Sabtu, 17 November 2012

Pengembangan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris


BAB I
PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Inggris masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit oleh sebagaian besar siswa, sehingga pencapaian prestasi belajar Bahasa Inggris siswa masih rendah. Rendahnya prestasi belajar ini menunjukan proses pembelajaran Bahasa Inggris belum optimal. Tuntutan masyarakat dan era globalisasi menuntut siswa untuk menguasai Bahasa Inggris dengan baik, hampir semua disiplin ilmu menggunakan bahasa Inggris dan Bahasa Inggris akan digunakan dalam komunikasi sehari-hari karena bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang berkembang sangat pesat seiring dibukanya era globalisasi ini. Padahal dalam era globalisasi, diperlukan kemampuan daya komparatip dan daya saing tinggi, yang merupakan kemampuan untuk memanfaatkan, menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan-kemampuan tersebut menuntut kemampuan penguasaan terhadap Bahasa Inggris.
Menurut Joko Nurkamto tujuan pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan komunikatif. Hymen (dalam Joko Nurkamto, XXXX:291) mengemukakan bahwa kemampuan komunikatif mengacu pada pengetahuan yang sudah terinternalisasi (tacit knowledge) dan kemampuan menggunakan (ability to use) bahasa. Kedua hal tersebut terkait dengan empat parameter, yaitu kegramatikalan (grammaticality), keterlaksanaan (feasibility), kesesuaian dengan konteks (appropriacy), dan kemungkinan yang terjadi dalam sistem komunikasi (accepted usage).
Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang paling dominan adalah melalui proses belajar mengajar . Menurut Sadiman (1993:6) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi. Proses komunikasi yaitu proses menyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan, pesan – pesan tersebut berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain kedalam simbul – simbul komunikasi visual maupun verbal. Pada hakikatnya pada proses belajar mengajar merupakan sebuah sistem, yang didalamnya memiliki berbagai komponen yang saling bekerja sama dan terpadu untuk mencapaii tujuan pembelajaran. Komponen – komponen tersebut adalah tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode dan strategi belajar mengajar, alat atau media, sumber pelajaran dan evaluasi.
Media pembelajaran merupakan wahana dan penyampaian informasi atau pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya media pada proses belajar mengajar, diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya menghadirkan media dalam setiap proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Hamalik (1984:12) menjelaskan bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Secara umum, media pendidikan mempunyai kegunaan untuk mengatasi berbagai hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang kurang seragam,
sifat objek belajar yang kurang khusus sehingga tidak memungkinkan dipelajari tanpa media, tempat belajar yang terpencil dan sebagainya.
Media pembelajaran setiap tahun selalu mengalami perkembangan, karena masing–masing media itu mempunyai kelemahan, berdasarkan penggunaannya perlu diadakan penemuan media baru dan pemanfaatan media yang telah diperbaharui. Karena peserta didik cepat merasakan kebosanan, saat menerima pelajaran, sebab dengan media yang kurang menarik akan bersifat verbalistik, maka diadakannya perbaikan media guna menunjang proses belajar mengajar.
Untuk mencapai tujuan kurikulum pembelajaran pada proses belajar mengajar maka perlu didukung media dan bahan ajar yang baik yaitu bahan ajar yang mampu menarik minat siswa, sesuai dengan zaman dan tidak menyimpang dari kurikulum.
Penyajian materi pelajaran pada pokok bahasan dengan menggunakan LCD  diharapkan menarik minat siswa, membangkitkan gairah siswa untuk mempelajari kembali materi yang disajikan melalui multi media (teks, citra, audio, video) materi yang disajikan dengan berbagai warna dan gambar yang sangat menarik dan sebagainya.
Selama ini proses pembelajaran pengenalan dan pemahaman kosakata dilaksanakan kurang menarik siswa karena kosa kata terlalu sulit, akibatnya siswa kurang bersungguh - sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini terbukti banyak siswa yang mengalami kasulitan atau mendapat hambatan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman kosakata Bahasa Inggris, Sehingga banyak diantara mereka yang belum mampu memahami sebuah dan menangkap cerita yang disampaikan dalam text .
Penggunaan metode dan strategi secara optimal didukung oleh media yang telah dikembangkan untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar Bahasa Inggris. Melalui media yang telah dikembangkan siswa dapat menggunakaan secara optimal alat indera yang dimilikinya. Semakin banyak alat indera yang digunakan oleh siswa maka sesuatu yang dipelajari akan makin mudah diterima dan diingat, akhirnya media dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik.
Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis membuat penelitian yang berjudul ”Pengembangan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas X Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh”

1.2 Permasalahan
Dari uraian diatas timbul suatu permasalahan yaitu bagaimanakah efektifitas pengembangan media audio visual (LCD) dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris pada siswa Kelas X Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mendiskripsikan media audio visual (LCD) dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris Pada siswa Kelas X Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh .
1.3.2 Untuk mengembangkan media audio visual (LCD) dalam pembelajaran kosakata Kelas X Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh
1.3.3 Untuk mengetahui keefektifan media audio visual (LCD) dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris yang telah di kembangkan.

1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian diatas, dapat diperoleh manfaat atau pentingnya pengembangan dan penelitian. Diantaranya adalah:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil pengembangan dan penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan dengan Bahasa Inggris. Selain itu juga dapat memberi pemahaman psikologis terhadap guru- guru dalam upaya pemanfaatan media pembelajaran, khususnya media audio visual (LCD) dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris.

1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Pengembang
Untuk pengembang menambah pengetahuan dan berbagai sarana untuk menerapkan pengetahuan di bangkau kuliah terhadap masalah yang nyata dan dihadapi oleh dunia pendidikan.
b. Bagi Sekolah
Hasil pengembangan ini di harapkan dapat memberikan masukan pada pihak Sekolah, dalam hal ini Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh yang dapat di gunakan sebagai bahan peretimbangan dalam memacu belajar siswa didik.

c. Bagi Fakultas
Dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan serta bahan perbandingan bagi pembaca yang akan melakukan pengembangan, khususnya tentang pengembangan media pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar.

1.5 Penegasan Istilah
Penegasaan istilah dalam penelitian ini untuk menghindari terjadinya kekeliruan atau kesalah fahaman dan upaya terjadinya keseragaman dalam menafsiran judul dalam tesis ini.
1.5.1 Pengembangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan membuka lebar – lebar, membentangkan menjadikan maju atau sempurna ( Balai pustaka, 1989:414) jadi pengembangan adalah suatu perilaku untuk menjadikan sesuatu kearah yang lebih baik.
1.5.2 Media Audio Visual
Media adalah alat atau sarana yang dapat digunakaan untuk menjelaskan sesuatu (Sadiman dkk, 1993:1). Dengan demikian media audio visual adalah suatu sarana atau alat yang terdapat dua unsur audio dan visual yang terdapat dalam pita video dan dikemas dengan gambar elektronis dan kemudian di putar dengan suatu alat yaitu video player.
1.5.3 Pembelajaran Kosakata
Pembelajaran sendiri jika diambil dari kata dasar ajar, artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui, belajar artinya berusaha untuk memperoleh suatu kepandaian atau ilmu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:13). Arief sadiman (1984:7) memberikan batasan pembelajaran sebagai berikut: cara khusus memperoleh informasi yang mempertinggi atau meningkatkan pemahaman, pembelajaran, atau pengingatan. Jadi pembelajaran mempunyai arti cara memproses dan menalari informasi untuk mempertingi pemahaman sehingga memperoleh pemahaman. Menurut soejito (1988:1) kosakata atau pembendaharaan kata mempunyai arti: 1) semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, 2) Kekayaan kata yang dimiliki seseorang dalam suatu bahasa, 3) Kata – kata yang dipakai dalm suatu bidang tertentu, 4) Daftar kata yang disusun dalam kamus dengan disertai penjelasan singkat dan praktis.
1.5.4 Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk meningkatkan interaksi global memerlukan bahasa sebagai alat berkomunikasi. Penguasaan Bahasa asing menjadi lebih penting. Secara individual, penguasaan Bahasa asing menjadi salah satu modal utama keunggulan kompetitif dan oleh sebab itu penguasaan Bahasa asing menjadi salah satu ciri sumber daya manusia yang berkualitas (Huda, 1999:405).
1.5.5 Siswa Kelas X
Siswa kelas X obyek penerima pesan atau peserta didik pada kelas I, pada tingkat Aliyah/SLTA.
1.5.6 Madrasyah Aliyah Negeri 3 Sungai Penuh.
Tempat pembelajaran di tingkat pendidikan Aliyah (SLTA) yang berada di bawah naungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi.

Secara optimal yang dimaksud pengembangan media audio visual dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris pada siswa kelas X Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh adalah suatu proses, atau cara meningkatkan hasil belajar yang berupa kepandaian dan kemampuan pengenalan kosakata Bahasa Inggris dengan menggunakan suatu alat atau media audio visual LCD yang berisi materi pelajaran penjelasannya. yang dapat dilihat oleh siswa secara langsung dan dapat didengar.

















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Belajar dan pembelajaran
2.1.1 Pengertian Belajar
Menurut Slamet (1987:2), belajar adalah sesuatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhaan hidupnya Sedangkan dalam dunia pendidikan, belajar diartikan sebagai suatu yang dilakukan seseorang secara terencana untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengenalannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Tim pengembang PGSD, 1996:3).
Belajar dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi.
Perubahan tingkah laku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara di sengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya faktor – faktor berikut:
1. Kesiapan (readines) : yaitu kepastian baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi : yaitu dorongan dari diri sendiri untuk melakukan sesuatu.
3. Tujuan yang ingin di capai.

Ketiga faktor di atas mendorong seseorang untuk melakukan proses belajar. Guru merupakan tenaga kependidikan yang bersifat profesional, dan bertugas membelajarkan siswanya agar mencapai tujuan pendidikan, maka harus berbeda dalam kondisi yang memungkinkannya dapat belajar. Belajar dapat di mengerti sebagai suatu proses di mana siswa yang tadinya tidak dapat melakukan prilaku tertentu, sekarang dapat melakukannya.
Untuk merubah prilaku siswa dapat di tentukan strategi tertentu, dan karenanya ada beberapa prinsip dasar belajar. Prinsip tersebut adalah:
1.      Partisipasi aktif siswa.
2.      Motivasi, kegiatan belajar tidak akan terjadi bila tidak ada motivasi
3.      Pengetahuan akan hasil dan umpan balik
4.      Belajar sebagai kegiatan perorangan, karena setiap siswa mempunyai kemampuan belajar sendiri. Satu mata pelajaran akan di pelajari, dengan kecepatan berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.

Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku yaitu proses yang terjadi di dalam satu situasi, bukan di dalam suatu ruangan hampa. Situasi belajar ini di tandai dengan adanya motif – motif yang ditetapkan dan diterima oleh siswa. Kadang – kadang suatu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal di sebabkan oleh ketiadaan kekuatan yang mendorong motivasi. Sehingga sangat perlu guru memasukan motivasi di dalam cara – cara mengajarnya.


