar dengan cara
yang berbeda dan
pada tingkat yang berbeda
bahkan pada
tingkat ini.
Faktor
pembelajaran
meliputi
kebiasaan
perhatian,
ciri-ciri kepribadian,
perlengkapan preferensi (misalnya,
televisi,
film,
kaset
audio-tape,
dll),
dan karakteristik
peserta didik
lainnya.
I. Konteks Sosial di mana siswa belajar
Pusat
pembelajaran umumnya menyediakan kesempatan pada siswa untuk belajar dalam berbagai konteks sosial.
Yang paling umum adalah (1) studi indenpendent dengan bantuan orang dewasa
sesuai kebutuhan, (2) secara perorangan dan kelompok yang terdiri dari tiga
sampai tujuh murid, dan (3) berpasangan. Bantuan orang dewasa mungkin diberikan
oleh asisten guru, relawan, atau pendidik profesional seperti direktur pusat
belajar, pustakawan, atau guru kelas.
Ada kecenderungan bagi murid di
kelas utama untuk belajar dalam kelompok-kelompok kecil, dengan sering
berinteraksi antara guru dan murid. Pada tingkat kelas yang lebih tinggi, siswa
bekerja secara independen . Dengan demikian, di pusat-pusat pembelajaran
sekolah dasar, siswa akan lebih sering ditemukan bekerja secara kooperatif dalam
kelompok kecil dengan proyek-proyek atau kegiatan di mana tujuan bersama
dibagi, sehingga memfasilitasi pengembangan keterampilan sosialisasi dan
pengembangan bahasa lisan, yang merupakan tujuan penting dalam awal nilai.
J.
Evaluasi design
Metode
yang digunakan untuk mengevaluasi pusat belajar siswa sebagian besar bersipat
informal. Hal ini termasuk observasi, pada waktu penggunaan, sangat tidak jelas
penetapan kriteria. Mereka juga termasuk sikap penilaian guru dan murid ,
dengan tipe baik secara formal maupun informal.
Salah satu masalah dalam mengevaluasi pusat –
pusat belajar yaitu kesulitan mengendalikan
variabel penting . Beberapa variabel penting yang dapat digunakan sebagai parameter kemajuan perpustakaan
sekolah dalam peran dan fungsinya sebagai sumber belajar siswa
meliputi:
1.
Keterampilan dan
kemampuan direktur pusat belajar.
2.
Kualitas program-program sofware.
3.
Akurasi prosedur
diagnosis dan diagnostik.
4.
Akurasi prosedur
pemrograman preskriptif, pengetahuan tentang media mana yang akan paling efektif
dalam pencapaian tujuan pembelajaran
tertentu, dan pengetahuan tentang kesesuaian berbagai bahan untuk pelajar yang
berbeda.
5.
Kualitas pelayanan yang disediakan oleh
asisten guru, para propesionals,dan relawan.
6.
Tingkat dukungan
program audio-visual berkenaan dengan
pemeliharaan dan perbaikan peralatan.
7.
Pengalaman dan sikap guru, siswa, direktur
pusat belajar, dan orang lain yang terlibat dalam
pusat pembelajaran.
8.
Saluran hubungan
interpersonal dan kommunikasi
9.
Dukungan
Administrasi
10. Dukungan
masyarakat.
11. Kecukupan
dalam jumlah dan kualitas audio-visual
hardware.
12. Kemahiran
pada penggunaan jadwal dari pusat belajar
dan
frekuensi pertemuan per murid dalam
pusat belajar.
13. Pengalaman guru sebelumnya terhadap
sikap intruction individualized ,
persepsi, keterampilan, dan kemampuan.
14. Skill Organisasi yang terlibat dalam operasional dari pusat
pembelajaran.
15. Kecukupan
ukuran dan disain
dari fasilitas fisik pusat pembelajaran.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pusat Belajar muncul di kancah pendidikan pada awal 1960-an,
dan pengembangan mereka telah sangat dipengaruhi oleh pustakawan sekolah dan
media serta spesialis membaca. Pustakawan telah ber kontribusi terhadap konsep pusat belajar, spesialis media telah memberikan
kontribusi tentang konsep pendekatan multi-media dalam belajar, menggantikan
teknik kuliah-dan-buku tradisional, spesialis membaca telah berkontribusi terhadap
konsep gaya belajar, pengembangan pusat – pusat belajar dipengaruhi oleh ukuran luas, kepentingan,
keterampilan, dan kemampuan profesional.