2.1.2 Pembelajaran
Pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhaan dan minatnya. (Tim MKDK IKIP Semarang, 1996:6). Dengan kata lain pembelajaran adalah usaha - usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber – sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. (Arief Sadiman, 1984:7).
Dalam proses pembelajaran siswa merupakan subyek yang belajar dan guru merupakan subyek yang mengajar. Mengajar adalah menbantu seseorang atau kelompok melakukan kegiatan belajar sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung efektif.
Ciri – ciri pembelajaran yaitu:
1. Pembelajaran merupakan upaya sadar dan sengaja. Pembelajaran bukan kegiatan insidental tanpa persiapan.
2. Pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan siswa dapat belajar. Dalam hal ini guru harus menganggap siswa sebagai individu yang mempunyai unsur– unsur dinamis yang dapat berkembang bila disediakan kondisi yang menunjang. Jadi status guru tidak mutlak mementukan apa dan bagaimana siswa harus belajar (Drivt Teaching), melainkan ada suasana demokratis.
3. Pembelajaran lebih menekankan pada pengaktifaan siswa, karena yang belajar adalah siswa, bukan guru.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan. Tujuan ini harus searah dengan tujuan belajar siswa. Tujuan belajar siswa ialah mencapai perkembangan optimal, yang meliputi aspek aspek kognitif , afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian tujuan pembelajaran adalah agar siswa mencapai perkembangan optimal dalam ketiga aspek tersebut.
Untuk mencapai tujuan yang sama itu, siswa melakukan kegiatan belajar, sedangkan guru melakukan pembelajaran. Kedua kegiatan tersebut saling melengkapi untuk mencapai tujuan yang sama.
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru. Oleh karena itu guru harus memperlihatkan dan mengembangkan unsur – unsur dinamis tersebut pada saat membelajarkan siswa.
Guru adalah manusia yang mempunyai karakteristik tetentu. Bagaimana ia mengembangkan unsur –unsur dinamis pembelajaran, sangat tergantung pada kemampuan, ketrampilan dan sikapnya. Agar guru dapat melaksanakan preoses pembelajaran yang baik, ia harus mempunyai kesiapan, baik kesiapan profesional, personal dan sosial.
Dalam membelajarkan siswa, guru tidaknya mengabaikaan masalah perhatian. Selain itu pelibatan siswa dalam proses pembelajaran penting di perlukan dengan cara, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan - kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penguasaan materi pada siswa tidak dapat diharapkan terjadi dalam waktu singkat. Siswa perlu melakukan pengulangan belajar, oleh karena ituguru harus melakukan sesuatu dalam proses pembelajarannya, yang membuat siswanya melakukan pengulangan belajar.
Kadang – kadang siswa tidak tertarik mempelajari sesuatu materi karena materi pelajaran tersebut membosankan. Untuk menghindari gejala itu guru harus memilih dan mengorganisir materi pelajaran tersebut sedemikian rupa, sehingga merangsang dan menantang siswa untuk mempelajarinya. Dalam hal ini kemampuan profesional guru dituntut, disamping pengalaman. Guru harus kreaktif dalam menyajikan pelajaran yang merangsang dan menantang.
Guru harus menumbuhkan motivasi belajar siswa, dengan harapan ia memperoleh hasil lebih dari yang telah diperolah sekarang. Pemberian penguatan atau reinforcement suatu tindakan yang perlu dilakukaan guru serta pemberian balikan. Dengan balikan, siswa akan mengetahui seberapa jauh ia telah berhasil menguasai suatu materi belajar.

2.2 Media Pembelajaran
Secara harafiah media berarti perantara atau pengantar Accociation for education and communication technologi (AECT) mengartikan media sebagaai segala bentuk yang dipergunakaan untuk proses penyaluran informasi (Zaenal, 1984:35). Oleh Sadiman media dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (1993:6).
Gagne (dalam Sadiman dkk, 1993:1) menyatakaan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan lingkungannya. Siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Di jelaskan pula oleh Raharjo (1989:25) bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang diterima adalah pesan intruksional, dan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pelajaran dengan lebih \aik dan sempurna.
Media pembelajaran sangat beragam. Secara garis besar media dapat dikategorikan menjadi empat macam, yaitu media visual, media media dengar, media proyeksi (proyected still), dan proyected motion media (royak dan Zukarnaen dalam Zaenudin, 1984:3).
Media adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya macam media maka guru harus dapat berusaha memilihnya dengan cermat agar dapat digunakaan dengan tepat. Adapun beberapa hal yang diperhatikan dalam memilih media, antara lain:
1. Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
2. keterpatgunaan
Media yang digunakan hendaknya sesuai untuk menyampaikaan pesan yang hendak di komunikasikan atau di informasikan.
3. Tingkat kemampuan siswa
Media yang di gunakan hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, tingkat pendekatan terhadap pokok masalah, besar kecilnya kelompok, atau jangkauan penggunaan media tersebut.
4. Biaya
Biaya hendaknya seimbang dengan hasil yang telah diharapkan dan sesuai dengan dana yang tersedia.
5. Ketersediaan
Apakah media yang digunakan cukup tersedia atau tidak? Apakah ada pergantian media media yang lain yang relevan? Apakah direncanakan untuk perorangan atau untuk kelompok?
6. Mutu Teknis
Kualitas media harus dipertimbangkan, jika media sudah rusak, kurang jelas atau terganggu, sehingga menganggap proses transfer informasi atau tidak menarik, kurang bisa dipahami (Daryanto, 1993:3).

2.3 Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Aliyah
Bahasa Inggris adalah Bahasa asing yang dianggap penting diajarkan untuk tujuan penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya, serta pengembangan hubungan antar bangsa (Depdikbud, 1995:1).
Mata pelajaran Bahasa Inggris dapat di ajarkan di Sekolah Dasar bilamana dianggap perlu oleh masyarakat di daerah yang bersangkutan dan di dukung dengan adanya guru yang berkemampuan untuk mengajarkan mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, Bahasa Inggris tidak di wajibkan dilaksanakan oleh Sekolah Dasar melainkan diselenggaran untuk muatan lokal. Adapun pelaksanan pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan lokal mulai di ajarkan dari siswa kelas II.
Muatan lokal berfungsi memberikan peluang untuk mengembangkan kemampuan siswa yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Kurikulum muatan lokal Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar di tetapkan untuk Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah dengan surat keputusan No. 308/103.a/1995 tanggal 25 September 1995, dengan ketepatan Bahasa Inggris yang diajarkan di Sekolah Dasar di maksudkan untuk memberikan kemampuan memahami keterangan lisan dan tertulis serta ungkapan sederhana.
2.3.1 Pengertian
Bahasa Inggris adalah Bahasa Internasional yang perlu di ajarkan untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya serta pengembangan hubungan antar bangsa. Mata pelajaran Bahasa Inggris dapat diajarkan di Sekolah Dasar bilamana potensi wisata, penghasilan industri exsport, menjadi tuntutan kebutuhan masyarakat di Jawa Tengah. Adapun pelaksanan pengajaranya harus di dukung oleh guru yang berkemampuan untuk mengajarkan mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, Bahasa Inggris tidak wajib di laksanakan di sekolah Dasar melainkan di selenggarakan sebagai muatan lokal (Depdikbud, 1995:1).

2.3.2 Fungsi
Mata pelajaran Bahasa Inggris berfungsi sebagai wahana pengembangan diri siswa dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya, sehingga pertumbuhan mereka tetap berkepribadian Indonesia.  Bahasa Inggris juga merupakan mata pelajaran yang berfungsi untuk menunjang pengembangan pariwisata, daerah penghasilan Industri Exsport dan tuntutan masyarakat (Depdikbud, 1995:1).

2.3.3 Tujuan
a.  Bahasa Inggris di Madrasah Aliyah bertujuan agar siswa memiliki ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sederhana dalam Bahasa Inggris dengan penekanan pada ketrampilan komunikasi melalui topik yang di pilih untuk kebutuhan siswa dan lingkungannya.
b. Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Aliyah  diajarkan kepada siswa di harapkan siswa memiliki kemampuan (language competence) yang mencakup unsur - unsur tata bunyi, kosakata, tata bahasa, tata tulis dan tata budaya dan memiliki ketrampilan menggunakan (language performance) unsur - unsur tersebut di atas dalam bentuk yang sederhana.
c. Alokasi waktu Pembelajaran Bahasa Inggris di sediakan waktu 4 jam pelajaran setiap minggu (disediakan dengan ketentuan sekolah setempat).
d. Penilaian, tujuan penilaian adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa tertentu, jenis penilaian hasil belajar, sedang fungsi dari penilaian adalah sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar ada tiga cara dalam penilaiannya yaitu test tertulis, test lisan, dan test perbuatan. Sedangkan jenis penilaian terbagi atas penilaian ssatuan Bahasan (gabungan beberapa pokok bahasan), penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester.

2.3.4 Ruang lingkup
Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Aliyah mencakup ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Listening, Speaking, Reading and Listening) sederhana.  
Dari ruang lingkup tersebut, penyajian materi pembelajaran  Bahasa Inggris meliputi elemen : Phonology (tata bunyi),vocabulary (kosakata), struktur (tata bahasa), culture (kebudayaan), literature (sastra), dan tanda baca (Depdikbud,1995:3-4).

2.3.5 Rambu – Rambu
Dalam pelaksanaan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai berdasarkan kurikulum digunakan pendekatan komunikatif, yaitu memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat  komikasi, memberikan bekal kemampuan dan ketrampilan dasar kepada siswa agar dapat berkomunikasi praktis memberikan bekal pengetahuan pada siswa untuk mengenal lingkungan yang lebih luas serta menghubungkan antar bangsa (Depdikbud,1995:4).
Guru di harapkan dapat menjadi model bagi siswa khususnya dalam ucapan dan lafal Bahasa Inggris Siswa Di berikan siswa kesempatan sebanyak mungkin untuk berlatih menggunakan Bahasa Inggris dengan ucapan dan lafal yang benar melalui tahapan. Sealin itu guru di harapkan dapat memilih sendiri wacana yang berhubungan dengan topik yang akan di sajikan. Panjang kalimat dalam tiap wacana disesuaikan dalam tingkat kemampuan /perkembangan belajar siswa.




2.4  Media video
2.4.1 Pengertian Video
Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
 Menurut Ronal Anderson (1994:99), media video adalah merupakan rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape).
Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau video player.

2.4.2  Karakteristik media video
Menurut Ronald Anderson (1994:103-105) bahwa dalam media video terdapat kelebihan dan kekurangan, antara lain:
Kelebihan media video:
1. Dapat digunakan untuk klasikal atau individual
2. Dapat digunakaan seketika.
3. Digunakan secara berulang.
4. Dapat menyajiakn materi secara fisik tidak dapat bicara kedalam kelas.
5. Dapat menyajikan objek yang bersifat bahaya
6. Dapat menyajikan obyek secara detail
7. Tidak memerlukan ruang gelap
8. Dapat di perlambat dan di percepat
9. Menyajikan gambar dan suara

Kelemahan media video
1. Sukar untuk dapat direvisi
2. Relatif mahal
3. Memerlukan keahlian khusus

2.4.3  Tujuan media video dalam pembelajaraan
Ronald Anderson (1994:102) mengemukakan tentang beberapa tujuan dari pembelajaraan mengunakan media video, antara lain:
Untuk tujuan kognitif
1) Dapat mengembangkan mitra kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan gerak dan serasi.
2)  Dapat menunjaukan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagai media foto dan film bingkai meskipun kurang ekominis.
3) Melalui video dapat pula diajarkan pengetahuaan tentang hukum – hukum dan prinsip – prinsip tertentu.
4) Video dapat digunakan untuk menunjukan contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi siswa.


Untuk tujuan afektif
1. Video merupakan media yang baik sekali untuk menyampaikan informasi dalam matra afektif.
2. Dapat menggunakan efek dan teknik, video dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi.
Untuk tujuan psikomotorik
1. Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini dijelaskan, baik dengan cara memperlambat maupun mempercepat gerakan yang ditampilkan.
2. Melalui video siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba ketrampilan yang menyangkut gerakan tadi.

2.4.4 Evalusi media video
Menurut Sujana (2000:111), evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Sedangkan menurut Joesmani (1998:19) mengemukan evaluasi adalah suatu proses menentukan sampai seberapa jauh kemampuan yang dapat dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Evaluasi media pendidikan merupakan kegiatan yang patut dilakukan, baik sebelum maupun sesudah digunakan media pendidikan. Evaluasi ini dapat dilakukan oleh guru kelas atau yang dilakukan oleh lembaga media pendidikan.
Kalau kita mempelajari oleh media pendidikan kita akan berhadapan dengan masalah tujuan penggunaan media, nilai – nilainya, cara memilih, dan menggunakannya di dalam proses belajar.
Menurut Hamalik (1994:229) Bentuk evaluasi media meliputi :
1. Evaluasi Bahan bacaan
2. Evaluasi Papan tulis
3. Evaluasi Papan bulletin (bulletin board)
4. Evaluasi Gambar
5. Evaluasi Film strip
6. Evaluasi Film/video
7. Evaluasi Tape recorder
8. Evaluasi Alat audio
9. Evaluasi Community study
Berikut ini disajikan contoh format evaluasi media video:
I.  Judul Film/video ………………….Preview oleh………………….
Harga………………………………………………………………..
Harga Pembelian……………………………………………………
Diproduksi oleh ……………………Subyect………………………
Collaboration……………………………………………………….
II. Menggunakan Data.
1. Apakah Film itu autentik?.................................................................................
    Komentar……………………………………………………………………...
2. Digunakan pada tempat………………………………………………………
3. Apakah pengalaman yang diberikan oleh film itu tidak dapat diperoleh melalui alat–alat tradisional yang telah ada?...................................................
4. Jelaskan sumbangan – sumbangan yang mungkin diberikan
5. Kurikulum atau unit belajar yang mengunakan saran – saran
6. Warna yang tidak digunakan…………digunakan ……..untuk memberi makna terhadap hal seperti………….
III. Format
1.  Fotografi : sempurna, baik, komentar………….
2.  Suara: sempurna, baik, kurang, komentar………..
3.  Kesatuan bahan – bahan yang dipelajari meliputi:……..
4. Warna: Superflous, sesuai dengan keingginan yang diperlukan guna menghadapi makna. Komentar………………..
IV. Deskriptiffilm /video………..
V. General Film rating; Sempurna, baik, kurang
VI. Rekomend for future use: ya……Tidak……… Alasan…………

2.5  Pengembangan media audio visual (video) dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris
2.5.1 Kawasan pengembangan
Menurut Barbara dan Rita C (1994: 39) Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pegembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Meskipun demikian, tidak berarti baru teori dan praktek yang berhubungan dengan belajar dan desain.
Tidak pula kawasan tersebut berfungsi bebas dengan dari penilaian, Pengelolaan atau pemamfaatan melainkan timbul karena dorongan fungsi dan desain dan harus tanggap terdapat tuntutan formatif dan praktek pemanfaatan serta kebutuhan pengelolan.Kawasaan tidak hanya terdiri dari perangkat keras pembelajaran, melainkan juga perangkat lunaknya, bahan – bahan visual dan audio, serta program atau paket yang merupakan paduan berbagai bagian.

Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong baik desain pesan maupun strategi pembelajaran. Pada dasarnya kawasan pengembangan dapat di jelaskan dengan adanya:
a. Pesan yang didorong oleh isi.
b. Strategi pembelajaran yang di dorong oleh teori.
c. Manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran.
Kawasan pengembangan dapat di organisasikan dalam empat kategori: teknologi cetak (yang menyedikan landasan untuk kategori yang lain), teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu.

2.6.2 Model pengembangan media audio visual (video)
Model pengembangan adalah suatu bentuk atau contoh yang digunakan dalam pengembangan produk.

Pada pengembangan Media Audio Visual LCD ini digunakan model pengembangan Haryono (1987 ; 5), sebagaimana terpapar dalam bagan berikut :
Penulisan Naskah
Pembuatan Rancangan

Uji Coba
Produksi

Revisi

 






Selesai
Tidak

Bagan I: Model Pengembangan Media Audio
Visual VCD Sumber Haryono (1987 ; 5)
Model ini dipilih dan digunakan karena untuk pengembangan Media Audio Visual LCD ini, dengan alasan sebagai berikut :
a. Model Haryono dinilai cocok digunakan sebagai acuan perancangan media audio visual LCD mata pelajaran Bahasa Inggris, karena model desain Haryono berpijak pada tujuan dengan kondisi yang ada pada mata pelajaran Bahasa Inggris dengan media audio visual LCD tersebut.
b. Model desain Haryono penyajiannya dilakukan secara sederhana, sehingga tidak memakan waktu lama dan tidak memakan biaya banyak.
c. Model Haryono menggunakan pendekatan sistemik, dengan langkahlangkah lengkap dan dapat digunakan untuk merancang bahan pembelajaran baik secara klasikal maupun individual.
d. Model desain Haryono dapat dipergunakan untuk pengembangan media audio visual LCD ini, yang mengandung ranah-ranah informasi verbal, ketrampilan kognitif, ketrampilan efektif dan ketrampilan psikomotor.
e. Model desain Haryono, langkah-langkahnya setahap demi setahap sehingga mudah diikuti.

2.5.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan adalah langkah-langkah prosedural yang harus ditempuh oleh pengembang dalam membentuk produk, pengembang tinggal mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat dalam model pengembangan.
 Prosedur pengembangan berguna untuk lebih memperjelas tentang bagaimana langkah prosedural yang harus dilalui agar sampai ke produk yang dispesifikasikan.
Prosedur pengembangan media audio visual LCD, berdasarkan model pengembangan Haryono (1987 ; 5), sebagai berikut :
1.  Tahap pembuatan rancangan
Dalam tahapan pembuatan rancangan ini, dilakukan perancangan terhadap isi atau garis besar isi program media yang terdiri dari tiga komponen, yaitu :
A.  Penetapan Topik
Topik disebut juga pokok bahasan. Pokok bahasan menjadi dasar pengajaran dan menggambarkan ruang lingkupnya.Topik ditentukan berdasarkan kurikulum yang digunakan guru dalam mengajar. Untuk media audio visual telah dibakukan dalam silabus Pembelajaran Bahasa Inggris dengan media audio visual LCD.
Adapun topik yang telah ditentukan dalam silabus media audio visual LCD sebagai berikut :
1. Konsep, peranan dan lingkup media audio visual LCD
2. Klasifikasi dan karakteristik media audio visual LCD
3. Produksi media audio visual LCD
4. Bentuk penyajian dan klasifikasi media audio visual LCD

Agar topik sesuai dengan kurikulum dan dibutuhkan siswa maka dilakukan analisis kebutuhan belajar siswa. Analisis kebutuhan belajar siswa dalam pengembangan media audio visual LCD ini yaitu :
Kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara. Dalam Proses belajar mengajar masih cenderung menerapkan cara-cara konvensional. Metode ceramah masih menjadi satu-satunya metode yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan kepada peserta didik.
Fenomena pembelajaran klasikal yang terjadi pada Madrasah Ibtidaiyah tersebut membawa dampak ikutan dan kendala bagi guru, khususnya guru Bahasa Inggris. Salah satu kendala yang sering terjadi adalah distorse atau noise. Selain itu ada kendala lain seperti keterbatasan fisik dan tingkat interpretasi siswa terhadap pesan yang disampaikan guru yang tidak sama satu sama lain.
Berdasarkan hal – hal di atas, maka seorang guru memerlukan kehadiran media untuk mengatasi berbagai hambatan yang dijumpai di kelas. Media – media tersebut banyak sekali macamnya. Salah satu media yang pengembang tawarkan adalah media audio visual LCD.
Sedangkan mata pelajaran yang hendak diatasi kendalanya agar mudah dalam memahami pelajaran kosa kata Bahasa Inggris, sehingga siswa akan lebih tertarik dan mudah menerjemahkan arti kosakata tersebut. Selama ini sering kali guru mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran Bahasa Inggris.
Alasan penerapan dan penggunaan media media audio visual LCD ini untuk meminimalisasi distorsi karena media mudio visualini mudah penggunaannya: media audio visual LCD ini mampu menarik perhatian siswa dan mampu merangsang siswa untuk belajar serta menarik minat siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris, sehingga pesan yang disampaikan dapat ditangkap dengan baik. Dengan demikian media media audio visual LCD hadir sebagai upaya memenuhi kebutuhan belajar siswa kelas X Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh. Analisis siswa dalam pengembangan Media Audio Visual LCD ini sebagai berikut :
Subjek dari penggunaan media audio visual LCD ini adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa siswa kelas X telah memiliki pola pikir yang sudah meningkat dalam pemahaman cerita Berbahas Inggris apabila dibandingkan tingkat dibawahnya. Selain itu siswa kelas X ini sudah sedikit mengetahui beberapa kosakata dalam Bahasa Inggris, dalam hal ini hanya pengembangan saja melalu pemahaman cerita yang ditampilkan lewat media audio visual LCD. Penggunaan media tersbut juga adanya pengembangan tentang terjemahan dalam Bahasa Indonesia untuk lebih memudahkan siswa dalam mengartikan dan memahami jalannya cerita.

  Disadari, hal ini tentu menimbulkan hambatan dalam proses penerimaan atau interpretasi dan pemahaman pada setiap pesan yang disampaikan oleh guru. Dari sejumlah siswa kelas X terdapat siswa yang memiliki keterbatasan daya tangkap terhadap materi yang disampaikan guru. Hal ini di mungkinkan karena kurangnya perhatian dan minat mahasiswa terhadap mata pelajaran atau pesan yang disampikan guru, sehingga cenderung membosankan. Hal ini berakibat siswa tidak memperhatikan guru dan lebih memperhatikan hal – hal yang lain. Selain itu juga karena kurangnya pemanfaatan teknologi yang terbaru dalam proses belajar mengajar. Misalnya memasukkan teknologi dalam media. Walaupun sudah memanfaatkan teknologi dalam media tapi cenderung tertinggal. Teknologi hendaklah dianggap sebagai alat untuk membantu para pelajar melewati keterbatasan otaknya, seperti memory, berpikir, atau keterbatasan memecahkan masalah – masalah. Maka, media audio visual LCD hadir sebagai upaya meminimalisasi kendala tersebut.
Adapun topik yang dipilih berdasarkan analisis kebutuhan dan analisis siswa adalah : “Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris dengan topik animal”.
Kebutuhan belajar ditentukan melalui pengamatan dan survei. Setelah kebutuhan belajar dianalisis atau ditentukan, kemudian dirumuskan. Perumusan dilakukan dengan menyusunnya ke dalam kalimat atau cerita yang pendek. Tetapi mengungkapkan maksud yang jelas. Rumusan kebutuhan tersebut disebut pokok bahasan atau topik.

Dalam melakukan analisis kebutuhan juga memperhatikan sifat-sifat siswa. Karena sebagai pertimbangan dalam menentukan topik. Meliputi mata pelajaran yang masih kurang dipahami, mata pelajaran pendukung, dasar kosakata Bahasa Inggris yang sudah dimiliki dan sebagainya.
Metode dokumentasi digunakan dalam tahap pembuatan rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi tentang kurikulum atau silabus mata pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh. Metode observasi langsung digunakan untuk melihat kebutuhan belajar.
B. Merumuskan Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional dirumuskan setelah topik ditentukan. Dalam tujuan instruksional disebutkan kemampuan, pengetahuan dan sikap yang diharapkan dimiliki oleh sasaran didik setelah berperan serta dalam proses belajar dengan media. Tujuan instruksional ada dua yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Perumusan tujuan instruksional dalam pengembangan Media Audio Visual LCD untuk pembelajaran kosakata Bahasa Inggris ini dilakukan setelah topik ditentukan dengan menggunakan cerita yang operasional dan berorientasi pada sasaran didik. Selain itu menggambarkan kemampuan, ketrampilan atau sikap yang harus dipunyai siswa setelah mengikuti kegiatan instruksional. Tidak kalah penting sifat-sifat sasaran didik tetap menjadi bahan pertimbangan.
Perumusan tujuan instruksional umum dalam pengembangan media audio visual LCD untuk pembelajaran Bahasa Inggris ini, dengan mempertimbangkan sifat – sifat sasaran didik sebagai berikut:
Media Audio Visual
1
3
4
2
 




Keterangan:
1. Konsep dan peranan media audio visual
2. Cerita Bahasa Inggris yang digunakan
3. Produksi media audio visual
4. Bentuk Penyajian dan klasifikasim media audio visual

Sedangkan dalam menentukan perumusan tujuan instruksional
umum pada pengembangan media audio visual ini sebagai berikut :

No.

Tujuan Instruksional Umum

Ranah pembelajaran
01
Setelah mengikuti program ini
diharapkan siswa dapat memahami dan mengerti arti kata – kata yang ditemukan dalam pembelajaran Bahasa Inggris melalui media Audio Visual
Kognitif
Psikomotor
Afektif


Berdasarkan pengelompokkan Tujuan Instruksional Umum ke dalam ranah belajar maka Tujuan Instruksional Khusus pada pengembangan media audio visual ini, yaitu :
Ranah Kognitif
1)  Siswa dapat menuliskan kata – kata sederhana dalam Bahasa Inggris secara sederhana.
2)  Siswa dapat menyebutkan macam – macam hewan dalam Bahasa Inggris.
3)  Siswa dapat menambah dan memperkaya perbendaharaan kata.
Ranah Psikomotorik
1) Siswa dapat mengucapkan beberapa kata dalam Bahasa Inggris.
2) Siswa dapat menyalin kata – kata sederhana yang telah dipelajari.
Ranah Afektif
1) Siswa dapat memiliki rasa senang terhadap pelajaran Bahasa Inggris sehingga timbul keinginan belajar
2)  Siswa dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris secara sederhana
3)   Siswa dapat melakukan percakapan sederhana

C. Merumuskan Pokok – Pokok Instruksional
Pokok – pokok materi instruksional merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang telah dirumuskan (Haryono, 1987 ; 9)
Perumusan pokok – pokok materi instruksional dalam pengembangan media audio visual ini ditentukan dengan memperhatikan sifat – sifat sasaran didik dan mengingat sumber belajar yang ada.
Untuk lebih memperjelas tahapan dalam pembuatan rancangan, berikut disajikan urutan Metode Pembuatan Rancangan Isi sebagai berikut :


Topik

Analisi
kebutahan

R
a
n
c
a
n
g
a
n

I
s
i

Analisis
Siswa

Analisis
Sumber

Tujuan

Pokok – Pokok
Materi

 












Bagan II Metode Pembuatan Rancangan
Sumber Haryono (1987 ; 7)

Setelah menentukan topik, merumuskan tujuan dan pokok – pokok meteri instruksional ketiga komponen tersebut dimasukkan dalam format rancangan isi program media audio visual ini.