Pola staf yang ada di
sekolah-sekolah memerlukan beberapa
redefinisi peran terhadap staf pusat-pusat belajar . Di banyak sekolah baik spesialis membaca atau peran pustakawan
yang didefinisikan ulang dan diperluas sehingga mereka bisa bertanggung jawab
atas pusat-pusat belajar. Namun, di beberapa sekolah direktur pusat belajar
atau guru dijabat oleh orang lain selain spesialis membaca atau pustakawan, dan
koordinasi dari berbagai peran sangat diperlukan.
Demikian pula, desain fisik dan
ukuran pusat belajar sangat bervariasi dan sering ditentukan oleh ketersediaan
ruang di sebuah gedung yang dibangun. Meskipun demikian, banyak administrator
sekolah memulai merenovasi baik kecil dan besar untuk menyediakan fasilitas
yang cocok untuk pusat belajar .
Jadwal pusat pembelajaran bervariasi tergantung pada tujuan dari pusat,
ukuran populasi murid dalam kaitannya dengan
ukuran dan staf dari pusat, serta keinginan dari guru kelas.
Pengembangan Perpustakaan Sekolah mutlak diperlukan karena
Perpustakaan Sekolah memiliki fungsi sebagai salah satu sumber belajar di
sekolah.
Pelaksanaan
pengembangan Perpustakaan Sekolah berdampak positif terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa karena perpustakaan tidak lagi sebagai pelengkap
institusi sekolah, melainkan berfungsi sebagai penunjang proses pembelajaran.
Hal tersebut akan terwujud bila dalam pemanfaatan perpustakaan semua warga
sekolah bersama bergerak dan menggerakkan ke perpustakaan sebagai sumber
belajar.
B. Saran
Berdasarkan
pembahasan dan kesimpulan maka dapat diajukan beberapa saran kepada:
- Kepala Sekolah
Sebagai
pemegang kebijakan sekolah sebaiknya memperhatikan dan memposisikan
Perpustakaan Sekolah secara kelembagaan sejajar dengan sarana dan prasarana
pendukung sekolah lainnya.
- Guru
Dalam
proses pembelajaran, guru hendaknya memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan
sebagai sumber pengetahuan bagi siswa, sebab tanpa peran aktif guru untuk
menggerakkan siswanya ke perpustakaan, kemungkinan kecil perpustakaan bisa
berfungsi secara optimal sebagai sumber belajar.
- Komite Sekolah
Dukungan
penuh dari Komite Sekolah, terutama dalam masalah pengembangan dan pengadaan
buku mata pelajaran, walaupun Komite Sekolah bukan sebagai pengguna utama
perpustakaan akan tetapi putra dan putrinya di sekolah sebagai pelanggan primer
perpustakaan.
- Kepala Tata Usaha
Kepala
Tata Usaha perlu melakukan rintisan gerakan wajib baca buku kepada staf tata
usaha karena hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas sumberdaya
manusia terutama pada staf tata usaha itu sendiri.
- Siswa
Dalam
pemanfaatan perpustakaan, hendaknya keterlibatan siswa bisa lebih dioptimalkan.
Di samping itu, siswa diharapkan juga ikut berpartisipasi dalam menjaga
keselamatan bahan bacaan atau bahan lainnya yang ada di perpustakaan.
DAFAR PUSTAKA
1. Association for Educational
Comunication Technology (AECT), Definisi Teknologi Pendidikan (Penerjemah
Yusufhadi Miarso), Jakarta: C.V. Rajawali (Buku asli diterbitkan tahun 1977),
1986.
2. Darmono. 2007. Makalah Pelatihan
Tenaga Pengelola Perpustakaan. Batu, Malang: Badan Perpustakaan Pemerintah
Propinsi Jawa Timur.
3.
Darmono.
2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.
Jakarta: Grasindo, PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.
okey
BalasHapussemoga bermanfaat
BalasHapus