2. Tahapan penulisan naskah
Dalam tahapan penulisan naskah, format rancangan isi program media ini dituangkan atau dialihkan ke dalam naskah.
Ada beberapa langkah dalam pembuatan naskah. Menurut Haryono (1987 : 14) langkah pembuatan naskah mencakup :
a. Menulis rasional dari produk yang dibuat.
b. Membuat synopsis.
c. Menetapkan identitas program.
d. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus dan Tujuan Pembelajaran Umum.
e. Mengidentifikasi audience.
f. Mengidentifikasi garis-garis besar program pembelajaran, GBIP terdiri dari Produk Media, Mata Pelajaran, Sasaran, Durasi, Topik, Tujuan Umum, Tujuan Khusus, Pokok-Pokok Mater dan Sumber.
g. Menetapkan treatment.
h. Membuat naskah, naskah terdiri dari spesifikasi program.
Untuk penulisan naskah dalam pengembangan media audio visual ini langkah-langkahnya mengacu pada model pengembangan Haryono. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Menuliskan rasional dari produk media audio visual LCD ini.
    Rasional dari produk pengembangan media audio visual ini adalah :
Proses belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien apabila
ditunjang dengan penggunaan media yang memadai. Karena berinteraksi dengan sumber belajar/media instruksional dapat mengarah pada tercapainya hasil belajar yang optimal.
Media pendidikan dapat memberikan pengertian dan konsep yang sebenarnya secara realitas dan teliti, serta memberi pengalaman menyeluruh yang pada akhirnya memberi pengertian abstrak. Media adalah perantara/pengantar pesan dari pemberi kepada penerima pesan. Sedangkan menurut AECT media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Briggs (1970) memberi batasan media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Dari beberapa pengertian batasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media yang baik serta memadai, diharapkan dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minatnya, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan menggairahkan.
Media-media tersebut dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan, karena masing-masing media itu mempunyai kelemahan. Oleh karena itu perlu diadakan penemuan media baru dan pemanfaatan media yang baru. Karena peserta didik cepat emrasakan kebosanan, saat menerima kuliah. Sebab dengan media yang kurang menaraik akan bersifat verbalistik. Maka diadakan perbaikan media guna menunjang Proses Belajar Mengajar.
Pengenalan media audio visual LCD dalam pembelajaran kosa kata Bahasa Inggris dapat menarik perhatian siswa serta lebih komunikatif dan diharapkan dapat mengatasi maslah kondisi belajar. Begitu juga penggunaan media audio visual LCD sebagai sumber belajar, maka kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik serta mempermudah pemahaman dan akhirnya keberhasilan proses pembelajaran.

b. Membuat sinopsis dari isi program media audio isual.
Dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran kosa kata Bahasa Inggris di kelas X diharapkan menarik perhatian audiens serta lebih komunikatif dan diharapkan dapat mengatasi kondisi belajar. Sinopsis dalam pengembangan media audia visual ini sebagai berikut :
Media audio visual  LCD berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan dan pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual (Sadiman, dkk, 1993: 28).
Cerita yang ditampilkan dalam media audio visual LCD ini harus dengan benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Secara khusus media audio visual LCD berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan sebuah cerita yang dapat membantu dalam pembelajaran kosa kata Bahasa Inggris. Selain Menarik media audio visual yang menampilkan cerita berbahasa inggris dengan terjemahan akan lebih mudah dipahami siswa. Ragam media audio visual, meliputi film VCD, kaset, dan lain sebagainya.
Untuk sinopsis cerita yang digunakan dalam pembelajaran kosa kata Bahasa Inggris dengan topik animal adalah sebagai berikut:
Disebuah hutan tinggal banyak hewan yangberaneka ragam. Singa adalah raja dihutan tersebut. Ada satu binatang yang tidak pernah takut terhadap hewan lainnya, hewan tersebut adalah sang kancil. Pada suatu hari kancil berjalan mengelilingi hutan setengah perjalanannya kancil tersesat karena awan mendung dan petir menyambar-nyambar, sehingga kancil tidak tahu bahwa didepan jalan yang ia lewati ada lubang besar menghadangnya kancil terpeleset
dalam lubang dan ia tidak bisa naik lagi. Kemudian gajah berjalan melewati lubang besar itu, kancil mendapatkan ide yang cemerlang untuk bisa keluar dari lubang besar dengan cara memanfaatkan gajah untuk dapat menolong kancil, cara yang dilakukan kancil menipu gajah yaitu dengan menakut-nakuti gajah agar gajah mencari perlindungan karena kancil mengatakan sebentar lagi langit akan runtuh. Gajah akhirnya merasa takut dan mau berlindung dalam lubang besar tersebut. Setelah itu kancil melompati sang gajah dan naik kepermukaan hutan.
c. Menetapkan identitas program media audio visual LCD
Mata Pelajaran        : Bahasa Inggris
Pokok bahasan       : Animal (Narrative)
Judul Program        : Petualangan Sang Kancil
Jenis Pendidikan    : Wacana
Sasaran                   : Siswa kelas X MAN 3 Sungai Penuh
Durasi                     : 25 Menit
d. Merumuskan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus
Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus dalam pengembangan media audio visual VCD ini adalah :
Tujuan Umum
Setelah mengikuti program ini diharapkan siswa dapat memahami dan mengerti arti terjemahan dari kosakata yang ada dalam pembelajaran Bahasa Inggris melalui media audio visual ini.
    Tujuan Khusus
Setelah mendengarkan menyimak LCD yang disajikan dikelas diharapkan.
1. Siswa dapat menuliskan kata-kata sederhana yang dipelajari
2. Siswa dapat menyebutkan macam – macam hewan
3. Siswa dapat menambah dan memperkaya pembendaharaan kata dalam Bahasa Inggris
4.  Siswa dapat mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Inggris
5. Siswa dapat menyalin kata-kata sederhana yang telah dipelajari
6. Siswa dapat memiliki rasa senang terhadap pelajaran bahasa Inggris    sehingga timbul keinginan untuk belajar
7. Siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris secara sederhana
8. Siswa dapat melakukan percakapan sederhana

e. Mengidentifikasi audien program pengembangan media LCD
Audien dalam program pengembangan media audio visual LCD ini adalah : Siswa kelas X MAN 3 Sungai Penuh.

f.   Mengidentifikasi GBIP dari program media LCD
Garis-garis besar isi program pembelajaran (GBIP) dalam program     pengembangan media audio visual LCD ini, yaitu:
Produk Media        : Video Pendidikan
Mata Pelajaran        : Bahasa Inggris
Judul                       : THE ADVENTURE OF MOUSE DEER
Sasaran                   : Siswa Kelas X MAN 3 Sungai Penuh
Durasi                     : 40 Menit

g. Menetapkan treatment dari program media audio visual LCD
Treatmen dapat dilihat dalam naskah media audio visual yang terdapat dalam lampiran X.


h.  Membuat naskah (spesifikasi program media audio visual LCD)
Membuat naskah disini terdiri dari kolom-kolom yang berisi bentuk visualnya, audio dan waktunya.

3. Tahap Produksi Program
Memproduksi program adalah mengubah naskah menjadi program. Dalam pengembangan media audio visual LCD ini memproduksi program berarti mengubah naskah menjadi program dalam bentuk LCD.
Pada pembuatan produksi media audio visual ini tidak lupa direview oleh para ahli baik itu ahli media/design dan ahli isi atau grafis. Setelah naskah diubah dalam media audio visual LCD pengembang minta pertimbangan dari para ahli media tentang produk yang dibuatnya, tentang saran dan kritiknya. Sehingga sebelum diuji cobakan telah direview, karena tugas reviewer mengkaji kelemahankelemahan yang masih ada dan memberikan saran-sara perbaikan. Bila produk masih ada kelemahan, pengembang merevisi atau memperbaiki.
Metode yang dipakai untuk mereview adalah wawancara. Jadi wawancara disini hanya untuk menkaji kelemahan-kelemahan yang masih ada dan saran-saran perbaikan dalam produk media audio visual LCD. Untuk lebih memperjelas lagi dalam memproduksi program media audio visual LCD, dibawah ini disajikan urutan langkah-langkah urutan produksi media LCD, sebagai berikut :


Naskah

Produksi Media
 

Diubah dalam bentuk
VCD


Review
Ahli/ pakar



 





4. Tahap Uji Coba
Tahap uji coba perlu dilakukan karena hasil produksi sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik sekali, belum tentu mampu merangsang proses belajar sasaran didik, terkadang sulit dipahami sehingga program tersebut tidak dapat dikatakan baik. Maksud diadakan uji coba untuk melihat efektifitas program tersebut bila digunakan oleh sasaran didik yang dituju. Dalam uji coba media LCD ini melalui beberapa tahapan yaitu :
a. Menentukan tujuan diadakan uji coba
Dalam pengembangan media audio vidual ini tujuan uji coba adalah untuk melihat efektivitas program atau produk yang dibuat dilihat dari sudut menarik tidaknya program atau produk media audio vidual tersebut.
b. Membuat alat uji coba
Pembuatan alat uji coba perlu dilakukan supaya data-data yang berkaitan dengan efesiensi dan efektivitas program dapat dikumpulkan melalui alat uji coba. Alat uji coba dibuat sebelum spengembang melakukan uji coba.
Dalam pengembangan medai audio visual ini alat uji coba berupa angket terbuka (check list). Keterangan tentang angket dan subjek coba dijelaskan pada bagian uji coba produk.

5. Tahap Revisi
Apabila dirasa perlu untuk revisi, bagian mana yang dianggap perlu kurang tepat ? apakah pada bagian uji cobanya, pembuatan rancangannya, penulisan naskahnya atau produksi programnya. Jika dirasa tidak perlu revisi, maka pengembangan produk dinyatakan selesai.

6.  Uji Coba Produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat dipergunakan sebagai landasan untuk menetapkan tingkat keefektivitasan, efesiensi dan daya tarik dari produk yang dihasilkan.

2.6 Aplikasi pengguanaan media audio visual (video) sebagai media
pembelajaran
Bagi seorang guru, mengajar bukanlah merupakaan suatu permasalahan atau tantangan yang memberatkan, tetapi mengajar merupakaan kegiataan yang menyenangkan. Akan tetapi dihadapkan dengan pertanyaan bagaimana mengajar yang baik sehingga berhasil, barulah akan merupakaan suatu tantangan tersendiri. Memang mengajar itu nampaknya sederhana, namun apabila kita kaji lebih jauh lagi, banyak aspek yang harus di perhatikan. Penguasaan materi, didaktik metodik, otak siswa, situasi lingkungan sekolah dan lain lain.
Lebih lagi bila dikaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pemakaian berbagai peralatan canggih dalam proses pembelajaran menuntut perhatian khusus para guru.
Akhir - akhir ini penggunan peralatan elektronik seperti radio, radio kaset, OHP, Film, Video serta komputer sebagai akibat dari kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi telah mulai masuk dalam dunia pendidikan. Hal ini menuntut adanya perubahaan sikap dari seorang guru yang biasa mengajar dengan system konvensional atau tradisonal kearah mengajar yang disesuaikan demngan kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Oleh karena itu, berikut ini akan diuraikan bagaimana seorang guru menggunakan program kaset video secara integral dalam proses pembelajaran sebagai media pendidikan.

2.6.1 Persiapaan
Kegiataan persiapan dari seorang guru yang akan mengajar dengan menggunakan program kaset video antara lain:
1. Membuat satuan pelajaran sebagaimana biasa dengan mencantumkan media video
2. Mempelajari terlebih dahulu program yang akan disajikan pada siswa, agar lebih diketahui secara pasti materi apa yang akan disajikan sehingga apabila terdapat kekurangan dapat diketahui terlebih dahulu.
3. Mempelajari terlebih dahulu kata – kata atau istilah yang perlu disajikan kepada siswa sebelum menyaksikan program.
4. Akan lebih baik lagi dilakukaan priview bersama dua atau tiga orang siswa.Siswa yang ikut menyaksikan priview diberi kesempataan agar mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan program ini. Pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab pada saat itu juga akan tetapi merupakan bahan pertimbangan bagi guru.
5. Menyiapkan peralatan yang akan dipergunakan agar dalam pelaksanaanya nanti tidak terburu – buru dan tidak perlu mencari – cari lagi.

2.6.2 Pelaksanaan
Beberapa hal yang perlu di ketahui dalam mengajar dengan media Audio Visual LCD  antara lain:
1. Ruang penyaji
Ruangan yang di pergunakan untuk pelaksanan proses pembelajaran dapat berupa ruang kelas, aula, lapangan atau ruang khusus untuk penyajiaan program – program media pendidikan. Ruangan ini harus memiliki aliran listrik dan dapat digelarkan atau setengah gelap.

2. Peralatan yang dipergunakan
Mengajar dengan menggunakan media video memerlukan peralataan:
- Lap Top
- LCD.
- Screen atau TV monitor.
- Kabel – kabel listrik dan kabel monitor.

3. Tata letak peralataan
Meletakkan Screen monitor di dalam ruang kelas harus di tempat yang strategis sehingga siswa yang ada di dalam ruang tersebut dapat melihat dan mendengarkan program dengan jelas. Untuk itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
a) Letakkan Screen Monitor tinggi agar pandangan siswa yang ada di bagian depan tidak terganggu. Kegunaan meletakkan Screen monitor disebelah kiri atau kanan papan tulis ini, apabila akan menggunakan papan tulis tidak terganggu Screen monitor .
b) Meletakkan Screen monitor dapat juga dibagian tengah di depan kelas. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu bila kita hendak menggunakan papan tulis tentunya akan terhalang oleh screen monitor tersebut.
c)  Langkah langkah Pelaksanaan.
d) Langkah pertama, yakinkan bahwa semua peralataan sudah lengkap dan siap untuk disiapkan.
e) Jelaskan pada siswa bahwa kita akan menyaksikan program video.
f) Jelaskan lebih dahulu tentang tujuan yang ingindicapai.
g) Jelaskan lebih dahulu kata - kata atau istilah yang dianggap sulit dan harus diketahui oleh siswa sebelum menyaksikan program video yang akan disajikan.
h) Jelaskan pula apa yang harus dilakukan siswa selama menyaksikan program video.
i) Apabila peralataan, program, guru dan siswa siap penyajian program video dapat segera dimulai.
j) Apabila dipandang perlu untuk memberi penjelasan tambahan sewaktu program sedang disajikan, maka program tersebut dapat dihentikan untuk sementara. dalam menghentikan program harus dipilih saat yang paling tepat yaitu pada bagian apa pada program tersebut dapat dihentikan sehingga tidak mengganggu keseimbangan penyajiaan program.

2.6.3  kegiatan lanjutan.
Menurut Hamalik (1994:124), kegiataan lanjutan perlu dilakukan dalam bentuk diskusi kelas, dengan tujuan :
1. Untuk menilai program
2. Menjelaskan hal yang kurang atau belum dimengerti oleh siswa.
3. Untuk membuat rangkuman
4. Membantu mendiskriminasikan persoalan.











BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Desain Penelitian
Sebelum menentukan jenis penelitian dan desain yang dipakai dalam penelitian terlebih dahulu dikemukakan pengertian rancangan penelitian. Rancangan penelitian merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang akan membentu pelaksanaan kegiatan lebih efektif yang berguna bagi penelitian kemudian untuk dianalisis serta mencari perannya sehingga dapat digunakan sebagai kesimpulan yang diharapkan.
Penelitian dan pengembangannya disini adalah sebuah strategi yang sangat
kuat untuk meningkatkan latihan. Penelitian dan perkembangannya dalam (R&D)
merupakan proses yang biasa untuk mengembangkan dan mensyahkan hasil pendidikan. Yang dimaksud “Menghasilkan” tidak hanya seperti teksbook, menggunakan film dan panduan komputer, akan tetapi juga menggunakan metodemetode seperti metode mengajar dan program-program seperti program pendidikan tentang obat-obatan atau program perkembangan staff. Rancangan R&D sekarang ini diutamakan dalam program perkembangan. Program-program tersebut adalah sistem pembelajaran komplek yang meliputi bahan-bahan perkembangan tertentu dan pelatihan seseorang untuk bekerja dikonteks yang khusus.
Langkah-langkah dari proses R&D biasanya seperti pada siklus / putaran R&D yang terdiri dari mempelajari penelitian untuk menemukan sesuatu yang mengembangkan produk,
mengembangkan produk berdasarkan penemuan-penemuan ini mengujinya di waktu dan tempat yang akan biasa digunakan dan merevisinya untuk membenarkan kekurangan yang ditemukan saat tahap pengunjungan. Dalam program R&D yang lebih tepat, siklus ini diulangi hingga data hasil pengujian menunjukkan bahwa produk telah menjumpai tujuan / sasaran.
Sebaliknya, tujuan dari penelitian pendidikan adalah bukan untuk mengembangkan hasil, tetapi lebih untuk menemukan pengetahuan baru mengenai
fenomena yang dasar (melalui penelitian dasar) atau mengenai pendidikan pelatihan (melaui penelitian terapan). Tentu saja, banyak rancangan-rancangan penelitian terapan termasuk perkembangan dari hasil pendidikan. Sebagai contoh dalam rancangan - rancangan yang memperhatikan perbandingan - perbandaingan
keefektian dua metode untuk pengajaran membaca, para peneliti bisa mengembangkan materials / bahan-bahan yang mengembangkan bahan-bahan yang menggabungkan tiap metode karena bahan-bahan yang sesuai tidak tersedia.
Bagaimanapun juga bahan / alat-alat ini dikembangkan dan dipilih hanya untuk tujuan dimana alat tersebut dapat digunakan untuk menguji hipotesa pada peneliti.
Selanjutnya, pengujian dibuat dalam tatacara yang tidak mencerminkan kondisi sekolah yang nyata. Untuk alasan-alasan ini penelitian terapan jarang menghasilkan hasil yang siap untuk digunakan di sekolah.
Desain penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif kualitatif pengembangan media. Untuk mengumpulkan informasi atau keterangan, maka dilaksanakan penelitian survey dengan maksud untuk mengumpulkan data mengenai efektifitas penggunaan media LCD dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris.
Agar dapat menentukan persiapan penelitian secara sistematis dalam usaha menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran dari pokok permasalahan, maka perlu menggunakan metode pendekatan dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dan R&D. Metode deskriptif ini digunakan untuk mengkaji apa yang ada pada penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. R&D dilaksanakan dengan membangun hasil-hasil yang telah diuji yang siap untuk digunakan disekolahsekolah. Hal ini bahwa R&D bukan pengganti untuk penelitian dasar atau penelitian terapan, namun dari ketiga strategi penelitian baik dasar, terapan atau R&D diperlukan untuk membawa perubahan dalam pendidikan.

3.2 Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian menggunakan tahap-tahap menurut R&D. Langkah-langkah dalam siklus R&D yang digunakan untuk mengembangkan pelajaran - pelajaran singkat. Penelitian ini mengembangkan media audio visual dalam pembelajaran kosakata Bahasa inggris untuk siswa kelas X Madrasyah Aliyah Negri (MAN) 3 Sungai Penuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3.2.1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah naskah diubah dalam media audio visual  pengembang minta pertimbangan dari para ahli media tentang produk yang dibuatnya, tentang saran dan kritiknya Selain seorang ahli media pembelajaran Bahasa Inggris ini juga di evaluasi oleh siswa dan guru serta pihak yang terkait, dengan cara peneliti mengumpulkan informasi penelitian yang mencakup penaksiran kebutuhan, tinjauan sastra, pembelajaran skala kecil dan persiapan untuk laporan yang sesuai kaidah. Sehingga sebelum diuji cobakan telah
direview, karena tugas reviewer mengkaji kelemahan-kelemahan yang masih ada
dan memberikan saran-saran perbaikan. Bila produk masih ada kelemahan, pengembang merevisi atau memperbaiki.

3.2.2. Pengembangan
Mengembangkan bentuk awal produk, mencakup persiapan bahan-bahan pelajaran, prosedur dan peralatan evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran. Dalam pengembangan media audio
visual  ini memproduksi program berarti mengubah naskah menjadi program dalam bentuk audio visual untuk pembelajaran kosakata Bahasa Inggris kelas X Madrasah Aliyah.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan bentuk awal produk. Dimana produk media audio visual dalam pembelajaran Bahasa Inggris terdahulu belum menampilkan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, sehingga masih banyak siswa yang mengalami kebingungan dan ketidaktahuan dalam penguasaan kosakata Bahasa Inggris. Untuk itu pengembangan media LCD ini dilakukan dengan tujuan efektifitas penggunaan media LCD untuk pembelajaran Bahasa Inggris.
Persiapan bahan pelajaran ini dengan menentukan tujuan umum dan khusus, kemudian mengidentifikasi GBIP dari program media LCD. Kemudian dilanjutkan dengan membuat prosedur.
Prosedur pengembangan adalah langkahlangkah prosedural yang harus ditempuh oleh pengembang dalam membentuk produk, pengembang tinggal mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat dalam model pengembangan. Prosedur pengembangan berguna untuk lebih memperjelas tentang bagaimana langkah prosedural yang harus dilalui agar sampai ke produk yang dispesifikasikan.

3.2.3. Uji coba
Tahap uji coba perlu dilakukan karena hasil produksi sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik sekali, belum tentu mampu merangsang proses belajar sasaran didik, terkadang sulit dipahami sehingga program tersebut tidak dapat dikatakan baik. Maksud diadakan uji coba untuk melihat efektifitas program tersebut bila digunakan oleh sasaran didik yang dituju.
Uji coba pada penelitian ini menguji persiapan lapangan sekolah, menggunakan mata pelajaran. Data wawancara, observasi dan questionnaire (pertanyaan/ kuesioner) dikumpulkan dan dianalisis.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh. Maksud dilaksanakannya penelitian ini karena adanya sekolah-sekolah dasar yang menggunakan media audio visual dalam pembelajaran didalam kelas, namun masih kurang efektif dimana siswa belum sepenuhnya dapat memahami arti dan maksud dari tayangan film dalam Video sehingga perlu adanya pengembangan media LCD untuk pembelajaran kosakata Bahasa Inggris.
Sebagaimana dikemukakan oleh Moleong (1988: 94) bahwa setting penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu setting terbuka dan setting tertutup. Pada penelitian ini menggunakan setting tertutup karena interaksi siswa dalam menilai manfaat media LCD dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris dilaksanakan di dalam kelas.
Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Juni tahun 2012, pada saat mata pelajaran Bahasa Inggris.

3.4 Subjek Penelitian
Subjek dari penggunaan Media Audio Visual LCD ini adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Negri (MAN) 3 Sungai Penuh. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa siswa kelas X telah memiliki pola pikir yang sudah meningkat dalam pemahaman cerita Berbahasa Inggris apabila dibandingkan tingkat dibawahnya. Selain itu siswa kelas X ini sudah sedikit mengatahui beberapa kosa kata dalam Bahasa Inggris, dalam hal ini hanya pengembangan saja melalui pemahaman cerita yang ditampilkan lewat Media audio visual LCD. Penggunaan media tersbut juga adanya pengembangan tentang terjemahan dalam Bahasa Indonesia untuk lebih memudahkan siswa dalam mengartikan dan memahami jalannya cerita.
Disadari, hal ini tentu menimbulkan hambatan dalam proses penerimaan atau interpretasi dan pemahaman pada setiap pesan yang disampaikan oleh guru. Dari sejumlah siswa kelas X terdapat siswa yang memiliki keterbatasan daya tangkap terhadap materi yang disampaikan guru. Hal ini di mungkinkan karena kurangnya perhatian dan minat mahasiswa terhadap mata pelajaran atau pesan yang disampikan guru, sehingga cenderung membosankan.
Hal ini berakibat siswa tidak memperhatikan guru dan lebih memperhatikan hal – hal yang lain. Selain itu juga karena kurangnya pemanfaatan teknologi yang terbaru dalam proses belajar mengajar. Misalnya memasukkan teknologi dalam media. Walaupun sudah memanfaatkan teknologi dalam media tapi cenderung tertinggal. Teknologi hendaklah dianggap sebagai alat untuk membantu para pelajar melewati keterbatasan otaknya, seperti memory, berpikir, atau keterbatasan memecahkan masalah – masalah. Maka, Media Audio Visual VCD hadir sebagai upaya meminimalisasi kendala tersebut.
Adapun topik yang dipilih berdasarkan analisis kebutuhan dan analisis siswa adalah: “Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Dengan Topik Animal”.

3.5 Variabel atau Fokus Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah efektifitas penggunaan media audio visual LCD dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris dengan topik “Animal” untuk siswa kelas X  Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh.

3.6 Uji Keefektifan Media Audio Visual LCD
Untuk mengetahui keefektifan media audio visual LCD menggunakan desain uji coba. Dalam pengembangan media audio visual ini menggunakan desain deskriptif yang bersifat developmental. Karena pengembang mencoba menerapkan sesuatu model (produk). Pengembangan ini bertujuan mengembangkan kosa kata dalam pembelajaran bahasa Bahasa Inggris pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh Tahun Pelajaran 2011/2012.
Dalam pengembangan madia audio visual LCD ini pemilihan desain sangat diperlukan agar dalam tahapan tertentu data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap. Kesan dan pesan audien terhadap produk ini disampaikan lewat angket terbuka (check list).
Setelah adanya uji coba terhadap pengembangan produk media audio visual LCD dengan menampilkan teks terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, siswa lebih mudah memahami kosakata dalam cerita berbahasa Inggris yang ditampilkan lewat pemutaran Video. Selain itu siswa juga lebih cepat menguasai kosakata Bahasa Inggris apabila dibandingkan dengan media sebelumnya. Untuk itu tujuan pengembanganmedia audio visual LCD ini dapat tercapai. Artinya efektifitas penggunaan media audio visual LCD dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh telah terbukti.

3.7 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standart untuk memperoleh data yang diperlukan. Ada beberapa cara atau teknik untuk pengumpulan data. Dalam pengembangan media audio visual ini cara atau teknik yang digunakan adalah teknik angket atau kuesioner dan teknik dokumentasi.

3.7.1 Teknik angket / kuesioner
Dilihat dari cara menjawab ada dua jenis teknik yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup.
Dalam pengembangan media audio vidual ini menggunakan kuesioner terbuka, dimana memberi kesempatan kepada audien untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
Bentuk dari kuesionernya adalah check list. Audien tinggal membubuhkan
tanda check (Ö ) pada kolom yang sesuai. Karena pengembang bukan meneliti tapi mengembangkan jadi check list diberikan alasan (komentar). Maksud adanya
komentar untuk mengetahui mengapa audien menjawab ya ataupun menjawab tidak. Alasan ini digunakan sebagai hasil dan pertimbangan dalam meerevisi yang
pada akhirnya sebagai hasil dari pengambangn media audio visual LCD ini.
Kegunaan angket terbuka dalam pegembangan media audio visual ini adalah untuk mengetahui apakah audien dapat menerima produk media audio visual LCD ini, dalam proses belajar mengajar di kelas dan apakah media audio visual LCD ini efektif dimanfaatkan oleh siswa.

3.7.2 Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang siswa Madarasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sungai Penuh khususnya kelas X mengenai karakterisitiknya antara lain jumlah siswa, kemampuannya, usia dan sebagainya.

3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada pengembangan ini adalah teknik analisis Deskriptif kuantitatif, karena jenis data yang diolah dalam bentuk angka. Untuk menganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
3.8.1. Analisis Deskriptif
3.8.2. Analisis Inferensial
Pembuktian Hipotesis dengsn uji t berpasangan. Uji t ini di gunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat efektifitas pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas X antara Produk LCD yang ada dengan hasil media LCD pengembangan. Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini dengan analisis SPSS for Windows.10.0 (Paired Sample Test) (Wahyudin: 2002:23). Uji t ini juga dapat di cari secara manual dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
T =
t = adalah distribusi t hitung
d = adalah beda rata-rata yang berpasangan.
Se adalah kesalahan standar beda dua rata-rata data berpasangan
d =
Se =
Sd  = adalah standar deviasi beda rata-rata data berpasangan.

Sd =
Karena pengembang bukan penelitian, maka teori diatas tidak mutlak diterapkan. Dalam pengembangan media audio visual ini, pengembang bukan meneliti, tetapi mengenalkan suatu produk teknologi baru dalam bidang pendidikan untuk diterapkan pada proses belajar mengajar.

3.9 UJi Hipotesis
Rumusan hipotesis statistiknya
Ho : μ1 < μ2 artinya rata-rata X1 lebih kecil atau sama dengan rata-rata X2
H1 : μ1 > μ2 artinya rata-rata X1 lebih besar dari rata-rata X2
Pembuktian hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel jika t hitung > t tabel maka Ho diterima artinya tingkat efektifitas media LCD dalampembelajaran kosakata Bahasa Inggris pada siswa kelas X MAN 3 Sungai Penuh. Jika thitung < ttabel maka Ho ditolak artinya tingkat efektifitas media audio visual LCD awal lebih besar dari setelah adanya pengembangan media LCD dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggrispada siswa kelas X MAN 3 Sungai Penuh . Jika analisis menggunakan program SPSS maka signifikan yang di terima apabila signifikannya di bawah 0,05 (sig 1-tailed).












BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Media VCD Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasyah Ibtidaiyyah.
Pembelajaran atau proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah
proses komunikasi yaitu penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran
atau media tertentu ke penerima pesan (Sadiman, dkk; 1984: 11). Sebagai
proses komunikasi maka tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar
tergantung pada unsur-unsur yang berkaitan dengan media. Proses belajar
mengajar yang dilengkapi dengan media dan bahan atau sumber yang dapat
dipercaya, maka kesalah fahaman informasi terhadap siswa dapat ditekan
sekecil mungkin. Artinya dengan menggunakan media materi yang
diinformasikan kepada siswa dapat diterima, diserap dimengerti dan melekat
pada daya ingat yang lebih lama.
Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat
mempertinggi kualitas proses hasil belajar mengajar yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa (Nana Sujana dan Ahmad Riva’I,
1997 : 7). Kehadiran media dalam pembelajaran adalah sangat penting, karena
media merupakan bagian yang integral dari keseluruhan sistem pembelajaran
yang didukung dengan komponen lain yang dapat dipercaya.
Media pembalajaran sangat beraneka ragam, secara garis besar dapat
dikategorikan menjadi empat macam, yaitu media visual, media dengar, media
cxxi
proyeksi, dan proyected motion (Royok dan Zulkarnaen dalam Zaenudin, 1984:
3). Masalah yang timbul pada waktu kita memilih media yang cocok untuk
suatu program instruksional kadang-kadang hilang begitu saja karena adanya
permintaan khususnya untuk media tertentu. Namun dalam penelitian ini yang
akan dibahas adalah pengembangan dari media audio visual khususnya film
dalam VCD sebagai pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas IV Madrasyah
Ibtidaiyyah.
Berdasarkan hasil penelitian media VCD pembelajaran Bahasa Inggris
di Madrasyah Ibtidaiyyah sekarang ini sudah mulai banyak digunakan seiring
dengan kemajuan perkembangan teknologi. Media VCD tersebut dapat menarik
perhatian siswa dan mampu merangsang siswa untuk belajar Bahasa Inggris.
Penggunaan media VCD ini untuk siswa yang sudah mampu berpikir dengan
cepat. Pembelajaran dengan menggunakan media VCD harus sesuai dengan
topik yang akan diajarkan menurut kurikulum yang berlaku dengan
menentukan tujuan instruksional.
Dalam Madrasyah Ibtidaiyah media VCD ini digunakan untuk kelaskelas
tertentu dan mata pelajaran tertentu. Media ini sangat membantu seorang
guru khususnya guru mata pelajaran Bahasa Inggris dalam proses belajar
mengajar, dimana siswa merasa senang dan mampu menyerap pesan yang
disampaikan guru lewat penayangan VCD. Selain itu siswa juga mampu
negungkapkan hal-hal yang abstrak menjadi konkrit melalui media tersebut.
Media ini digunakan sesuai dengan topik pelajaran yang diajarkan oleh guru.
cxxii
Topik disebut juga pokok bahasan yang menjadi dasar pengajaran dan
menggambarkan ruang lingkupnya. Topik ini ditentukan berdasarkan
kurikulum yang digunakan guru dalam mengajar. Untuk pembelajaran Bahasa
Inggris dengan media audio visual VCD telah dibakukan dalam silabus
pembelajaran di Madrasyah Ibtidaiyyah .
Setelah penentuan topik, kemudian merumuskan tujuan instruksional.
Dalam tujuan instruksional disebutkan kemampuan, pengetahuan dan sikap
yang diharapkan dimiliki oleh sasaran didik setelah berperan serta dalam proses
belajar dengan media. Tujuan instruksional ada dua yaitu tujuan instruksional
umum dan tujuan instruksional khusus. Perumusan tujuan instruksional dalam
pembelajaran Bahasa Inggris ini dilakukan dengan menggunakan cerita yang
operasional dan berorientasi pada sasaran didik. Tujuan instruksional
pembelajaran Bahasa Inggris dengan Media VCD di Madrasyah Ibtidaiyyah
telah mempertimbangkan sifat-sifat sasaran didik.
Berdasarkan hasil penelitian bentuk media VCD pembelajaran Bahasa
Inggris yang digunakan di Madrasyah Ibtidaiyyah meliputi, film–film yang
sudah disesuaikan dengan topik, penampilan gambar-gambar dengan teks
Bahasa Inggris dan terjemahannya, dan Lagu-lagu dalam Bahasa Inggris.
Dengan adanya media tersebut sangat membantu guru dalam mencapai tujuan
yang berdasarkan kurikulum pembelajaran bahasa inggris di Madrasyah
Ibtidaiyyah. Dari hasil penelitian respon guru dan siswa sangat baik, dimana
siswa merasa senang dan lebih mudah belajar Bahasa Inggris melalui media
cxxiii
VCD dan guru merasa terbantu dalam penyampaian pesan pembelajaran
Bahasa Inggris di Madrasyah Ibtidaiyyah.
4.1.2 Media VCD Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Kelas IV Madrasyah
Ibtidaiyyah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media VCD pembelajaran Bahasa
Inggris untuk kelas IV Madrasyah Ibtidaiyyah sangat membantu siswa dalam
memahami mata pelajaran tersebut. Hal ini karena media VCD mampu
membuat siswa merasa senang untuk belajar. Sebelum melakukan proses
belajar mengajar, guru terlebih dahulu menentukan topik yang disesuaikan
dengan media yang akan digunakan. Topik disini menjadi dasar dari pengajaran
dan menggambarkan ruang lingkupnya. Agar topik sesuai dengan kurikulum
yang dibutuhkan oleh siswa maka dilakukan analisis kebutuhan belajar siswa.
Analisis kebutuhan siswa dalam penelitian ini yaitu :
Siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten
Jepara. Dalam Pr0000oses belajar mengajar masih cenderung menerapkan cara
- cara konvensional. Metode ceramah masih menjadi satu-satunya metode yang
sering digunakan untuk menyampaikan pesan kepada peserta didik.
Fenomena pembelajaran klasikal yang terjadi pada Madrasah Ibtidaiyyah
tersebut membawa dampak ikutan dan kendala bagi guru, khususnya guru
Bahasa Inggris. Salah satu kendala yang sering terjadi adalah distorse atau
noise. Selain itu ada kendala lain seperti keterbatasan fisik dan tingkat
cxxiv
interpretasi siswa terhadap pesan yang disampaikan guru yang tidak sama satu
sama lain.
Berdasarkan hal–hal di atas, maka seorang guru memerlukan kehadiran
media untuk mengatasi berbagai hambatan yang dijumpai di kelas. Media–
media tersebut banyak sekali macamnya. Salah satu media yang pengembang
yang ditawarkan adalah Media Audio Visual VCD. Sedangkan mata pelajaran
yang hendak diatasi kendalanya agar mudah dalam memahami pelajaran
kosakata Bahasa Inggris, sehingga siswa akan lebih tertarik dan mudah
menerjemahkan arti kosakata tersebut. Selama ini sering kali guru mengalami
kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif untuk mata
pelajaran Bahasa Inggris.
Alasan penerapan dan penggunaan media VCD ini untuk meminimalisasi
distorsi karena media VCD ini mudah penggunaannya; media VCD ini mampu
menarik perhatian siswa dan mampu merangsang siswa untuk belajar serta
menarik minat siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris, sehingga pesan
yang disampaikan dapat ditangkap dengan baik. Dengan demikian media VCD
hadir sebagai upaya memenuhi kebutuhan belajar siswa kelas IV Madrasah
Ibtidaiyyah Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas IV Madrasyah
Ibtidaiyyah dengan media VCD, perlu menentukan tujuan instruksional baik
umum maupun khusus. Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran
khusus untuk mata pelajaran Bahasa Inggris pokok bahasan animal dengan
menggunakan Media VCD bagi siswa kelas IV ini adalah :
1. Tujuan Umum
cxxv
Setelah mengikuti program ini diharapkan siswa dapat memahami dan mengerti
arti terjemahan dari kosakata yang ada dalam pembelajaran Bahasa Inggris
melalui media VCD ini.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendengarkan menyimak VCD yang disajikan dikelas diharapkan.
(1) Siswa dapat menuliskan kata-kata sederhana yang dipelajari
(2) Siswa dapat menyebutkan macam – macam hewan
(3) Siswa dapat menambah dan memperkaya pembendaharaan kata dalam
Bahasa Inggris
(4) Siswa dapat mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Inggris
(5) Siswa dapat menyalin kata-kata sederhana yang telah dipelajari
(6) Siswa dapat memiliki rasa senang terhadap pelajaran bahasa Inggris
sehingga timbul keinginan untuk belajar
(7) Siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris secara sederhana
(8) Siswa dapat melakukan percakapan sederhana
Kemudian mengidentifikasi Garis Besar Isi Program Pembelajaran Bahasa
Inggris siswa kelas IV Madrasyah Ibtidaiyyah (GBIPP) dalam program
penelitian media audio visual VCD ini, yaitu:
Produk Media : VCD Pendidikan
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Judul : THE ADVENTURE OF MOUSE DEER
Sasaran : Siswa Kelas IV MIN Bawu Batealit Jepara
Durasi : 40 Menit
cxxvi
Dalam penelitian ini media audio visual digunakan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran kosakata bahasa inggris pada siswa kelas IV MIN Bawu
Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara. Menggunakan media audio visual VCD
ini maka, siswa dapat memperoleh pengalaman melalui penyajian materi
pengajaran yang menggunakan gambar hidup (motion picture) atau film.
Dengan adanya gambar-gambar yang diproyeksikan dengan kecepatan yang
teratur dan secara kontinu, maka gerakan normal dari manusia, hewan maupun
benda dapat dilihat oleh siswa. Terutama dalam media VCD siswa dapat
mendengar dan melihat secara langsung sehingga akan lebih mudah untuk
mengingat materi yang disampaikan.
4.1.3 Hasil Evaluasi Pada Media yang Pertama.
Judul film sudah cukup jelas, untuk media video yang pertama belum ada
terjemahannya Bahasa Indenesia sehingga siswa kurang dapat memahami arti
dari cerita yang ditampilakan dalam media yang pertama. Makna yang
terdapat pada judul tersebut juga kurang bisa membantu siswa untuk dapat
memahami isi dari cerita tersebut. Padahal kalau kita melihat dari fungsi media
visual itu sendiri adalah setiap gambar, model, benda, atau alat – alat lain yang
memberikan pengalaman visual yang nyata kepada sis wa. Alat Bantu visual
tersebut bertujuan untuk bertujuan untuk:
a. Memperkenalkan, membentuka, memperkaya, serta
memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak kepada siswa.
cxxvii
b. Mengembangkan sikap – sikap yang di kehendaki.
c. Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.
Konsep pengajaran visual didasarkan atas asumsi bahwa pengertian –
pengertian yang abstrak dapat di sajikan lebih kongrit. Namun dalam media
yang pertama belum mampu untuk membantu siswa dalam memahami dalam
hal – hal yang abstrak dalam cerita menjadi lebih kongrit, karena untuk
kelompok siswa kelas IV masih sulit untuk memahami cerita yang berbahasa
inggris hanya dengan mendengarkan saja.
Film yang pertama ini merupakan film yang autentik yang digunakan
sebagai media pengajaran Bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Dasar kelas IV.
Naskah Film ini di tulis oleh penulis sendiri yang di Bantu oleh Herry Igo
Saputra sebagai editor dan pengatur animasi. Media film ini dapat membantu
siswa dalam memahami jalannya cerita ynag ditampilkan. Hal ini akan lebih
kongrit lagi apabila siswa juga memahami Bahasa yang digunakan.
Dalam film ini pengalaman yang diberikan sebenarnya daapt di peroleh
melalui alat – alat lain yang sudah ada, missal dapat ditunjukkan dengan media
komik dan media gambar. Tetapi dengan media audio visual ini siswa dapat
belajarBahasa Inggris dengan metode listening atau menyimak jalannya cerita.
Hal ini dapat membantu siswa dalam belajar berdialog dengan Bahasa Inggris.
Dengan media film siswa juga dapat memahami perilaku tokoh dalam cerita
cxxviii
tersebut. Sehingga siswa dapat memilih atau menggolongkan perilaku –
perilaku yang tidak baik dengan perilaku tokoh yang dapat di jadikan tauladan.
Warna yang digunakan dalam film ini dapat memberi makna terhadap
hal yang di tampilkan, misal warna hijau akan memaknai warna dan tumbuhan
jenis rumput. Pemberian warna dalam film ini sangat membantu siswa untuk
memahami unsur – unsur yang ditampilakan. Khususnya dalam film autentik
akan dapat menambahkan realities itu. Sedangkan fotografi dalam film ini
sudah baik sehingga dapat menyampaikan pengertian atau informasi cerita
dengan cara lebih kongkrit atau lebih nyata.
Suara dalam film yang pertama ini sudah baik, tetapi karena untuk
menggambarkan ceriat dalam film ini menggunakan dialog berbahasa inggris
dan kosakata Bahasa Inggrius tanpa ada terjemahan Bahasa Indonesianya,
maka siswa merasa sedikit kesulitan dalam memahami jalannya cerita.
Sehingga perlu adanya pengembangan media film dalam pembelajaran Bahasa
Inggris untuk siswa kelas IV, dengan menampilakn teks terjemahannya.
Karena pada dasarnya suara dalam film selain dapat memberikan gambaran
yang paling mendekati pengalaman sebenarnya secara menarik, dapat
memberikan kesan tentang ruang dan waktu, dapat menimbulkan realita pada
gambar dalam bentuk impresi yang murni dan sebagainya.
Untuk mendiskripsikan film yang pertama ini mengunakan film cerita
yang induktif, dengan latar belakang kehidupan dihutan dengan tokoh cerita
cxxix
binatang yang mempunyai berbagai karakter.. Sebagai tokoh cerita di film ini
adalah kancil binatang yang mempunyai akal panjang (cerdik) dan gajah yang
mempunyai tubuh besar dan tetapi mudah di tipu serta di bantu beberapa tokoh
binatang lainnya. Dari film ini dapat memberiakn pengalaman nyata pada siswa
(realitas kehidupan). Melalui film ini banyak yang dapat di pelajari oleh siswa
dengan jelas dan menarik, seperti kejadian kejadian jelas dalam kehidupan,
pengalaman nyatan dalam berteman, dan berbagai proses lain.
Penggunaan media yang pertama ini menurut guru mata pelajaran
Bahasa Inggris sudah cukup menarik siswa dalam proses belajar mengajar.
Hanya saja siswa masih kesulitan untuk memahami inti dari cerita, karena
media ini tidak menampilkan teks terjemahannya karena sehingga TIU belum
tercapai dan guru masih harus menerangkan kembali dengan menggunakan
Bahasa Indonesia. Dengan teknik demikian siswa dapat belajar Bahasa Inggris
lebih cepat.
Film yang pertama ini sebagai media dalam proses belajar Bahasa
Inggris siswa Madrasyah Ibtidaiyyah kelas IV masih ada kekurangannya seperti
diuraikan di bawah ini:
a. Film ini menggunakan dealog dengan Bahasa Inggris tanpa adanya teks
terjemahannya, sehingga ada beberapa besar siswa yang masih kesulitan dalam
memahami jalannya cerita.
cxxx
b. Karena film ini bersuara, maka tidak dapat diselingi dengan keterangan –
keterangan yang di ucapkan selama film di putar. Memang film dapat di
hentikan sementara waktu untuk memberi penjelasan, namun hal itu akan
mengganggu keasyikan siswa.
c. Jalan film terlalu cepat; tidak semua siswa mengikutinya dengan baik.
Terutama dialog yang digunakan dalam film ini dengan Bahasa Inggris murni
tanpa terjemahan, untuk siswa Madrasyah Ibtidaiyyah kelas empat mereka
kurang dapat mencerna apa yang berlalu di hadapan mata dan yang di dengar
oleh telingga mereka dalam tempo yang begitu cepat.
Secara umum media audia visual ini dapat membantu dalam proses
pembelajaran, penerangan dan penyuluhan akan mencapai hasil jauh lebih
besar dalam waktu yang jauh lebih singkat serta membantu komunikasi
pembelajaran, penerangan dan penyuluhanakan mencapai hasil jauh lebih besar
dalam waktu yang jauh lebih singkat serta membantu komunikasi langsung dan
menyenangkan.
4.1.4 Hasil Penilaian Pada Media VCD Pengembangan.
Dalam media yang sudah di kembangkan judul film jelas dengan
penampilan teks terjemahannya sehingga makna dalam film tersebut mampu
diserap oleh siswa. Siswa dapat belajar membaca, mendengarkan sekaligus
menulis kosakata Bahasa Inggris melalui media tersebut.
cxxxi
Film dalam media yang dikembangkan ini merupakan film autentik yang
digunakan sebagai media pengajaran Bahasa Inggris bagi siswa Madrasyah
Ibtidaiyyah kelas empat. Naskah film ini dibuat oleh penulis di bantu oleh
Herry Igo saputra sebagai editor dan pengatur animasi. Media film ini dapat
membantu siswa secara lebih mudah untuk memahami jalannya cerita yang di
tampilkan karena dalam media yang kedua ini.
Warna dan suara dalam film ini dapat memberikan gambaran yang
mewakili sesuatu, atau sudah dapat mengkongkritkan terhadap benda yang
sebelumnya masih terlihat abstrak. Suara sudah dapat mengumpamakan bunyi
– bunyi dari binatang yang ditampilkan film tersebut. Pemberian warna dalam
film ini sangat membantu siswa untuk memahami unsur – unsur yang
ditampilkan. Khususnya dalam film autentik akan dapat menampilkan realitas
kepada medium yang realities itu. Sedangkan fotrografi dalam medai ini sudah
baik sehingga dapat menyampaikan pengertian atau informasi cerita dengan
cara lebih kongkrit atau lebih nyata.
Media pengembangan ini lebih mudah di gunakan oleh guru – guru
Madrasyah Ibtidaiyyah, khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris karena media
film dengan menggunakan teks terjemah Bahasa Indonesia. Sehingga TIU
sudah dapat disampaikan dengan media VCD pengembangan dan guru tidak
usah menyampaikan kembali dalam Bahasa Indonesia. Hal itu dapat di
cxxxii
simpulkan bahwa media pengembangan lebih efektif dalam pembelajaran untuk
siswa Madrasyah Ibtidaiyyah.
Media Pengembangan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris
Madrasyah Ibtidaiyyah kelas IV masih ada kelemahan. Dimana dengan
penggunaan media film tidak dapat di jelaskan di tengah – tengah perputaran
film, karena dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam memahami film
tersebut. Karena film itu bersuara, maka tidak dapat diselingi dengan
keterangan – keterangan selagi film itu di putar. Memang film itu dapat di
hentikan sementara waktu untuk memberikan penjelasan, namun hal itu akan
mengganggu kesyikan siswa.
Secara umum, media audio visual sangat membantu jalannya pembelajaran,
penerangan dan penyuluhan akan mencapai hasil jauh lebih besar dan dalam
waktu yang lebih singkat. Guru juga dapat menerapkan pembelajaran yang
afektif, kognitif dan psikomotirik dengan teknik ini siswa dapat belajar
listening, reading dan writing secara bersamaan.
4.1.5 Keefektifan Media VCD Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris di
Kelas IV MIN Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara
a. Deskriptif
Pelajaran bahasa inggris merupakan salah satu pelajaran yang sulit menurut
siswa, maka dalam proses belajar mengajarnya perlu menggunakan media yang
cxxxiii
dapat menarik minat siswa. Media audio visual dengan VCD ini akan dapat
membantu siswa dalam belajar kosakata bahasa inggris maupun
pengucapannya. Dengan metode VCD, guru telah menerapkan metode belajar
bahasa inggris secara listening dan speaking. Dimana siswa dapat belajar
mendengarkan dan mengucapkan kata-kata dalam Bahasa Inggris yang sudah
didengarnya lewat pemutaran film. Sehingga siswa memperoleh pengalaman
secara nyata dan akan lebih mudah belajar Bahasa Inggris.
Berdasarkan hasil penelitian dapat kita ketahui bahwa penggunaan media
VCD dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris di Kelas IV MIN Bawu
Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara memungkinkan penyajian pembelajaran
dapat disajikan secara menarik, inovatif dan dapat digunakan sendiri. Selain
siswa akan lebih cepat menerima materi yang disampaikan, materi akan lebih
mudah diingat dan selalu membekas dalam ingatan apabila disajikan dengan
media audio visual.
Terutama media VCD yang ditampilkan telah menampilkan teks
terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, akan lebih memudahkan siswa untuk
mengingat dan memahami terhadap materi yang disampaikan. Karena dengan
media VCD tersebut siswa selain mendengar dialog dalam Bahasa Inggris juga
dapat melihat tulisan beserta terjemahannya. Sehingga akan tercapai efektifitas
dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris. Media VCD ini digunakan
sebagai media pembelajaran kosakata Bahasa Inggris di Kelas IV MIN Bawu
cxxxiv
Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara karena secara umum mempunyai
berbagai kelebihan diantaranya:
1. Dengan menggunakan VCD (diseratai suara atau tidak), kita dapat
menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerak yang ditunjukkan itu dapat
berupa rangsangan yang serasi, atau berupa respon yang diharapkan dari siswa.
Misalnya program pendek (vegnette) memperlihatkan interaksi dari tokoh yang
ditampilkan. Dengan melihat program ini siswa dapat melihat apa yang “harus
atau jangan” dilakukan.
2. Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar
maupun nilai hiburan dari penyajian itu.
3. Informasi yang dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di
lokasi (kelas) yang berbeda, dan dengan jumlah penonton atau peserta yang tak
terbatas, dengan jalan menempatkan monitor (pesawat televisi”) di kelas-kelas.
4. Anda akan mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi
pelajaran/latihan, yang dapat digunakan secara interaktif dengan buku, alat atau
benda lainnya.
5. Sutau kegiatan belajar mandiri dimana siswa belajar sesuai dengan
kecepatan berpikir masing-masing (Soeharto; 1988: 103).
Dengan demikian sudah jelas bahwa media VCD pembelajaran kosakata
Bahasa Inggris sangat membantu para guru dalam proses belajar mengajar
siswa kelas IV ini, dan tujuan dari pembelajaran juga dapat tercapai dengan
baik.
cxxxv
b. Analisis Statistik Dengan Uji T-test
Berdasarkan hasil analisis SPSS For Windows dengan memasukkan semua
data yang ada N menunjukan data yang terproses adalah 5. Dengan rata-rata
atau Mean untuk X1 dan X2 masing-masing sebesar 4,800 dan 7,400, Standart
deviasi untuk X1 dan X2 masing-masing 0,447 dan 0,547. Serta datanya
berdistribusi normal.
Untuk itu dilakukan uji T-test dengan membandingkan hasil pre test ( uji
coba sebelum pengembangan media VCD) dan post test (uji coba setelah
pengembangan VCD) yang diuji cobakan pada 5 siswa dapat diketahui bahwa
nilai thitung (5,614) > ttabel (2,015) yang berarti keputusannya adalah menolak
hipotesis (H0) dan menerima hipotesis (H1) atau dengan kata lain setelah
adanya pengembangan media VCD pembelajaran kosakata bahasa Inggris
untuk siswa kelas IV MIN Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara tingkat
efektifitasnya lebih tinggi daripada media VCD awal.
4.2 Pembahasan
Pengembangan media audio visual memungkinkan penyajian pembelajaran
dapat disajikan secara menarik, inovatif dan dapat digunakan sendiri. Selain
cxxxvi
siswa akan lebih cepat menerima materi yang disampaikan, materi akan lebih
mudah diingat dan selalu membekas dalam ingatan apabila disajikan dengan
media audio visual. Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi
desain ke dalam bentuk fisik. Pengembangan mencakup banyak variasi
teknologi yang digunakan dalam pembelajaran (Barbara. BS dan Rita. CR,
1960: 38)
Dalam pengembangan terdapat keterkaitan yang komplek antara teknologi
dan teori yang mendorong baik desain pesan maupun strategi pembelajaran.
Subkategori kawasan pengembangan ini mencerminkan perkembangan
kronologis dari teknologi. Pada pertumbuhan dari suatu teknologi ke teknologi
yang lain. Namun dalam pengembangan dalam penelitian ini hanya
mengembangkan bentuk fisik dari media yang sama yaitu media audio visual
dengan VCD.
Media audio visual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk
menyajikan pesan-pesan audio dan visual (Barbara. BS dan Rita. CR, 1960:
41). Pembelajaran media audio visual dengan VCD memungkinkan
pemproyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan
visual yang berukuran besar. Sehingga siswa mampu memahami materi yang
disampaikan dan selalu mudah diingat.
cxxxvii
Tetapi dengan penggunaan media VCD tanpa terjemahan, siswa masih
merasa kesulitan untuk memahami isi dari cerita film yang ditampilkan.
Padahal tujuan dari penggunaan media ini untuk membantu siswa dalam belajar
bahasa inggris khususnya pokok bahasan animal pada siswa kelas IV MIN
Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara. Dengan demikian perlu adanya
pengembangan terhadap media yang pertama dengan alasan sebagai berikut:
4.2.1. Dalam memahami materi pokok bahasan animal yang disampaikan
siswa masih merasa kesulitan karena media VCD dengan tampilan film
berbahasa inggris tanpa adanya teks terjemahan dalam Bahasa Indonesia.
Sehingga membuat siswa sedikit kebingungan untuk memahami kosakata yang
diucapkan dalam dialog tokoh film yang ditampilkan.
4.2.2. Untuk kelompok siswa kelas IV tingkat sekolah dasar tidak
semuanya mempunyai kemampuan berpikir yang sesuai dengan kecepatan film
yang ditampilkan. Untuk itu masih perlu adanya bahan pendukung seperti
gambar atau yang lain dalam proses belajar bahasa inggris khususnya pokok
bahasan animal pada siswa kelas IV MIN Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten
Jepara.
4.2.3. Untuk penggunaan VCD yang pertama dengan mendengar dan
mengucapkan saja tanpa melihat tulisannya dan mengetahui artinya, maka
siswa akan mengalami kebingungan atas jalanya cerita dalam film yang
ditampilkan. Jadi seharusnya siswa juga mengetahui artinya dalam naskah yang
ditulis dengan bahasa inggris dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
cxxxviii
Dari hasil pengembangan dalam penelitian ini, yang dilakukan oleh penulis
terhadap produk media VCD pembelajaran kosakata Bahasa Inggris dengan
pokok bahasan animal pada siswa kelas IV MIN Bawu Kecamatan Batealit
Kabupaten Jepara mendapat respon yang baik. Dari hasil respon siswa yang
mengamati film dalam VCD yang diterjemahkan tersebut, rata-rata menyatakan
bahwa media VCD merupakan media pembelajaran yang menarik, dan mampu
menyampaikan pesan atau informasi yang disampaikan. Khususnya dalam
pelajaran bahasa inggris media VCD ini mampu melatih siswa untuk
mendengar, melihat dan mengucapkan, sehingga siswa akan merasa lebih
mudah mengingat materi atau informasi yang disampaikan oleh guru.
Sedangkan respon dari guru mata pelajaran Bahasa Inggris di MIN Bawu
Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara tersebut menyatakan sangat membantu
dalam proses belajar mengajar. Karena dengan menggunakan media VCD yang
sudah diterjemahkan tingkat keberhasilan pembelajaran dapat tercapai secara
lebih efektif. Dengan demikian siswa lebih mudah dalam memahami materi
pada mata pelajaran Bahasa Inggris khususnya kosakata Bahasa Inggris pada
topik animal.
Namun masih ada kelemahan dalam ujicoba kali ini yaitu selama film
diputar tidak dapat diberikan komentar atau keterangan secara langsung, karena
akan mengganggu keasyikan siswa yang sedang mengamati.
Secara keseluruhan dari hasil ujicoba produk media VCD ini, baik respon
dari guru dan siswa sebagian besar setuju dan menerima sebagai media
cxxxix
pembelajaran dan bahan ajar untuk menyampaikan pesan atau materi yang
bervariasi dengan mudah dipahami dan diingat oleh siswa.
cxl
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
5.1.2 Setelah dilakukan pengembangan dengan media VCD diketahui bahwa siswa
kelas IV MIN Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara lebih mudah
untuk memahami materi atau informasi yang disampaikan oleh guru, apabila
dibandingkan dengan penggunaan media VCD sebelumnya. Artinya tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara lebih efektif untuk materi bahasa inggris
pada siswa kelas IV Madrasyah Ibtidaiyyah.
5.1.3 Setelah adanya pengembangan media VCD pembelajaran Bahasa Inggris
untuk siswa kelas IV MIN Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara
terbukti lebih efektif apabila dibandingkan sebelum adanya pengembangan.
Hal ini dapat diketahui dengan uji t-test bahwa nilai thitung (5,614) > ttabel
(2,015) yang berarti keputusannya adalah menolak hipotesis (H0) dan
menerima hipotesis (H1).
5.1.4 Dengan adanya media vcd hasil pengembangan guru lebih mudah untuk
mencapai tujuan, lebih efektif dan efisien dalam penyampaian materi
pembelajaran Bahasa Inggris karena dalam satu media guru dapat
mengerjakan listening, writing dan reading secara bersamaan.
5.2 Saran
cxli
Berdasarkan hasil penelitian untuk pengembangan media audio visual
VCD, peneliti hanya dapat memberikan saran sebagai berikut:
5.2.1 Untuk Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan media VCD lebih efektif dan dapat
membantu siswa dalam memahami materi atau informasi yang disampaikan.
Untuk itu hendaknya sekolah dapat mengusahakan fasilitas media VCD
meskipun dengan biaya yang sedikit lebih mahal, akan tetapi tujuan proses
belajar mengajar akan tercapai secara efektif.
5.2.2 Untuk Siswa
Dengan hasil pengembangan media VCD untuk pembelajaran bahasa inggris
pada siswa kelas IV MIN Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara,
hendaknya siswa dapat lebih memahami tujuan dari pembelajaran dan bukan
hanya sekedar memahami gambar yang ditayangkan.
5.2.3 Untuk Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya, hendaknya dapat mengembangkan media pembelajaran
dengan menggunakan metode lain yang dapat menambah variasi media
pembelajaran dan menambah perbendaharaan bahan-bahan ajar dalam proses
pembelajaran bahasa inggris di sekolah dasar.
















DAFTAR PUSTAKA
                   
AECT. 1996. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali.
Anderson, Ronald.H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan media Video
Pembelajaran. Jakarta : Grafindo Pers.
Borg. Walter R. and Meredith Damien Gall. 1989. Educational Research. News
York : Longman
Daryanto. 1993. Media visual untuk Pengajaran Teknik. Bandung : Tarsito.
Depdikbud. 1994. Wajib Belajar 9 Tahun. Jakarta : CV. Duta Nasindo
Haryono, Anung. 1997. Pengembangan Program Media Instruksional. Semarang
Hamalik, Umar. 1994. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Huda, Nuril. 1999. Peningkatan Penguasaan Bahasa Inggris Untuk menghadapi
Globalisasi. Malang : IKIP Malang Publisher.
Joesmani. 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam Pembelajaran. Jakarta:
Depdikbud.
Nana Soejana, Ahmad Rifa’i. 1997. Media Pengajaran. Bandung : Cv. Sinar Baru.
Moleong, Lexy J. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Poerwadarminta. 1980. Kamus Lengkap Bahasa Inggris – Indonesia. Bandung:
Hasta.
Sadiman, Arief. 1993. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatan. Jakarta : Grafindo Pers.

Seels, Barbara B dan Richey, Rita.C. 1994. Instrucional Tecnology. Wasington
:AECT.
Slamet. 1987. Psikologi Prndidikan. Bandung : Rosdakarya.
cxliii
Soejito. 1992. Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta :Gramedia
Soeharto.1988. Desain Instruksional : Sebuah Pendekatan Praktis untuk
Pendidikan teknologi dan Kejuruan. Jakarta :Dekdikbud.
Sudjana, N. 2000. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sumber
Baru Al Gen Sindo.
TIM Pengembang MKDK IKIP Semarang. 1996. Administrasi Pendididkan.
Semarang : IKIP Semarang Press.
TIM Pengembangan PGSD. 1998. Strategi Belajar Mengajar II. Jakarta :
Depdikbud.
Wahyudin. 2002. Metode Penelitian Dengan Menggunakan SPSS For Windows
10.0 . Semarang : UNNES Press.
cxliv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar